Pengujian Akar­Akar Unit Pengujian Lag Optimal

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Pengujian Akar­Akar Unit

Untuk melihat kestasioneran data yang akan dianalisis maka dilakukan uji akar unit. Uji ini dilakukan agar hasil regresi yang dilakukan tidak menghasilkan spurious regression. Uji akar unit dalam hal ini yaitu dengan membandingkan nilai statistik ADF suatu variabel dengan nilai kritisnya. Jika nilai mutlak dari ADF suatu variabel lebih besar dari nilai mutlak kritisnya maka variabel tersebut dikatakan stasioner. Hasil pengujian akar unit dapat dilihat pada Tabel 5.1 di bawah ini. Tabel 5.1. Hasil Pengujian Akar unit Nilai tes statistic DF atau ADF berdasarkan SBC terbesar Nilai tes statistic DF atau ADF berdasarkan SBC terbesar Variabel Level 1 st Different LER ­1,2015­2,2385 ­5,6484­5,6055 LM2 ­2,1045­0,45051 ­5,9886­6,2430 R ­3,0567­3,0353 ­6,3875­6,3300 LKA ­7,1287­7,0923 ­8,7619­8,6930 LPDB ­0,26089­1,3487 ­7,7043­7,6343 LCA ­7,8232­7,7558 ­7,5265­7,4587 Sumber : Lampiran 4 Keterangan: Pengujian stasioneritas di set memiliki maksimum lag empat baik di level maupun dalam first different. Nilai kritis 95 persen untuk tes statistik Dickey Fuller tanpa trend dan dengan trend pada level yaitu ­2,9109 dan ­3,4862, sedangkan untuk tes statistik Dickey Fuller tanpa trend dan dengan trend pada first different yaitu ­2,9118 dan ­3,4875. nilai di luar tanda kurung adalah tes statistik tanpa trend, sedangkan nilai dalam tanda kurung adalah niai tes statistik dengan trend. SBC = Schwarz Bayesian Criteria. Hasil uji akar­akar unit menunjukkan bahwa variabel LER, LM2 dan LPDB tidak stasioner pada level, maka uji akar unit dilanjutkan pada first different. Berdasarkan hasil uji akar unit pada tingkat first different menunjukkan bahwa semua variabel telah stasioner pada tingkat tersebut.

5.2. Pengujian Lag Optimal

Penggunaan lag optimal sangat penting dalam menggunakan metode VECM karena lag dari variabel endogen dalam sistem persamaan akan digunakan sebagai variabel eksogen. Untuk melihat lag optimal dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan uji Likelihood Ratio LR test. Uji statistik dimulai dari nilai­p p­value tertinggi hingga lebih kecil dari nilai nyatanya. Ordo optimal adalah jumlah lag sebelum tercapai nilai­p pertama kali tidak nyata pada α=0,05. Berdasarkan hasil pengujian lag dengan menggunakan uji LR, maka diperoleh lag optimal yaitu 4 hasil Uji lag Optimal dapat dilihat pada Lampiran 5.

5.3. Pengujian Kointegrasi