Tinjauan Pustaka KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

25 ekonomi, suami tetap bersikukuh istri tidak boleh bekerja dalam kondisi apa pun, istri memiliki hak untuk bekerja, apalagi jika ia memiliki keahlian. Dilihat dari semua bentuk-bentuk KDRT tersebut. Penulis ingin mengkaji novel Tea for Two karya Clara Ng dilihat berdasarkan bentuk KDRT berdasarkan kekerasan fisik dan psikis. Tetapi pada novel ini lebih banyak mengkaji secara kekerasan psikis dan dihubungkan dengan sosiologi yang mempengaruhinya.

2.3 Tinjauan Pustaka

Novel Tea for Two karya Clara Ng ini sebenarnya adalah novel yang sangat menarik sekali untuk dikaji, diteliti, dan diulas dalam beberapa forum diskusi di internet seperti http:www.rakansiswa01.wordpress.com, www.goodreads.com, karena isi dari novel tersebut terdapat masalah-masalah kehidupan yang tidak asing lagi bagi pembaca. Novel Tea for Two ini sebenarnya sudah pernah dibahas sebelumnya oleh Caroline. Caroline adalah salah satu pengemar novel Tea for Two karya Clara Ng. Pembahasan mengenai novel ini masih hanya seputar kritik para pembaca yang dituangkan dalam bentuk forum diskusi maupun resensi mengenai pemikiran dan gaya bercerita Clara Ng dalam karya-karyanya yang terbilang sederhana. Hal ini disebabkan pengarang menggunakan bahasa pandai merangkai kata-kata di dalam novel tersebut. Sepanjang pengetahuan penulis, belum ada yang meneliti novel ini secara khusus dalam rupa skripsi. Selain itu, pembahasan yang sudah ada mengenai novel ini juga cenderung membahas masalah kehidupan rumah tangga tokoh utama yakni Sassy, sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis kali ini lebih cenderung kepada konflik sosial yang terjadi di dalam kehidupan rumah tangga Sassy sebagai tokoh utama di dalam novel Tea for Two karya Clara Universitas Sumatera Utara 26 Ng. Pembahasan yang telah membicarakan novel Tea for Two ini masih hanya sebatas komentar atau forum diskusi di dunia maya antara lain. 1. Tea for Two : Gaya penceritaan Clara Ng sebagai seorang pengarang, Caroline adalah salah satu pembaca novel Tea for Two. Mengawali komentar, disebutkan bahwa novel Tea for Two terbitan Kompas yang diberi label cerita bersambung. Dikomentari lebih lanjut, Buku ini bagus untuk membuka mata kita akan KDRT. Ceritanya sih gak melulu soal ketakutan atau kecemasan akan KDRT, bukan itu. Malahan, kalau dapat dibilang, porsi-nya gak banyak. Selain itu, ceritanya seolah-olah dibikin dua model. Satu dari sisi pengarang menggunakan sudut pandang orang ketiga dan di sisi lain dari sudut pandang Sassy, tentang apa yang dia rasakan dan pikirkan. Di bagian ini, mau tidak mau kita menjadi lebih mengerti, mengapa seorang perempuan seperti Sassy dapat terjebak dalam pernikahan KDRT. Gaya bahasa dan penulisannya. Entah baru di buku ini aja atau di buku- buku lain juga, karena gue baru paham. Clara Ng ini benar-benar menggunakan bahasa Indonesia yang baik meskipun belum tentu benar. Nyaris tidak ada istilah bahasa Inggris, kecuali memang istilah yang belum ada padanan bahasa Indonesianya atau mungkin yang masih terasa asing, tetapi bukan berarti bahasa percakapannya menjadi kaku, enggak. Terasa lebih Indonesia aja :. Di saat nyaris seluruh fiksi kategori Chicklit atau Metropop menggunakan bahasa Inggris ke dalam bahasa percakapan sehari-hari, membaca buku Clara Ng yang minim bahasa Inggris dalam percakapan, ternyata menyegarkan juga :. Mungkin karena Clara Ng dapat menempatkan terjemahan kalimat kalimat tersebut ke dalam kalimat-kalimat yang terdengar wajar, www.blogspot.com ditulis pada tanggal 28 February 2010. 2. Sekilas tentang Clara Ng by Dito Gendut Dito Gendut, salah satu pembaca setia karya-karya Clara Ng. Dito mengagumi semua karya-karya Clara Ng. Baginya Clara Ng sangat pandai dalam menggunakan kata-kata di dalam karyanya. Dikomentari lebih lanjut, Tulisan Universitas Sumatera Utara 27 Clara Ng itu bebas. Kata-katanya benar-benar bebas. Semua yang ada di sekitar kita, yang selama ini kita acuhkan, meskipun kita sadari keberadaannya, semua hal yang kita anggap tabu, Clara Ng dengan berani menuliskannya dengan kata- kata yang indah dan jujur, apa adanya. Buku-bukunya yang tidak pernah lepas dari kehidupan metropop dan wanita karir, sungguh sangat menginspirasiku untuk menjadi sesukses para wanita khayalan dalam bukunya itu. Tapi, ada juga yang aku sayangkan dari buku-buku yang ditulis oleh Clara Ng, yaitu unsur percintaannya yang nggak dapat lepas dari namanya hubungan intim, atau lebih jauh lagi kita sebut ML making love. Meskipun aku akui, Clara Ng dapat meramu kata-katanya dengan baik sehingga jadi tidak terlalu vulgar banget. Clara Ng selalu dapat menggambarkan kehidupan kota besar dengan sangat mengagumkan, kalau aku bilang, www.wordpress.com dituliskan pada tanggal 28 February 2009. Penelitian dengan menggunakan Teori Sosiologi Sastra telah banyak dilakukan oleh para penikmat sastra sebelumnya, khususnya para mahasiswa sastra yang ingin meraih gelar sarjananya. Namun sepanjang pengetahuan penulis, penelitian dengan menggunakan Teori Sosiologi Sastra terhadap Novel Tea for Two ini belum pernah ada. Penelitian yang menggunakan teori Sosiologi Sastra adalah berupa skripsi mahasiswi, salah satunya antara lain: Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata : Analisis Sosiologi Sastra Skripsi ini disusun oleh mahasiswa Fakultas Sastra USU angkatan tahun 2005 bernama Listi Mora Rangkuti. Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah aspek- aspek atau nilai-nilai Sosiologi yang terdapat pada diri pengarang dalam novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata. Universitas Sumatera Utara 28 Penelitian diawali pada pembahasan aspek intrinsik sastra yang dianggap perlu seperti plot, perwatakan, alur dan tema. Kemudian dilanjutkan pada pembahasan ekstrinsik yang terkandung dalam novel Sang Pemimpi yakni: 1. Kesadaran sosial keinginan untuk memperoleh pendidikan, dorongan, untuk mewujudkan cita-cita, pengaruh kekuatan cinta, pengaruh kekuatan reigi. 2. Sistem sosial sistem kemasyarakatan, pengaruh teknologi 3. Kelas sosial mata pencaharian Analisis struktural dan sosiosastra dilakukan karena karya memoar Andrea Hirata ini merupakan cermin masyarakat yang dapat dijadikan sebagai dokumen sosial budaya. Berdasarkan tinjauan tersebut maka diputuskan untuk membedah dan menemukan akar permasalahan novel Tea for Two tersebut dengan menggunakan teori Sosiologi Sastra sebagai pisau bedahnya. Universitas Sumatera Utara 29

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Teknik Pengumpulan Data

Setiap karya ilmiah sudah tentu memerlukan data-data yang dapat dipercaya untuk membantu pembahasan dan pengambilan suatu keputusan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan yang akan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diambil dari isi novel Tea for Two itu sendiri, sedangkan data sekunder diambil dari buku-buku yang mencakup tentang KDRT, Sastra dan Sosiologi Sastra. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan melalui metode membaca heuristik dan hermeneutik. Membaca karya sastra sebagaimana yang dikemukakan oleh Riffatere dalam Jabrohim, 2001 : 12 yakni: Dimulai dengan langkah-langkah heuristik, yaitu membaca dengan jalan meniti tataran gramatikalnya dari segi mimetisnya dan dilanjutkan dengan pembacaan retroaktif, yaitu bolak balik sebagaimana yang terjadi pada metode hermeneutik untuk menangkap maknanya. Metode ini dianggap tepat untuk memahami karya sastra, Karena selain menggunakan bahasa sebagai mediumnya, sastra merupakan kebenaran imajinasi di mana pengumpulan data dilakukan dengan teknik yakni data-data diperoleh dari pembacaan heuristik dan hermeneutik tentang konflik sosial yang dihubungkan dengan sosiologi sastra dipindahkan langsung ke bahan skripsi. Universitas Sumatera Utara