berikut: tanah, rumah, kebun, sumber daya hutan, sumber daya danau, sungai dan lahan serta benda lain yang dipersamakan dengan itu, sedangkan menurut hukum adat
setempat mungkin saja ada penggolongan yang lain. Dalam melaksanakan kegiatan kesehariannya masyarakat Kabupaten
Simalungun secara umum dan masyarakat lokal tepi Danau Toba secara khusus melaksanakan pengelolaan sumber daya alamnya berdasarkan kebiasaan-kebiasaan
yang sudah berjalan terus menerus dan menjadi warisan dari leluhur mereka, dari sinilah muncul hubungan mereka dengan sumber daya alam yang mereka kuasai
sebagai bagian dari kehidupan masyarakat lokal tepi Danau Toba.
2.6. Penelitian Sebelumnya
Imbiri 2006 dalam tesisnya “Pengelolaan Sumberdaya Alam Berbasis Masyarakat Lokal di Kampung Yoka Tepi Danau Sentani”, dengan pendekatan
deskriptif eksploratif-partisipatory observation, menyimpulkan bahwa pengelolaan sumberdaya alam dengan konsep-konsep lokal dan sederhana ternyata lebih adil dan
memberikan perlindungan atau proteksi sehingga sumberdaya alam berupa perairan danau, rawa dan lahan daratan tetap terjaga keberadaannya meskipun disana sini
telah terjadi perubahan-perubahan penggunaan lahan dan luas pemilikan lahan. Sudiono 2008 dalam tesisnya “Analisis Pengelolaan Terumbu Karang pada
Kawasan Konservasi Laut Daerah KKLD Pulau Randayan dan Sekitarnya Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat” dengan menggunakan analisis
KEKEPAN SWOT disesuaikan dengan Master Plan KKLD dan RTR Laut, Pesisir
Universitas Sumatera Utara
dan P3K Kabupaten Bengkayang. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kondisi terumbu karang di KKLD tergolong dalam kondisi sedang lifeform = 50,33 ,
Kualitas perairan baik dan subur, arus 72 cmdet N-S dan 17.5 cmdet. E-W, kecerahan 1- 9 meter, salinitas 21-30 ‰, dan suhu 27,8 - 30,2
C. Potensi ancaman kerusakan terumbu karang oleh penangkapan ikan yang merusak bagan tancap dan
bubu serta berlebihan, sedimentasi, jangkar kapal transportasi umum dan pariwisata masih berlangsung hingga saat ini. Penyebabnya adalah faktor kepedudukan,
kemiskinan, kelembagaan, serta rendahnya pemahaman tentang pentingnya terumbu karang dan kurangnya komitmen pemerintah untuk mengimplementasi perencanaan
pengelolaan terumbu karang sesuai Master Plan KKLD.
2.7. Kerangka Pemikiran
Danau Toba merupakan salah satu sumber daya alam di Kabupaten Simalungun dan danau terbesar di Indonesia yang sudah dikenal sebagai salah satu
objek wisata. Disamping potensinya sebagai objek wisata, Danau Toba juga memiliki potensi lain yakni sebagai sumber sumberdaya alam pertanian perikanan, dan
kehutanan. Pengelolaan masyarakat lokal tepi Danau Toba Kabupaten Simalungun dalam
mengelola sumberdaya alam tersebut dipengaruhi oleh tradisional masyarakat dan kearifan lokal yang dijalankan masyarakat lokal tepi Danau Toba Kabupaten
Simalungun dalam mengelola sumberdaya alam untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Pengelolaan sumberdaya alam yang mengeliminir degradasi ekosistem Danau Toba dapat memberikan manfaat bagi masyarakat lokal tepi Danau Toba dalam
kelangsungan memperoleh mata pencaharian yang tetap bagi masyarakat dengan memanfaatkan potensi kawasan Danau Toba secara arif dan bijaksana sekaligus
diharapkan dapat menjaga keseimbangan ekosistem perairan Danau Toba dalam pengembangan wilayah Kabupaten Simalungun. Untuk lebih jelasnya kerangka
pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Sumberdaya Alam
Pengelolaan Masyarakat Lokal
Pengembangan Wilayah Kabupaten Simalungun
Pendapatan Masyarakat
Tradisional Kearifan Lokal
Pertanian Perikanan
Hutan Pariwisata
Danau Toba
Universitas Sumatera Utara
2.8. Hipotesis