131
Tabel IV.29 Hasil percobaan balok komposit kayu beton model-3
Hasil Model-3
ULTIMATE
P runtuh 9.400 kg
Lendutan maksimum Dial-1 4,9 cm
Lendutan maksimum Dial-2 7,0 cm
Lendutan maksimum Dial-3 5,1 cm
IV.5 Pengamatan Pada Percobaan
Dari hasil pengamatan secara visual pada percobaan di laboratorium pada pengujian pertama, tahap–tahap pembebanan awal belum tampak adanya retak–retak
baik pada bagian beton maupun bagian kayu. Pada model I, pada kira–kira beban berada di 5 ton belum memperlihatkan
tanda–tanda keretakan struktur. Keretakan struktur mulai terjadi pada beban 6 ton terjadi pada kayu di bagian bawah, selanjutanya pada pembebanan 7 ton retak kayu
mulai merambat naik, dan terjadi retak di sayap beton bagian bawah. Kemudian pada beban 8 ton terjadi keretakan kedua pada kayu di sekitar dial 1. Penambahan beban
selanjutnya mengakibatkan keruntuhan struktur yaitu pada beban 8,4 ton. Keretakan sisi bawah beton bertambah dan kayu menjadi retak yang terjadi disekitar dial 1. Pada
keadaan ini, lendutan terukur 6,40 cm. Pada benda uji model-II, dari pembebanan awal sampai 6 ton belum
memperlihatkan tanda–tanda keretakan struktur. Mulai pada beban 7 ton bagian bawah balok kayu menunjukan retak. Pada pembebanan kira-kira 8 ton terjadi retak
Universitas Sumatera Utara
132
pada daerah beton di dial-3. Pada pembebanan 9 ton retak yang terjadi pada dial-3 semakin jelas. Pada beban 9,6 ton lendutan yang terjadi pada dial-3 adalah 7,2 cm.
Penambahan beban selanjutnya mengakibatkan keruntuhan struktur yaitu pada beban 9,8 ton.
Pada benda uji model-III, retak pertama terjadi pada pembebanan sekitar 7 ton yang terjadi pada bagian bawah balok kayu. Pada 8 ton retak kayu semakin jelas di
dial 2, dan mulai naik mendekati sayap beton dan terjadi retak pada sayap beton. Tiap pembebanan berikutnya retak pada kayu sudah menjalar ke beton dan retak beton
sudah mulai terlihat di atas permukaannya. Pada beban 9,2 ton tercatat lendutan terjadi pada Dial-2 sebesar 7 cm. Penambahan beban selanjutnya mengakibatkan
keruntuhan yaitu pada 9,4 ton.
Sedangkan dari pengamatan mata, tidak terlihat adanya kerusakan penghubung geser, tidak nampak adanya pergeseran slip, ataupun pemisahan uplift yang terjadi
pada ketiga benda uji, yang berarti antara kayu dan beton. Hal tersebut menunjukkan penghubung geser cukup kuatcukup berfungsi dalam membentuk aksi komposit.
Gambar IV.33 : Pola retak komposit kayu-beton model-1
Universitas Sumatera Utara
133
Gambar IV.34 : Pola retak komposit kayu-beton model-2
Gambar IV.35: Pola retak komposit kayu-beton model-3
IV.6 Diskusi