juga dilakukan di flash tank dan bak pada rotary vacuum filter dengan tujuan untuk meningkatkan densitas nira kotor sehingga akan lebih mudah
untuk disaring. Jenis flokulan yang digunakan adalah kurifloc e. Desinfektan
Desinfektan yang digunakan adalah jenis Buckom NT. Bahan kimia ini digunakan untuk membunuh bakteri pengkontaminasi nira mentah.
Pemberian desinfektan ini adalah dengan cara disemprotkan pada talang- talang nira yang memungkinkan adanya mikroba seperti Leuconostoc sp
dan sebagainya. f. Caustic Soda
Cau stic soda NaOH dalam proses pembuatan gula digunakan untuk
pembersihan skrap evaporator. Bahan kimia ini berfungsi sebagai pelunak kerak-kerak yang terbentuk sehingga tidak menghalangi proses
pindah panas dalam nira.
B. Proses Produksi
Proses pengolahan bahan baku yaitu tebu menjadi gula di PG. Pesantren Baru Kediri terdiri dari beberapa stasiun pengolahan. Stasiun pengolahan
yang saat ini dijalankan adalah stasiun gilingan ekstraksi, stasiun pemurnian purifikasi, stasiun penguapan evaporator, stasiun kristalisasi,
stasiun sentrifugasi dan penyelesaian.
1. Stasiun Gilingan Unit Proses Ekstraksi
Stasiun gilingan bertujuan untuk mengekstrak nira yang terkandung di dalam tebu semaksimal mungkin sehingga hanya sedikit jumlah gula
yang terikut dalam ampas . Selama musim giling 2004, jumlah tebu tergiling terbanyak berada pada periode 11 atau pada 15 hari terakhir,
yaitu sebanyak 85178.7 ton tebu. Jumlah tebu tergiling selengkapnya pada musim giling 2004 ditunjukkan dalam Gambar 3 berikut ini.
12
Gambar 3. Jumlah tebu tergiling PG. Pesantren Baru Kediri selama musim giling 2004.
Tebu dari lori diangkat ke meja tebu oleh unloading crane kemudian tebu akan masuk ke cane carrier, demikian pula dengan tebu yang masuk
dari truck tippler. Cane carrier akan membawa tebu ke cane cutter I, yaitu alat untuk memotong tebu menjadi ukuran yang lebih kecil sehingga
mempermudah proses selanjutnya. Tebu yang tercacah akan masuk ke Cane Cutter
II yang memotong tebu menjadi ukuran yang lebih kecil lagi. Cacahan tebu dari Cane Cutter II akan masuk ke Carding Drum
yang berfungsi untuk mengatur cacahan tebu yang akan masuk ke HDHS Heavy Duty Hammer Shredder dengan tujuan pengaturan agar cacahan
tebu dapat masuk merata sehingga tidak menimbulkan beban yang terlalu berat untuk HDHS. Tujuan dari HDHS adalah menyempurnakan cacahan
tebu dari cane cutter sehingga serabut tebu menjadi lebih halus lagi dengan cara pukulan impact berkali-kali.
Cacahan tebu kemudian akan dibawa oleh Cane elevator yang bertipe rantai dan penggaru ke gilingan I untuk dilakukan proses ekstraksi
pertama kali. Elevator ini memiliki sudut elevasi sebesar 49
o
. Dari gilingan I, ampas akan ditarik dengan IMC Intermediate Carrier yang bersudut
39
o
untuk masuk ke gilingan II. Ampas dari penggilingan 1 kemudian masuk ke penggilingan II
untuk mengalami pemerahan kembali dan ampas tebunya akan ditarik
Jumlah Tebu Tergiling Musim Giling 2004
20000 40000
60000 80000
100000
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Periode J
u m
la h
T e
bu T
on
13
dengan IMC untuk dibawa ke penggilingan III, demikian seterusnya hingga penggilingan V.
Ampas di penggilingan IV diberikan air imbibisi dengan suhu 60
o
C dengan tujuan untuk melarutkan sisa nira yang masih terdapat dalam
ampas tebu. Bersama air imbibisi juga ditambahkan bahan pembantu yaitu larutan Karmand SN-01 untuk membuka sel tebu sehingga nira dalam tebu
bisa terekstrak. Nira mentah dari penggilingan V akan dipompa dan dialirkan
kembali ke gilingan III sebagai nira imbibisi majemuk. Nira mentah di tangki penampungan nira gilingan IV akan dialirkan ke gilingan II, dan
dari tangki penampung gilingan III nira mentah akan dialirkan ke gilingan I. Hal ini bertujuan untuk membasahi ampas sehingga pemerahan nira bisa
berlangsung lebih optimal. Ampas dari gilingan V akan dibawa oleh conveyor belt
menuju ketel dan digunakan sebagai bahan bakar ketel. Nira mentah dari penggilingan I dan II akan masuk ke peti nira
mentah kemudian disaring dalam rotary screen untuk meminimisasi jumlah ampas dalam nira, kemudian nira mentah masuk ke Sand Vanger
yang berguna untuk memisahkan kotoran yang bersifat fisik seperti pasir, debu, dan kotoran lain. Selanjutnya nira mentah dialirkan ke stasiun
pemurnian. Bahan penunjang yang diigunakan di stasiun penggilingan ini adalah
desinfektan yang berfungsi untuk mematikan mikroorganisme merugikan seperti Leuconostoc sp yang dapat merusak sukrosa. Larutan desinfektan
yang digunakan adalah Buchom NT sebanyak 1-2 ppm. Larutan ini disemprotkan ke talang-talang nira mentah. Selain itu juga ditambahkan
larutan kapur atau CaOH
2
untuk menaikkan pH nira dari 5.2 menjadi sekitar 6.2 – 6.3 agar resiko perpecahan nira bisa berkurang.
Rendemen potensi tebu adalah sebesar 7,29 dan rendemen efektifnya sebesar 7,02. Kapasitas terpasang untuk operasi pabrik adalah sebesar
6000 TCD, namun kapasitas kenyataan yang ada di pabrik adalah sebesar 5000 TCD. Jam berhenti giling yang dikarenakan kendala mesin dan non-
14
mesin adalah sebesar 9,1 data 2004, dengan demikian rata-rata pabrik beroperasi selama 22 jam dalam sehari.
2. Stasiun Pemurnian Unit Operasi Purifikasi