Nira kotor yang telah dialirkan ke peti penampungan nira kotor kemudian dipompa menuju rotary vacuum filter setelah sebelumnya
ditambahkan dengan bagacillo atau ampas halus dari stasiun penggilingan dengan tujuan untuk meningkatkan porositas endapan sehingga lebih
mudah untuk disaring, sedangkan nira jernih atau nira encer dari Multi Tray Clarifier
dialirkan ke penyaringan untuk menghilangkan endapan- endapan kotoran yang mungkin masih terbawa dalam nira jernih dan
selanjutnya dipompa menuju stasiun penguapan. Nira kotor ditambahkan dengan flokulan pada penampungan nira
kotor sebelum rotary vacuum filter untuk meningkatkan berat nira kotor yang akan disaring. Rotary vacuum filter ini memiliki diameter lubang
saringan 0.82 mm dan kecepatan perputaran 0.44 rpm. Mekanisme pada rotary vacuum filter adalah
bagian yang tercelup ke bak nira kotor dan terhubung dengan low vacuum akan mengakibatkan nira terangkat dan
menempel. Semakin ke atas hisapannya akan semakin kuat. Sambil berputar, lapisan nira kotor akan melewati beberapa sprayer air yang
menyemprotkan air dengan suhu 85
o
C, maka terjadilah proses pencucian filter cake
yang kemudian air pembilasnya ikut terhisap high vacuum, sedang kotorannya menempel terus di permukaan screen. Nira yang
terhisap akan dikirim ke tangki penampungan atau tangki nira tertimbang. Sedang blotong yang merupakan limbah padat yang terdiri dari kalsium
posphat dari hasil proses defekasi, kalsium sulfit dari hasil sulfitasi, ampas halus dan sebagainya yang bercampur di dalam nira, setelah melewati
wilayah yang tidak menghisap no vacuum dilepas dengan rubber scrapper
sehingga jatuh ke penampung.
3. Stasiun Penguapan Unit Operasi Evaporasi
Stasiun penguapan adalah stasiun yang bertujuan untuk menguapkan kandungan air yang terdapat pada nira jernih nira encer dari stasiun
pemurnian sehingga dihasilkan nira kental. Nira encer dari stasiun pemurnian masih mengandung air sekitar 80-85 . Nira encer akan
diuapkan hingga kekentalan ±32
o
Beume. Sistem penguapan menggunakan
18
7 buah evaporator, dalam pengoperasiannya badan 1 terdiri dari 2 buah evaporator, badan 2 juga terdiri dari 2 buah evaporator yang dioperasikan
masing-masing secara serial Quadrupple Effect, sedangkan badan 3 dan 4 masing-masing 1 buah evaporator, sehingga dalam sistem evaporasi
dapat diistirahatkan 1 buah evaporator. Setiap harinya evaporator yang diistirahatkan bergantian untuk mengalami penyekrapan dengan bahan
pembantu soda caustic. Nira encer yang dihasilkan dari pemurnian akan masuk ke badan
penguapan I. Prinsip dari evaporator pada stasiun penguapan adalah secara berkesinambungan. Badan penguapan IA dan IB akan diuapkan dengan
uap bekas uap dari turbin gilingan yang diturunkan suhunya lewat desuperheater
sehingga mempunyai suhu 125
o
C dan tekanan 1-1.1 kgcm
2
. Penggunaan uap bekas ini selain untuk menghemat penggunaan uap dalam pabrik, juga karena uap bekas lebih mudah menyalurkan panas
ke dalam nira. Sebelum masuk ke desuperheater, suhu dari uap bekas adalah
±200
o
C. Pada desuperheater, uap akan dispray dengan air konden yang panas 55-60
o
C sehingga terjadi kondensasi dan suhu uap turun menjadi sekitar 125
o
C. Apabila salah satu badan penguapan I sedang mengalami penyekrapan, badan penguapan IIA juga akan memakai uap
bekas, tetapi bila tidak maka badan penguapan IIA dan IIB memakai uap nira dari evaporator yang ada di depannya sebelumnya, demikian pula
badan penguapan III, IV, dan V akan memakai uap nira dari evaporator sebelumnya.
Nira jernih dari stasiun pemurnian akan masuk ke evaporator IA dan IB untuk diuapkan kandungan airnya. Nira encer yang masuk adalah
setinggi sepertiga dari pipa pemanas pipa calandria untuk mengoptimalkan proses penguapan nira encer. Nira encer dari evaporator
IA dan IB masuk ke evaporator IIA dan IIB dan mengalami penguapan kembali, demikian seterusnya hingga evaporator terakhir. Aliran nira
terjadi secara kontinyu karena dari badan penguapan I hingga badan penguapan terakhir tekanan uap semakin kecil dan tekanan vacuum
semakin besar. Adanya perbedaan tekanan menyebabkan nira dari badan
19
penguapan I akan mengalir hingga badan penguapan terakhir dari tekanan uap tinggi ke tekanan uap rendah. Nira kental dari evaporator terakhir
akan masuk ke tangki sulfitasi untuk ditambahkan dengan SO
2g
. Penambahan ini berguna untuk pemucatan warna atau bleaching nira
kental. Reaksi bleaching ini berdasarkan pada reaksi reduksi dari ikatan Fe
3+
ferro yang berwarna gelap menjadi Fe
2+
ferri yang berwarna cerah. Penambahan gas belerang ini mengakibatkan perubahan pH nira
menjadi 5.5 – 5.7. Nira kental ini kemudian akan dialirkan ke peti penampungan sebelum diproses lebih lanjut di stasiun masakan.
Badan pertama akan memakai uap bekas dengan suhu 125
o
C. Uap dari badan penguapan I akan dipakai pada badan penguapan II. Uap yang
berasal dari badan penguapan II akan digunakan dalam badan penguapan III, demikian seterusnya hingga evaporatoe terakhir. Uap dari evaporator
terakhir akan melewati separator untuk dipisahkan antara uap dan nira yang terbawa dalam uap. Nira yang terbawa dengan uap tersebut
kemudian dialirkan ke timbangan Boulogne dan uapnya akan diteruskan masuk ke kondensor. Kondensor ini berfungsi untuk membuat keadaan
vacuum dalam evaporator III, IV, dan V dengan prinsip kondensasi uap.
Uap yang masuk ke dalam kondensor akan bersentuhan dengan spray air dari bagian atas sehingga terjadi perubahan fase dari uap menjadi air.
Perubahan fase ini akan menyebabkan penurunan suhu dan penurunan volume sehingga menyebabkan tekanan vacuum semakin besar hampa.
Air jatuhan kondensat dari kondensor ini bersuhu 50-55
o
C. Air jatuhan ini akan disirkulasikan kembali untuk proses setelah mengalami
pendinginan dan penetralan bau dan pH dengan bakteri BT-55 dalam spray ponds
. Dalam evaporator terdapat pipa amonia yang berfungsi untuk
mengeluarkan gas-gas tak terembunkan dalam proses penguapan, karena kandungan 3 gas tak terembunkan dalam penguapan akan mengurangi
30 efektifitas penguapan atau proses pindah panas antara uap dan nira Hukum Reliux. Gas tak terembunkan pada badan penguapan I dan II
akan langsung dikeluarkan ke udara luar udara terbuka, sedangkan untuk
20
badan penguapan III, IV, dan V gas-gas tak terembunkan akan dialirkan ke kondensor untuk kemudian dikeluarkan ke udara luar. Hal ini adalah agar
keadaan vacuum dalam badan penguapan tidak terganggu namun gas-gas tak terembunkan tetap dapat dikeluarkan.
4. Stasiun Kristalisasi