Ventricular Septal Defect VSD, Tetralogy of Fallot TOF, Isolated Patent Ductus Arteriosus PDA, dan Patent Foramen Ovale PFO.
Peneliti mendapatkan tipe kelainan jantung yang paling banyak ditemukan sepanjang tahun 2008 hingga 2010 di RSUP Haji Adam Malik adalah
VSD yaitu sebanyak 40, diikuti dengan ASD sebanyak 25 dan PFO sebanyak 10. Tipe lain sebanyak 5, dan ada tiga kasus 15 dimana
pasiennya menderita lebih dari satu jenis kelainan jantung. Hasil yang didapatkan peneliti sama dengan yang ditemukan
Laursen 1998. Dalam penelitian yang beliau lakukan, daripada 80 pasien anak sindrom Down dengan kelainan jantung, 49 mendapat VSD.
Berbeda dengan Sang C. 1977 beliau mendapati kasus paling banyak dalam penelitiannya adalah AVD sebanyak 43 diikuti dengan VSD 32.
Sallie B. 1998 turut memperoleh hasil tipe terbanyak AVD dengan jumlah 45 diikuti dengan VSD 35. Beliau juga ada mengemukakan
bahwa tipe VSD sering disertai dengan kelainan jantung yang lain. Penelitian yang dijalankan oleh J.I.E. Hoffman 1995 yg menggunakan
sampel yang lebih besar mendapatkan tipe VSD adalah paling sering terjadi yaitu 30.7 diikuti dengan PDA 13.5.
Berdasarkan hasil, peneliti mendapati kejadian penyakit jantung kongenital adalah lebih sering pada anak laki – laki berbanding
perempuan. Walau demikian tidak ditemukan penelitian yang terdahulu yang mengaitkan prevalensi kejadian penyakit jantung kongenital dengan
kelamin tertentu. Tetapi didapatkan pendapat yang mengatakan bahwa survival pada anak penderita sindrom Down perempuan adalah lebih
rendah, menyebabkan kelainan jantung yang ditemukan hari ini lebih banyak pada anak penderita sindrom Down yang laki - laki.
5.2.4 Skrining Awal Untuk Mendeteksi Kelainan Jantung
Dalam penelitian, peneliti mendapati anak usia termuda yang didiagnosa mendapat kelainan jantung adalah berusia tiga hari. Ini
menunjukkan bahwa skrining boleh dilakukan seawal mungkin untuk
Universitas Sumatera Utara
mendeteksi sebarang kelainan jantung pada anak penderita sindrom Down. Copel JA 1987 telah melakukan echocardiography pada 1022 fetus. Dari
jumlah itu, 74 ditemukan mendapat kelainan pada struktur jantung yang nantinya akan menjadi penyakit jantung kongenital. Lancet 1996 telah
melakukan penelitian keatas 3085 wanita hamil yang datang untuk kontrol kehamilan pada usia gestasi 18 hingga 28 minggu. Hasilnya, 46 kasus
kelainan jantung kongenital telah beliau temukan. Sharland 1992 telah menjalankan penelitian yang sama seperti Lancet. Dalam waktu 2.5 tahun,
36 dari total responden dalam penelitian beliau didiagnosis hamil dengan anak yang mendapat kelainan jantung. Walaupun ada di antara
penelitian diatas yang menggunakan responden yang tidak menderita sindrom Down, ini menjadi indikasi bahwa anak – anak dengan sindrom
Down harus diskrining awal karena kelainan genetik yang didapat mereka menyebabkan resiko mendapat kelainan jantung adalah lebih tinggi.
Walaupun begitu, menurut hasil yang diperoleh, 39.5 pasien adalah anak sindrom Down yang berumur antara dua bulan hingga satu
tahun. Faktor ini mungkin berpunca dari gejala – gejala penyakit jantung yang baru terlihat pada anak tersebut. Keberadaan sarana mungkin
menjadi penghalang mengapa penyakit jantung kongenital pada anak tidak dapat dideteksi pada usia yang lebih awal, dan diagnosa hanya dapat
ditegakkan setelah anak mula menampakkan gejala. Bagaimanapun, adalah lebih bagus diusahakan untuk tidak menunggu hingga mereka
dewasa ataupun setelah timbul gejala – gejala berat untuk dilakukan skrining. Sekiranya mereka mendapat sebarang kelainan jantung, lama –
kelamaan akan timbul komplikasi seperti gagal jantung kongestif, penyakit pulmonal vaskular, pneumonia, dan juga failure to thrive. Walaupun
begitu, keberadaan sarana yang diperlukan untuk melakukan skrining sudah tentu menjadi faktor yang mempengaruhi kemampuan untuk
membuat sesuatu diagnosa.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, adalah disimpulkan bahwa: a.
Sejak tahun 2008 hingga 2010, terdapat 43 kasus anak dengan sindrom Down dilaporkan, dengan jumlah pasien laki – laki lebih banyak yaitu 23
pasien.
b. Mayoritas pasien yang dilaporkan menderita sindrom Down yang telah
menjalani echocardiography adalah berumur dua bulan hingga satu tahun yaitu sebanyak 39.5.
c. Prevalensi kejadian penyakit jantung kongenital pada anak penderita
sindrom Down sepanjang tahun 2008 hingga 2010 di RSUP Haji Adam Malik adalah 46.5.
d. Kasus penyakit jantung kongenital pada anak penderita sindrom Down
paling banyak terjadi pada tahun 2009 yaitu 11 kasus. e.
Sepanjang tiga tahun ini, didapatkan bahwa anak penderita sindrom Down kelamin laki – laki lebih banyak mendapat penyakit jantung kongenital
jika dibandingkan dengan anak penderita sindrom Down perempuan, dengan prevalensi sehingga 56.5.
f. Dalam tiga tahun ini, tipe penyakit jantung kongenital yang paling banyak
ditemukan adalah Ventricular Septal Defect VSD sebanyak 8 kasus 40.
g. Kejadian penyakit jantung kongenital pada anak penderita sindrom Down
dapat dideteksi sejak awal, yaitu tiga hari setelah kelahiran.
Universitas Sumatera Utara