2.5. Definisi Variabel
Variabelvariabel yang digunakan untuk menjelaskan bagaimana pengaruh komponen neraca pembayaran mempengaruhi nilai tukar antara neraca berjalan
currrent account dan neraca modal dan keuangan capital account. Variabel lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu M2 yang
merupakan jumlah uang beredar dalam arti luas, tingkat suku bunga R, produk domestik bruto PDB dan dummy krisis D. Untuk variabel nilai tukar ER
peneliti menggunakan nilai tukar nominal RpUS .
2.6. Hipotesa Penelitian
Dari perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Current account berpengaruh negatif terhadap nilai tukar Rupiah, dalam
artian meningkatnya current account akan mengakibatkan nilai nominal nilai tukar Rupiah mengalami penurunan apresiasi.
2. Capital account berpengaruh negatif terhadap nilai tukar Rupiah, dalam
artian meningkatnya capital account akan mengkibatkan penawaran terhadap mata uang asing akan bertambah di pasar uang sehingga nilai
nominal dari nilai tukar Rupiah mengalami penurunan apresiasi. 3.
Jumlah uang beredar dalam arti luas M2 berpengaruh positif terhadap nilai tukar Rupiah, dalam artian meningkatnya M2 akan mengakibatkan
tingkat suku bunga dalam negeri menjadi turun, maka hal tersebut akan mengurangi investasi yang masuk ke Indonesia. Menurunnya investasi
akan mengakibatkan penawaran mata uang asing menjadi menurun yang selanjutnya menyebabkan nilai tukar Rupiah mengalami depresiasi.
4. Kenaikan tingkat suku bunga R menyebabkan nilai tukar Rupiah
mengalami apresiasi. 5.
Kenaikan PDB berpengaruh menyebabkan nilai tukar terdepresiasi. 6.
Dummy krisis menyebabkan nilai tukar terdepresiasi.
III.METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini banyak dilakukan di Jakarta dan Bogor. Waktu penelitian ini
berlangsung pada bulan Februari hingga bulan Mei 2006.
3.2. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data kuartalan periode 1990:1 sampai dengan 2005:4. Data penelitian
diambil dari Bank Indonesia BI dan instansi terkait lainnya. Untuk mencari studi pustaka maka peneliti melakukan pengumpulan literatur berupa kumpulan materi
kuliah, jurnal, artikel dan bukubuku yang relevan untuk dijadikan sebagai sumber
penelitian.
3.3. Metode Analisis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Vektor Error Correction Model VECM. Metode ini mempunyai kelebihan jika dibandingkan dengan metode lain
yang konvensional, seperti Ordinary Least Square OLS karena dalam metode ini didahului oleh proses pengujian akar unit dan kointegrasi untuk meneliti apakah
variabel yang digunakan dalam sistem persamaan bersifat stasioner atau tidak. Menurut Sims dalam Thomas 1997, variabel yang digunakan dalam
model VECM dipilih sesuai dengan model ekonomi yang relevan dan hubungan
antara variabel tidak diperlukan secara apriori. Dengan kata lain semua variabel dalam sistem diperlakukan sebagai variabel endogen.
VECM digunakan untuk mendapatkan hubungan antara variabelvariabel dalam bentuk regresi kointegrasi. Model ini merupakan sistem persamaan dalam
bentuk VAR dari variabelvariabel yang dinyatakan dalam koreksi kesalahan error correction antara dinamika jangka pendek dari variabelvariabel terhadap
ekuilibrium jangka panjangnya. 3.3.1. Model Analisis Penelitian
Bentuk model analisis penelitian dapat dibuat dengan memasukkan variabelvariabel yang digunakan yaitu sebagai berikut:
1 3 1 1
1 2 1 4
2 3 2 1
2 2 2 4
3 1 3 2
3 4 3 3
4 1 4 2
4 4 4 3
5 1 5 2
5 3 5 4
6 1 6 2
6 3 6 4
7 1 7 2
2
t t
t t
t t
t
a L
a L
a L
a L
E R M
a L
a L
a L
a L
R a
L a
L a
L a
L K A
a L
a L
a L
a L
P D B a
L a
L a
L a
L C A
a L
a L
a L
a L
D a
L a
L a
é ù
ê ú
ê ú
ê ú
ê ú
= ê
ú ê
ú ê
ú ê
ú ê
ú ë
û
1 5 1 6
1 7 2 5
2 6 2 7
3 5 3 6
3 7 4 5
4 6 4 7
5 5 5 6
5 7 6 5
6 6 6 7
7 3 7 4
7 5 7 6
7 7
2
t t
t t
t t
t
a L
a L
a L
E R a
L a
L a
L M
a L
a L
a L
R a
L a
L a
L K A
a L
a L
a L
P D B a
L a
L a
L C A
L a
L a
L a
L a
L D
é ù é
ù ê
ú ê ú
ê ú ê
ú ê
ú ê ú
ê ú ê
ú ê
ú ê ú
ê ú ê
ú ê
ú ê ú
ê ú ê
ú ê
ú ê ë
û ë
û
1 2
3 4
5 6
7 t
t t
t t
t t
e e
e e
e e
e é
ù ê
ú ê
ú ê
ú ê
ú + ê
ú ê
ú ê
ú ê
ú ú
ê ú
ë û
dimana: ER
= Nilai Tukar RpUS M2
= Jumlah Uang Beredar R
= Tingkat Suku Bunga SBI 1 Bulan KA
= Capital Account CA
= Current Account PDB = Produk Domestik Bruto
D = Dummy Krisis
ε
it
= Guncangan Acak L
= Lag
Untuk mendapatkan tujuan penelitian yang diharapkan, maka dalam
menggunakan analisis VECM, dengan melewati tahapan proses berikut ini: 3.3.2. Pengujian Akar Unit
Pengujian ini bertujuan untuk menganalisis apakah suatu variabel stasioner atau tidak. Jika stasioner maka tidak ada akarakar unit, sebaliknya jika tidak
stasioner maka terdapat akarakar unit. Salah satu cara untuk menguji stasioneritas data adalah dengan menggunakan Augmented Dickey Fuller ADF test. Jika nilai
ADF statistiknya lebih kecil dari Mc Kinnon Critical Value maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut stasioner. Solusi yang dapat dilakukan apabila
berdasarkan uji ADF diketahui suatu data time series nonstasioner adalah dengan
melakukan penarikan differensial sampai data menjadi stasioner. 3.3.3. Penetapan Lag Optimal
Penentuan lag optimal VAR di sini adalah dengan menggunakan uji Likelihood Ratio. Setelah didapatkan lag yang optimal maka dalam pendekatan
VECM ordo lag tersebut akan dikurangi satu menjadi k1 sebagai tahapan untuk memperoleh rank kointegrasi berdasarkan pengujian Johansen yang akan diset
sebagai persamaan kointegrasi jangka panjang. 3.3.4. Pengujian Rank Kointegrasi
Analisis rank kointegrasi dilakukan untuk mengetahui berapa sistem persamaan yang dapat menerangkan dari keseluruhan sistem yang ada. Rank
kointegrasi dilakukan melalui uji Johansen Maximum Likelihood test yaitu dengan terlebih dahulu mengurangi ordo VAR k menjadi k1, maka diperoleh VECM
k1. Untuk menentukan berapa banyak rank yang terkointegrasi dalam jangka
panjang maka dalam uji Johansen Maximum Likelihood test terutama dengan berdasarkan maximal eigenvalue dan trace of stochastic matrix. Apabila
berdasarkan nilai ini menghasilkan rank kointegrasi yang berbeda maka digunakan asumsi tambahan yaitu berdasarkan selection criteria SBC dan HQC
yang menunjukkan angka yang terbesar. 3.3.5. Impulse Response Function IRF
Analisis IRF digunakan untuk melihat respon variabel tertentu terhadap guncangan variabel tertentu. Pengaruh guncangan dapat dilihat mulai dari awal
guncangan terjadi sampai pengaruh guncangan itu relatif stabil di masa
mendatang atau sampai mencapai keseimbangan jangka panjangnya. 3.3.6. Forecast Error Variance Decomposition FEVD
Analisis FEVD untuk melihat berapa besar kontribusi guncangan suatu variabel yang ditunjukkan oleh perubahan variance error terhadap perubahan
variabel tertentu. Dengan metode ini dapat dilihat kekuatan dan kelemahan dari masingmasing variabel dalam mempengaruhi variabel lainnya baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang.
IV. PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN DAN NILAI TUKAR RUPIAH