Sifat Bahan Bambu Tegangan Ijin Bambu untuk Perancangan

Sebagai bahan konstruksi alami, bambu mempunyai sifat – sifat fisis dan mekanis yang khas dan sangat berbeda dengan bahan konstruksi yang lain. Oleh karena itu, dalam pemanfaatan bambu sebagai bahan konstruksi kita harus sedikit banyaknya mengetahui tentang beberapa sifat – sifat tersebut tersebut agar dalam penggunaannya dapat dikembangkan secara maksimal.

II.1.1 Sifat Bahan Bambu

Bambu dikenal oleh masyarakat memiliki sifat-sifat yang baik untuk dimanfaatkan, antara lain batangnya kuat, ulet, lurus, rata, keras, mudah dibelah, mudah dibentuk dan mudah dikerjakan serta ringan sehingga mudah diangkut. Selain itu tanaman bambu mempunyai ketahanan yang luar biasa. Rumpun bambu yang telah dibakar, masih dapat tumbuh lagi, bahkan saat Hiroshima dijatuhi bom atom sampai rata dengan tanah, bambu adalah satu-satunya jenis tanaman yang masih dapat bertahan hidup. Ditambah lagi sifat bambu elastis sehingga struktur bambu mempunyai ketahanan yang tinggi baik terhadap angin maupun gempa.

II.1.2 Sifat Fisis Bambu

Physical Properties atau Sifat fisis adalah sifat yang berhubungan dengan faktor-faktor dalam yang bekerja pada benda itu sendiri. Sifat fisis bambu ditentukan oleh faktor dalam yang meliputi : 1. Banyaknya zat dinding sel yang ada pada bambu, 2. Susunan dan arah mikrofibril dalam sel-sel, 3. jaringan-jaringan dan Susunan kimia zat dinding sel. 4. Lingkungan pertumbuhan dan asalnya. Universitas Sumatera Utara

II.1.2.1 Kadar Air Bambu

Bambu termasuk zat higroskopis, artinya bambu mempunyai afinitas terhadap air, baik dalam bentuk uap maupun cairan. Kayu atau bambu mempunyai kemampuan mengabsorpsi atau desorpsi yang tergantung dari suhu dan kelembaban udara disekelilingnya. Menurut Liese dalam Pathurahman, 1998, kandungan air dalam batang bambu bervariasi baik arah memanjang maupun arah melintang. Hal itu tergantung dari umur, waktu penebangan dan jenis bambu. Kadar air dinyatakan sebagai kandungan air yang berada dalam bambu. Namun bambu selalu berusaha mencapai keseimbangan, EMC Equilibrium Moisture Content . Semua nilai sifat-sifat kekuatan bambu meningkat seiring dengan menurunnya kadar air dan berkolerasi positif dengan berat jenis.

II.1.2.2 Berat Jenis Bambu

Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kekuatan bambu adalah berat jenis bambu. Berat jenis dinyatakan sebagai perbandingan antara berat kering tanur suatu benda terhadap berat suatu volume air yang sama dengan volume benda itu. Berat jenis bambu merupakan banyaknya zat kayu atau zat dinding sel. Bambu yang mempunyai berat jenis besar berarti mempunyai jumlah zat dinding sel persatuan volume besar. Selanjutnya zat kayu ditentukan oleh beberapa faktor antara lain tebal dinding sel, besarnya sel dan jumlah sel berdinding tebal. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Triwiyono dan Morisco 2000 dalam Morisco 2004 diketahui kadar air serta berat jenis bambu khususnya bambu Universitas Sumatera Utara petung..Adapun hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel II.1 Perbedaan tidak Nampak nyata pada analisis varian berat jenis bambu petung basah dan kering. Tabel II.1 Kadar air dan Berat Jenis Betung Dendrocalamus Asper Posisi Nomor Bambu Basah Bambu Kering Udara Kadar Air Berat Jenis Kadar Air Berat Jenis Pangkal 1 28.610 0.634 5.381 0.646 2 34.256 0.680 4.390 0.663 3 35.361 0.603 5.909 0.682 Rata-rata 36.076 0.639 5.227 0.664 Tengah 1 41.129 0.695 6.250 0.711 2 36.402 0.701 6.926 0.702 3 35.965 0.712 6.859 0.769 Rata-rata 37.832 0.703 6.678 0.727 Ujung 1 38.699 0.754 6.034 0.763 2 36.078 0.712 8.756 0.697 3 35.517 0.686 6.818 0.820 Rata-rata 36.765 0.717 7.203 0.706 Sumber : Triwiyono dan Morisco, 2000 dalam Morisco, 2004

II.1.3 Sifat Mekanis Bambu

Sifat mekanis adalah sifat yang berhubungan dengan kekuatan bahan dan merupakan ukuran kemampuan bahan untuk menahan Gaya luar Membebani benda tersebut yang bekerja padanya dan cenderung untuk merubah bentuk dan ukurannya. Sifat mekanis meliputi Kuat Tarik, Kuat Tekan, Kuat Geser dan Kuat Lentur.

II.1.3.1 Kuat Tarik Bambu

Kuat tarik bambu yaitu suatu ukuran kekuatan bambu dalam hal kemampuannya untuk menahan gaya-gaya yang cederung menyebabkan bambu itu Universitas Sumatera Utara terlepas satu sama lain. Kekuatan tarik dibedakan menjadi dua macam yaitu kekuatan tarik tegak lurus serat dan kekuatan tarik sejajar serat. Kekuatan tarik sejajar arah serat merupakan kekuatan tarik yang terbesar pada bambu. Kekuatan tarik tegak lurus serat mempunyai hubungan dengan ketahanan bambu terhadap pembelahan Yododibroto, 1979. Tabel II.2 Kuat Tarik Bambu Kering Oven Jenis Bambu Kuat Tarik Kgcm 2 Tanpa Nodia Dengan Nodia Ori 2968 1305 Betung 1938 1183 Wulung 1693 1499 Tutul 2203 755 Sumber : Morisco 1996 Dari tabel diatas terlihat bahwa kekuatan bambu dengan nodia lebih rendah dari bambu tanpa nodia. Turunnya kekuatan ini disebabkan karena serat bambu di sekitar nodia tidak lurus, sebagian berbelok menjauhi sumbu batang sedang sebagian lain berbelok menuju sumbu batang. Menurut Morisco berdasarkan penelitiannya pada tahun 1994-1999 dalam membandingkan kuat tarik bambu Ori dan petung dengan baja struktur bertegangan leleh 2400 kgcm2 mewakili baja beton yang banyak terdapat dipasaran, dilaporkan kuat tarik kulit bambu Ori cukup tinggi yaitu hampir mencapai 5000 kgcm2 atau sekitar dua kali tegangan leleh baja. Sedang untuk spesimen dari bambu petung kuat tarik rata-ratanya juga lebih tinggi dari tegangan luluh baja, hanya satu spesimen saja yang kuat tariknya dibawah tegangan luluh baja. Universitas Sumatera Utara P P Serat Bambu Gambar II.1 Diagram tegangan-regangan Bambu dan Baja Morisco, 1999 Janssen 1980 menyatakan bahwa kekuatan tarik bambu akan menurun dengan meningkatnya kadar air, kekuatan tarik maksimum bagian luar bambu paling besar dibandingkan dengan bagian-bagian yang lain. Gambar II.2 Batang Bambu menerima gaya tarik

II.1.3.2 Kuat Tekan Bambu

Kekuatan tekan merupakan kekuatan bambu untuk menahan gaya dari luar yang datang pada arah sejajar serat yang cenderung memperpendek atau menekan bagian-bagian bambu secara bersama-sama Pathurahman, 1998 . Universitas Sumatera Utara Gaya tekan yang bekerja sejajar serat bambu akan menimbulkan bahaya tekuk pada bambu sedangkan gaya tekan yang bekerja tegak lurus arah serat akan menimbulkan retak pada bambu. Bahaya Tekuk P P Gambar II.3 Batang Bambu menerima gaya tekan sejajar serat P P Bambu Gambar II.4 Batang Bambu menerima gaya tekan tegak lurus serat Kekuatan tekan bambu semakin tinggi dari pangkal menuju ujung, sesuai dengan meningkatnya jumlah serat sklerenkim yang merupakan pendukung utama keteguhan bambu dan dipengaruhi oleh berat jenis dan masa dari bambu tersebut. Jadi kekuatan tekan dari bambu meningkat dari pangkal menuju ujung seiring dengan berkurangnya kadar airkenaikan berat jenis dari bambu tersebut juga diakibatkan prosentase kulit bagian yang keras terhadap tebal dinding pada ujung lebih besar dari pangkal. Universitas Sumatera Utara P P Gaya Geser Beberapa hal penting tentang Kuat Tekan sejajar arah serat bambu pada beberapa jenis bambu :  Keteguhan tekan sejajar arah serat pada bambu berumur 3 tahun ternyata lebih tinggi dari pada keteguhan sejenis pada bambu berumur 6 tahun.  Keteguhan tekan sejajar arah serat mengalami peningkatan sejalan dengan meningkatnya posisi vertikal contoh uji dari pangkal ke arah ujung batang. Hal ini disebabkan oleh kondisi kerapatan berkas pengangakutan yang semakin meningkat pula mengikuti peningkatan posisi vertikal pada batang.  Keteguhan tekan sejajar arah serat tidak berpengaruh oleh kehadiran nodia pada contoh uji.

II.1.3.3 Kuat Geser

Kekuatan geser adalah ukuran kekuatan bambu dalam hal kemampuannya menahan gaya-gaya yang membuat suatu bagian bambu bergeser dari bagian lain didekatnya. Gambar II.5 Batang Bambu menerima Gaya Geser Kekuatan geser berbeda-beda pada tebalnya dinding batang bambu kekuatan geser pada dinding bambu 10 mm menjadi 11 lebih rendah daripada dinding bambu setebal 6 mm, dan pada bagian ruas dan bagian di antara ruas batang bambu. Bambu berumur 5 tahun mempunyai keteguhan tekan sejajar serat tertinggi. Universitas Sumatera Utara Nilai kuat geser bambu memiliki prinsip dan hubungan yang sama dengan kuat tekan bambu dimana kekuatan geser bambu juga turut dipengaruhi oleh berat jenis bambu dan masa serat dari bambu itu sendiri.

II.1.3.4 Kuat Lentur Bambu

Kuat Lentur merupakan ukuran kemampuan suatu bahan menahan lentur Beban yang bekerja tegak lurus sumbu memanjang serat di tengah-tengah bahan yang di tumpu pada kedua ujungnya tanpa terjdi perubahan bentuk yang tetap. Kuat Lentur dapat dibedakan menjadi 2 dua macam, yaitu kuat Lentur statik dan kuat Lentur pukul. Kuat Lentur statik menunjukkan kekuatan bambu dalam menahan gaya yang mengenainya perlahan-lahan, sedangkan kuat Lentur pukul adalah kekuatan bambu dalam menahan gaya yang mengenainya secara mendadak. Gambar II.6 Batang Bambu yang menerima beban lentur Balok bambu yang terletak pada dua tumpuan atau lebih, bila menerima beban berlebihan akan melengkungmelentur. Pada bagian sisi atas balok akan terjadi tegangan tekan dan pada sisi bawah akan terjadi tegangan tarik yang besar lihat Gambar II.6. Akibat tegangan tarik yang melampaui batas kemampuan bambu maka akan terjadi regangan yang cukup berbahaya. Universitas Sumatera Utara

II.1.4 Tegangan Ijin Bambu untuk Perancangan

Dalam perancangan struktur, bangunan yang akan dibuat harus ekonomis, aman dan tidak mengkhawatirkan. Kekuatan bambu sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, kesuburan tanah serta lokasi tempat tumbuh. Perancangan struktur harus didasarkan kekuatan bambu dengan memperhitungkan faktor aman secukupnya. Tegangan Ijin untuk Perancangan Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan telah mendapatkan angka-angka yang menunjukan kekuatan bambu, tetapi perlu diingat bahwa bambu merupakan bahan organik yang tumbuh secara alami sehingga memiliki kekuatan yang tidak seragam pada satu jenisnya dan pada kenyataannya bambu dari jenis yang sama memiliki kekuatan yang tidak selalu sama. Menyadari bahwa pemakaian bambu sebagai bahan bangunan cukup banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia, Departemen Pekerjaan Umum melalui Pusat penelitian dan Pengembangan Pemukiman telah melakukan penelitian mendalam tentang bambu khususnya dalam upaya untuk membuat pedoman bagi masyarakat untuk mengetahui sifat fisik dan mekanika bambu. Adapun hasil penelitian selengkapnya dapat dilihat pada Tabel II.5. Tabel II.3 Kuat Batas dan Tegangan Ijin Bambu Morisco, 1999 Jenis Tegangan Kuat Batas Kgcm 2 Tegangan Ijin Kgcm 2 Tarik 981 – 3920 294.2 Lentur 686 – 2940 98.07 Tekan 245 – 981 78.45 E Tarik 98070 – 294200 196.1 x 10 3 Sumber : Morisco,1999 Universitas Sumatera Utara Pada tabel II.5 merekomendasikan tegangan ijin yang dapat dipakai oleh berbagai macam bambu. Tentunya tegangan ijin yang direkomendasikan ini cenderung berada pada posisi yang aman untuk pemakaian. Dengan demikian angka- angka tersebut jika dipakai sebagai dasar dalam perancangan tentunya akan menghasilkan struktur yang konservatif. Jika diinginkan hasil perancangan yang baik, yaitu aman dan ekonomis, maka pengujian kekuatan bahan perlu dilakukan. Hasil yang diperoleh, sebelum dipakai untuk perancangan perlu dikombinasikan dengan faktor aman secukupnya. Dalam praktek bambu sering dipasang dalam keadaan masih segar sehabis dipotong dari rumpun. Setelah terpasang pada bangunan, secara berangsur-angsur air bambu akan menguap. Prawirohatmodjo 1990 telah membuktikan bahwa pemakaian bambu segar tidak membahayakan, karena setelah bambu kering kekuatannya bahkan sedikit meningkat.

II.1.5 Kuat Acuan Berdasarkan Pemilahan Secara Mekanis