Anak Penderita Sindrom Down

Tabel 5.6 menunjukkan tipe – tipe penyakit jantung kongenital yang ditemukan pada anak penderita Sindrom Down di RSUP Haji Adam Malik sepanjang tahun 2008 hingga 2010. Hasilnya, PJK tipe Ventricular Septal Defect VSD paling banyak dilaporkan, yaitu sebanyak 40 dari total responden yang mendapat kelainan jantung. Ini diikuti dengan Atrioventricular Septal Defect ASD sebanyak 25. Tipe ketiga paling banyak dilaporkan adalah Tetralogy of Fallot TOF sebanyak 10. Terdapat tiga pasien yang menderita lebih daripada satu jenis kelainan jantung.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Anak Penderita Sindrom Down

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan, jumlah kasus anak dengan sindrom Down yang dilaporkan sepanjang tahun 2008 hingga 2010 di RSUP Haji Adam Malik, Medan adalah 43 kasus. Dari tahun 2008 ke 2009, jumlah kasus meningkat dari 19 ke 20 kasus. Data yang dikeluarkan Centers for Disease Control and Prevention 2009 menyatakan bahwa setiap empat tahun, dari tahun 1979 hingga 2003, prevalensi mendapat anak dengan sindrom Down meningkat dengan rata – rata 0.6 bagi setiap 10 000 kelahiran. Hal ini mungkin didorong oleh beberapa faktor seperti meningkatnya jumlah ibu yang hamil pada usia yang lebih tua, pernah mendapat kelahiran anak dengan sindrom Down sebelumnya dan adanya karier pada si ibu atau si bapak Mayo Foundation for Medical Education and Research, 2011. Sebagai contoh American Society for Reproductive Society 2003 menyatakan ibu yang berumur 20 tahun, kemungkinan mendapat anak dengan sindrom Down adalah 11667 kelahiran. Jika ibu berusia 30, kemungkinannya adalah 1995 kelahiran. Ibu berusia 40 tahun kemungkinannya adalah 1106 dan ibu yang berusia 49 tahun, Universitas Sumatera Utara kemungkinan melahirkan anak dengan sindrom Down adalah 111 kelahiran. Pada tahun 2010, kasus anak lahir dengan sindrom Down menurun, dari 20 kasus pada 2009 menjadi empat kasus sahaja pada 2010. Menurut peneliti, penurunan itu mungkin saja terjadi karena faktor risiko untuk mendapat kelahiran bayi dengan sindrom Down menurun, maka jumlah anak dengan sindrom Down juga akan berkurang. Antara faktor resiko yang paling utama untuk mendapat anak dengan sindrom Down adalah ibu yang hamil pada usia tua. Walaubagaimanapun, hal ini tidak dapat dibuktikan peneliti karena rekam medis pasien anak yang didapatkan tidak semuanya mencantumkan data usia ibu ketika melahirkan anak tersebut. Berdasarkan penelitian, peneliti mendapati distribusi kejadian sindrom Down antara kelamin laki – laki dan perempuan adalah hampir sama tanpa perbedaan jumlah yang ketara. Pada tahun 2008 hingga 2010, jumlah pasien anak laki – laki dengan sindrom Down adalah 23 kasus 53 dan perempuan adalah 20 kasus 47. Gayle Encylopedia of Genetic Disorders 2002 ada menyebutkan sindrom Down terjadi kira – kira sekali dalam 800 kelahiran dan boleh terjadi pada anak laki – laki dan perempuan dalam bilangan yang sama. Sindrom Down adalah kelainan kromosomal yang tidak terkait dengan kromosom sex, maka distribusinya adalah hampir sama antara kelamin laki – laki dan perempuan. Selain itu, kejadiannya yang berlaku secara randomisasi turut menyebabkan jumlah pasien laki – laki dan perempuan hampir sama.

5.2.2 Penyakit Jantung Kongenital PJK Pada Anak Penderita Sindrom Down