2007 ditentuka bahwa nilai asset tetap berwujud yang dianggarkan dalam belanja modal sebesar harga belibangun asset ditambah seluruh belanja yang terkait dengan
pengadaan pembangunan asset sampai asset tersebut siap digunakan. Kemudian pada pasal 53 ayat 4 Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 disebutkan bahwa Kepala Daerah
menetapkan batas minimal kapitalisasi sebagai dasar pembebanan belanja modal selain memenuhi batas minimal juga pengeluaran anggaran untuk belanja barang tersebut
harus memberi manfaat lebih satu periode akuntansi bersifat tidak rutin. Ketentuan hal ini sejalan dengan PP 24 Tahun 2004 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
khususnya PSAP no 7, yang mengatur tentang akuntansi asset tetap.
4.5.2. Metode Pengukuran Variabel
Untuk mengukur variabel-variabel yang sudah diidentifikasikan, digunakan instrumen dan alat ukur sebagai berikut :
Tabel 4.2. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
No. Variabel Definisi Operasional Pengukuran
Variabel Skala
1. Kinerja Keuangan Z
Tingkat capaian dari satu hasil kerja di bidang keuangan daerah
dengan menggunakan indikator keuangan.
Jumlah PDRB yang merupakan hasil dari
produksi barang dan jasa.
Rasio
2. Pendapatan
Asli Daerah X1
Seluruh pendapatan yang bersumber dari daerah masing-
masing. Terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, laba hasil
BUMD, dan lain-lain pendapatan yang sah.
PAD adalah jumlah Pajak Daerah, Retribusi
daerah, kekayaan daerah yg dipisahkan dan lain-
lain PAD yang sah yang tercantum di APBD
Rasio
3. Dana Alokasi
Umum X2 Dana perimbangan daripusat ke
daerah yang digunakan untuk tujuan umum.
Jumlah Dana Alokasi Umum yang tercantum
di APBD Rasio
4. Dana Alokasi
Khusus X3 Transfer yang bersifat khusus dari
pemerintah pusat ke pemerintah daerah untuk mengatasi
Jumlah Dana Alokasi Khusus yang tercantum
di APBD Rasio
Universitas Sumatera Utara
kepentingan horizontal dengan tujuan pemerataan kemampuan
keuangan antar daerah untuk membiayai pengeluaran
pemerintah.
5 Belanja Modal
Variabel Intervening
Pengeluaran yang dilakukan Dalam rangka
Kegiatan, Pengadaan, sarana dan prasarana
fisik pembangunan, peningkatan atas indikator kesehatan,
pendidikan dan ekonomi Jumlah belanja modal
yang tercantum di APBD Rasio
4.6. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ordinary least square OLS dengan menggunakan software SPSS 17. Dalam
menganalisis data digunakan analisis regresi berganda dan analisis jalur Path Analysis. Analisis regresi berganda dilakukan dengan melakukan pengujian asumsi klasik dan
pengujian hipotesis. Menurut Ghozali 2005: 160 untuk melihat pengaruh variabel intervening Belanja Modal Y tersebut digunakan analisis jalur Path Analysis. Untuk
menguji pengaruh variabel intervening digunakan metode analisis jalur Path Analysis. Analisis jalur merupakan perluasan jalur dari analisis regresi linear berganda, atau
analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel model causal yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori.
Analisis jalur sendiri tidak dapat menentukan hubungan sebab akibat dan juga tidak dapat digunakan sebagai subtitusi bagi peneliti untuk melihat hubungan kausalitas antar
variabel. Hubungan kausalitas antar variabel telah dibentuk dalam model berdasarkan landasan teoritis. Apa yang dapat dilakukan oleh analisis jalur adalah menentukan pola
Universitas Sumatera Utara
hubungan antara tiga atau lebih variabel dan tidak dapat digunakan untuk mengkonfirmasi atau menolak hipotesis kausalitas imajiner.
Diagram jalur memberikan secara eksplisit hubungan kausalitas antar variabel berdasarkan pada teori. Tanda panah menunjukkan hubungan antar variabel. Model
bergerak dari kiri ke kanan dengan implikasi prioritas hubungan kausal variabel yang dekat ke sebelah kiri. Setiap nilai menggambarkan jalur dan koefisien jalur. Hasil dari
koefisien jalur akan menentukan apakah diagram jalur mempunyai hubungan langsung atau tidak langsung. Hubungan langsung terjadi jika satu variabel dengan variabel
lainnya tanpa ada variabel ketiga yang memediasi intervening hubungan kedua variabel tadi.
Hubungan tidak langsung adalah jika ada variabel ketiga yang memediasi hubungan kedua variabel ini. Kemudian pada setiap variabel dependen endogen
variabel akan ada anak panah yang menuju variabel ini, dan ini berfungsi untuk menjelaskan jumlah variance yang tidak dapat dijelaskan unexplained variance oleh
variabel itu. Jadi anak panah dari variabel pertama ke variabel kedua menunjukkan jumlah variance variabel kedua yang tidak dapat dijelaskan variabel pertama. Sedangkan
anak panah dari variabel kedua ke variabel ketiga menunjukkan jumlah variance variabel ketiga yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel pertama dan variabel kedua.
Koefisien jalur adalah standarized koefisien regresi. Koefisien jalur dihitung dengan membuat tiga persamaan struktural yaitu persamaan regresi yang menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
hubungan yang dihipotesiskan. Dalam hal ini ada 3 persamaan dalam penelitian, yaitu persamaan hipotesis 1, persamaan I hipotesis 2 dan persamaan II hipotesis 2:
Persamaan hipotesis 1
Z = α + β1X1+ β2X2+ β3X3 + e
Keterangan : Z
= Kinerja Keuangan X1
= PAD X2
= DAU X3
= DAK e
= error β1,β2, β3 = Koefisien regresi
α = Konstanta
Persamaan I hipotesis 2
Y = α + β1X1 + β2X2 β3X3 + e1
Keterangan : Y
= Belanja Modal X1
= PAD X2
= DAU X3
= DAK e1
= error β1,β2, β3 = Koefisien regresi
α = Konstanta
Universitas Sumatera Utara
Persamaan II hipotesis 2
Z = α + β1X1 + β2X2+ β3X3 + β4Y + e2
Keterangan : Z
= Kinerja Keuangan Y
= Belanja Modal X1
= PAD X2
= DAU X3
= DAK e2
= error β1,β2, β3, β4 = Koefisien regresi
α = Konstanta
4.7. Teknik Analisis Data