kongestif. Semakin besar PDA, semaki buruk status kesehatan penderita
Amik K, 2008.
2.6.4. Immunodefisiensi
Penderita sindrom Down mempunyai risiko 12 kali lebih tinggi dibandingkan orang normal untuk mendapat infeksi karena mereka
mempunyai respons sistem imun yang rendah. Contohnya mereka sangat rentan mendapat pneumonia William W. Hay Jr. 2002.
2.6.5. Sistem Gastrointestinal
Kelainan pada sistem gastrointestinal pada penderita sindrom Down yang dapat ditemukan adalah atresia atau stenosis, Hirschsprung disease 1,
TE fistula, Meckel divertikulum, anus imperforata dan juga omphalocele. Selain itu, hasil penelitian di Eropa dan Amerika didapatkan
prevalensi mendapat Celiac disease pada pasien sindrom Down adalah sekitar 5-15. Penyakit ini terjadi karena defek genetik, yaitu spesifik
pada human leukocyte antigen HLA heterodimers DQ2 dan juga DQ8. Dilaporkan juga terdapat kaitan yang kuat antara hipersensitivitas dan
spesifikasi yang jelek Livingstone, 2006.
2.6.6. Sistem Endokrin
Tiroiditis Hashimoto yang mengakibatkan hipothyroidism adalah gangguan pada sistem endokrin yang paling sering ditemukan. Onsetnya
sering pada usia awal sekolah, sekitar 8 hingga 10 tahun. Insidens ditemukannya Graves disease juga dilaporkan meningkat. Prevelensi
mendapat penyakit tiroid seperti hipothirodis kongenital, hipertiroid primer, autoimun tiroiditis, dan compensated hypothyroidism atau
hyperthyrotropenemia adalah sekitar 3-54 pada penderita sindrom Down, dengan persentase yang semakin meningkat seiring dengan
bertambahnya umur Merritts, 2000.
Universitas Sumatera Utara
2.6.7. Gangguan Psikologis
Kebanyakan anak penderita sindrom Down tidak memiliki gangguan psikiatri atau prilaku. Diperkirakan sekitar 18-38 anak mempunyai risiko
mendapat gangguan psikis. Beberapa kelainan yang bisa didapat adalah Attention Deficit Hyperactivity Disorder ADHD, Oppositional Defiant
Disorder, gangguan disruptif yang tidak spesifik dan gangguan spektrum Autisme Cincinnati Childrens Hospital Medical Center, 2006.
2.6.8. Trisomi 21 mosaik