Sistem Sosial Sistem Kemasyarakatan, Pengaruh Lingkungan, dan Pengaruh Teknologi

38 memalukan di luar nama aslinya. Perlakuan kekerasan psikis pada Sassy akan memberi konsekuensi pada masa tuanya, seperti ketidakmampuan untuk percaya diri, self-esteem yang rendah atau perasaan tidak berharga. Dalam agama tidak dibenarkan memanggil nama orang dengan panggilan yang jelek, karena nama yang diberikan merupakan doa dari orangtuanya terhadap anaknya.

4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Munculnya KDRT pada Novel Tea

for Two karya Clara Ng KDRT pada istri tidak akan terjadi jika tidak ada penyebabnya. Di negara Indonesia, kekerasan pada perempuan merupakan salah satu budaya negatif yang tanpa disadari sebenarnya telah diturunkan secara turun temurun. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kekerasan suami terhadap istri, dalam novel Tea for Two antara lain:

4.2.2 Sistem Sosial Sistem Kemasyarakatan, Pengaruh Lingkungan, dan Pengaruh Teknologi

Faktor penyebab terjadinya kekerasan terhadap istri dalam Novel Tea for Two berhubungan dengan kekuasaan suamiistri dan diskriminasi gender di masyarakat. Dalam masyarakat, suami memiliki otoritas, memiliki pengaruh terhadap istri dan anggota keluarga yang lain, suami juga berperan sebagai pembuat keputusan. Pembedaan peran dan posisi antara suami dan istri dalam masyarakat diturunkan secara kultural pada setiap generasi, bahkan diyakini sebagai ketentuan agama. Hal ini mengakibatkan suami ditempatkan sebagai orang yang memiliki kekuasaan yang lebih tinggi daripada istri. Kekuasaan suami terhadap istri juga dipengaruhi oleh penguasaan suami dalam sistem ekonomi, hal Universitas Sumatera Utara 39 ini mengakibatkan masyarakat memandang pekerjaan suami lebih bernilai. Kenyataan juga menunjukkan bahwa kekerasan juga menimpa pada istri yang bekerja, karena keterlibatan istri dalam ekonomi tidak didukung oleh perubahan sistem dan kondisi sosial budaya, sehingga peran istri dalam kegiatan ekonomi masih dianggap sebagai kegiatan sampingan. Masayarakat dalam novel Tea for Two sangat mempengaruhi kehidupan dalam keluarga Alan dan Sassy dimana gosip masyarakat di sekitarnya membuat hati Alan dan Sassy tidak tenang dalam bekerja, di mana masyarakat di lingkungannya selalu membuat isu yang kurang sedap sehingga membuat Alan merasa dihianati, yang membuat Alan marah-marah bahkan memukuli istrinya. Dari pernyataan di atas dapat kita simpulkan bahwa masyarakat merupakan salah satu faktor terjadinya KDRT Alan dan Sassy, untuk itu sangat diharapkan kepada masyarakat agar tidak mencampuri urusan keluarga seseorang dan juga diharapkan kepada keluarga yang baru membentuk rumah tangga agar dapat menanamkan rasa saling percaya, agar tidak terjadinya kesalah pahaman antara suami-istri yang dapat mencegah terjadinya kekerasan dalam keluarga. Teknologi juga sangat mempengaruhi hidup di dalam rumah tangga Alan dan Sassy dimana dalam novel Tea for Two ini teknologi yang menyebabkan terjadinya KDRT adalah berupa Telepon, televisi dan juga internet. Dalam Tea for Two kita dapat melihat bahwa terjadi kecurigaan bahkan kecemburuan Alan pada Sassy waktu menelepon seorang temannya. Hal ini dilihat pada isi novel Tea for Two karya Clara Ng 2007: 170di bawah ini : ”Ngobrol sama siapa” Sassy mematikan ponselnya. Dia bergerak terkejut, menatap Alan. Tidak menduga alan berada disampinya. Dia kira Alan sedang tidur di Kamar. Universitas Sumatera Utara 40 ”Rose”, sahut Sassy singkat sambil tersenyum. Dia mendekati Alan, hendak membelai lengannya. ”Kenapa Kelihatan kaget”tanya Alan datar. ”Aku kira kamu udah tidur” ”Udah tidur...hahahahah....” Alan mendecakkan lidah ”Siapa yang dapat tidur kalau tahu istrinya sedang selingkuh di telepon?” ”Hah?” Sassy terkejut. ”Ngapain telepon malam-malam? Kamu kelihatan tenang dan tersenyum- senyum, padahal sebenarnya sedang menyimpan sesuatu” Alan menaikkan tensi nadanya, memandang Sassy yang perlahan-lahan memuncat. ”Hari ini Rose sakit. Aku menelepon menanyakan kabarnya.” ”Dasar cewek manja Pura-pura sakit.” ”Dia benaran sakit” Alan tersenyum tanpa mengangkat wajah. Sassy melihat kesinisan di dalam percikan mata lelaki itu. ”Hmmm, begitu ya,” gumamnya.”Aku sering pura-pura tidur, mendengar kamu teleponan. Kamu pikir aku ngak tahu?” Ruangan hening. Raut muka Sassy semakin pucat. ”Aku... ngak mau mengganggu tidur... kamu.” ”Oh yag? Nggak pengin ganggu?” ”Aku kangen mereka. Aku sengaja menelepon Rose malam-malam waktu kamu tidur agar waktu milikku nggak terbagi buat teman-temanku. Waktuku hanya buat kamu.” ”Memangnya ada apa antara kamu dan Rose?” Alan tersenyum misterius. Sassy hampir menghela napas. ”Jawab” Sassy terdiam, tercenung. Dia mendongak, menatap Alan yang sedang memandangnya dengan tatapan dingin dan kosong. ”Aku... kami temanan. Seperti biasa.” ”Temenan seperti apa?” selidiknya. ”Temenan seperti sesama teman lainnya.” Alan membuang wajah kesal, menyilangkan tangannya. Begitu ya?” ”Kamu tahu persahabatanku dengan Naya, Rose dan Cermanita.” ”Mencurigakan.” ”Apa?” ”Mencurigakan” ”Mencurigakan apa?” Brak Alan menghantam meja. ”jangan pura-pura sok innocnent. Sok berkorban, mendahulukan kepentingan oran lain” bentuk Alan tiba-tiba. ”Kamu selingkuh di telepon dengan siapa?” Hening. Makin hening. ”Aku...” Sassy mengkreret. ”... Nggak selingkuh... Aku ngggak selingkuh” Alan memajukan tubuhnya. Terlihat mengancam. Tanpa sadar, Sassy mundur dua langkah. Kekeringatnya mengalir deras. ”Kau nggak selingkuh, kenapa kamu harus diam-diam menelepon Rose?” Universitas Sumatera Utara 41 ”Tadi aku sudah bilang...” ”Karena aku...” Sasy menelan ludah, ”... bersahabat denangan mereka.” Brak Alan menhantam meja sekali lagi. ”Kamu nggak pernah mau menuruti permintaanku Aku sudah bilang mereka itu gak baik buat kamu Nggak baik” bentak Alan.” hitung berapa kali kamu nggak menempati janjimu” Sunyi. Sassy menatap Alan dengan gemetar. Pandangan mata alan dingin, beku, tapi menyala-nyala. Membakar, penuh percik-percik maut. ”Aku...,” jawab Sassy tergagap. ”Maaf...” Alan menyisir rambutnya dengan tangan. Dia tertawa kecil. ”Alan?” ”Apa?” bentak Alan ketus. Sassy mendekap mulut. Rasanya pahit. Tangannya pahit di bibir.” jangan marah-marah.... minta maaf...” ”Hahahaha, aku ngak marah-marah,” kata Alan. Matanya berkedut. ”Kamu Pikir Aku Orang Suci yang nggak punya emosi ngeliat istrinya tidak menempati janjinya? Kamu pikir aku begitu ya? Hah?” Sassy tertawa getir. Jadi Alan memang marah-marah. Tapi dia bilang tidak marah. Siapa yang percaya membentak tidak berarti marah? Sebenarnya siapa sih Alan itu? Apa dia adalah orang yang sama yang dulu Sassy kenal dan cintai? Sassy berjalan mendekati Alan, berusaha menggapainya. Berdasarkan isi novel Tea for Two di atas dapat disimpulkan bahwa alat teknologi sangat menimbulkan adanya kecurigaan antara suami istri apabila disalah gunakan yang dapat menyebabkan terjadinya Kekerasan dalam rumah tangga. Untuk itu disini diharapkan peran pemerintah dalam menangani masalah teknologi suaya tidak menambah terjadinya masalah di dalam rumah tangga. Dengan disahkan undang-undang KDRT, pemerintah dan masyarakat lebih berupaya menyadarkan dan membuka mata serta hati untuk tidak berdiam diri bila ada kasus KDRT lebih ditingkatkan pengawasannya.

4.2.3 Kelas Sosial Mata Pencaharian