20
Tegangan yang bekerja :
A P
tr tk
tr tk
= σ
Dimana : σ
tr tk
= Tegangan tekantarik yang terjadi kgcm²
P
tr tk
= Beban tekan tarik yang terjadi kg
A = Luas penampang yang menerima beban cm²
Secara teoritis, semakin ringan kayu maka semakin kurang kekuatannya, demikian juga sebaliknya. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa kayu-kayu yang
berat sekali juga kuat sekali. Kekuatan, kekerasan dan sifat teknik lainnya adalah berbanding lurus dengan berat jenisnya. Tentunya hal ini tidak terlalu sesuai, karena
susunan dari kayu tidak selalu sama.
II.2.4 Kuat Acuan Berdasarkan Pemilahan Secara Mekanis
Pemilihan secara mekanis untuk mendapatkan modulus elastisitas lentur harus dilakukan dengan mengikuti standar pemilahan mekanis yang baku. Berdasarkan
modulus elastis lentur yang diperoleh secara mekanis, kuat acuan lainnya dapat diambil mengikuti tabel II.1. Kuat acuan yang berbeda dengan Tabel II.1 dapat
digunakan apabila ada pembuktian secara eksperimental yang mengikuti standar- standar eksperimen yang baku.
Universitas Sumatera Utara
21
Tabel II.1 : Nilai kuat acuan MPa berdasarkan Aatas pemilahan secara mekanis
pada kadar air 15 berdasarkan PKKI NI - 5 2002
Kode Mutu E
w
F
b
F
t
F
c
F
v
F
c┴
E26 E25
E24 E23
E22 E21
E20 E19
E18 E17
E16 E15
E14 E13
E12 E11
E10 25000
24000 23000
22000 21000
20000 19000
18000 17000
16000 15000
14000 13000
14000 13000
12000 11000
66 62
59 56
54 56
47 44
42 38
35 32
30 27
23 20
18 60
58 56
53 50
47 44
42 39
36 33
31 28
25 22
19 17
46 45
45 43
41 40
39 37
35 34
33 31
30 28
27 25
24 6,6
6,5 6,4
6,2 6,1
5,9 5,8
5,6 5,4
5,4 5,2
5,1 4,9
4,8 4,6
4,5 4,3
24 23
22 21
20 19
18 17
16 15
14 13
12 11
11 10
9
Dimana : Ew
= Modulus elastis lentur
Fb =
Kuat lentur Ft
= Kuat tarik sejajar serat
Fc =
Kuat tekan sejajar serat Fv
= Kuat Geser
Fc┴ = Kuat tekan tegak lurus
Universitas Sumatera Utara
22
II.2.5 Kuat Acuan Berdasarkan Pemilihan Secara Visual
Pemilahan secara visual harus mengikuti standar pemilahan secara visual yang baku. Apabila pemeriksaan visual dilakukan berdasarkan atas pengukuran berat jenis,
maka kuat acuan untuk kayu berserat lurus tanpa cacat dapat dihitung dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Kerapatan ρ pada kondisi basah berat dan volume diukur pada kondisi
basah, tetapi kadar airnya lebih kecil dari 30 dihitung dengan mengikuti prosedur baku. Gunakan satuan kgm³ untuk ρ.
b. Kadar air, m m 30, diukur dengan prosedur baku.
c. Hitung berat jenis pada m G
m
dengan rumus : d.
G
m
=
ρ
[1000 1 + m100] e.
Hitung berat jenis dasar G
b
dengan rumus : f.
G
b
= G
m
[1 + 0,265 a G
m
] dengan a = 30 – m 30 g.
Hitung berat jenis pada kadar air 15 G
15
dengan rumus : G
15
= G
b
1 – 0,133 G
b
h. Hitung estimasi kuat acuan, dengan modulus elastisitas lentur Ew = 16500
G
0.7
, dimana G : Berat jenis kayu pada kadar air 15 = G
15
.
Untuk kayu dengan serat tidak lurus danatau mempunyai cacat kayu, estimasi nilai modulus elastis lentur acuan pada point f harus direduksi dengan mengikuti
ketentuan pada SNI Standar Nasional Indonesia 03-3527-1994 UDC Universal Decimal Classification 691.11 tentang “Mutu Kayu Bangunan“ yaitu dengan
mengalikan estimasi nilai modulus elastis lentur acuan dari Tabel II.1 tersebut dengan
Universitas Sumatera Utara
23
nilai rasio tahanan yang ada pada Tabel II.2 yang bergantung pada kelas mutu kayu . Kelas mutu kayu ditetapkan dengan mengacu pada Tabel II.3.
Tabel II.2 : Nilai rasio tahanan
Kelas Mutu Nilai Rasio Tahanan
A B
C 0,80
0,63 0,50
Tabel II.3 : Cacat maksimum untuk setiap kelas mutu kayu
Macam Cacat Kelas Mutu A
Kelas Mutu B Kelas Mutu C
Mata kayu : Terletak di muka lebar
Terletak di muka sempit Retak
Pingul Arah serat
Saluran Damar Gubal
Lubang serangga Cacat lain lapuk, hati
rapuh, retak melintang 16 lebar kayu
18 lebar kayu
15 tebal kayu 110 tebal atau
lebar kayu 1:13
15 tebal kayu eksudasi tidak
diperkenan Diperkenankan
Diperkenankan asal terpencar
dan ukuran dibatasai dan
tidak ada tanda- tanda serangga
hidup Tidak
diperkenankan 14 lebar kayu
16 lebar kayu
16 tebal kayu 16 tebal atau
lebar kayu 1:9
25 tebal kayu
Diperkenankan Diperkenankan
asal terpencar dan ukuran
dibatasai dan tidak ada tanda-
tanda serangga hidup
Tidak diperkenankan
12 lebar kayu 14 lebar kayu
12 tebal kayu 14 tebal atau
lebar kayu 1:6
12 tebal kayu
Diperkenankan Diperkenankan
asal terpencar dan ukuran dibatasai
dan tidak ada tanda-tanda
serangga hidup
Tidak diperkenankan
Universitas Sumatera Utara
24
II.3 Beton