Uji kekuatan tarik dan kemuluran Ketahanan Sobek Morfologi Permukaan SEM Penentuan Waktu Kemantapan Mekanik

3.3.5.2. Kalibrasi Timbangan

Kalibrasi timbangan elektronik meliputi penggunaan beban massa standar dan penyesuaian arus sehingga massa dari standar diperlihatkan pada layar.

3.3.6. Pengumpulan Data

Pengambilan data yang dilakukan dengan melakukan Uji kekuatan tarik dan Kemuluran, ketahanan sobek serta Morfologi permukaan yang dijelaskan di bawah ini.

3.3.6.1 Uji kekuatan tarik dan kemuluran

Film hasil spesimen dipilih dengan ketebalan 2 mm dan dipotong membentuk spesimen untuk uji tarik dan kemuluran sesuai dengan ASTM D-638-72-Type IV. Seperti pada gambar berikut: Gambar.3.1. Bentuk Spesimen Untuk Uji Tarik dan Kemuluran ASTM D-638-72- Type IV. 115 mm 64 mm 6 mm 19 mm 2,55 mm 30 mm Alat uji tarik terlebih dahulu dikondisikan pada beban 100 kgf dengan kecepatan penarikan 10 mmmenit, kemudian spesimen dijepit kuat dengan alat penjepit, lalu mesin dihidupkan dan spesimen akan tertarik ke atas, spesimen diamati sampai putus. Universitas Sumatera Utara Dicatat tegangan maksimum F maks dan regangannya L. Data pengukuran tegangan regangan diubah menjadi kekuatan tarik σt dan kemuluran ε.

3.3.6.2 Ketahanan Sobek

Pengujian ketahanan sobek dilakukan dengan alat Tensiometer T-10 sesuai dengan ASTM D 571-2- Type II, dengan bentuk uji model sudut, sampel uji ditarik diantara dua jepitan alat dengan kecepatan 500 mmmenit hingga sampel uji koyaksobek. Hasil pengujian dapat dibaca printer recorder Tensiometer T-10. Pengujian dilakukan sekurang-kurang 2 kali.

3.3.6.3 Morfologi Permukaan SEM

Ruang mikroskop pada bagian dalam alat shimadzu ASM-SX dibuat menjadi kedap udara. Sumber listrik 30 KV dibuka secara perlahan hingga mencapai tegangan 20KV. Kompon film lateks sepatu diletakkan melintang diatas gelas preparat dan dimasukkan dalam ruang mikroskop yang telah kedap udara dari luar. Tampilan gambar permukaan sampel dapat dilihat pada layer tabung sinar katoda . Tampilan gambar difoto pada layer photograph dengan perbesaran lebih dari gambar preparat asli.

3.3.6.4 Penentuan Waktu Kemantapan Mekanik

Sampel lateks yang telah diketahui jumlah padatan totalnya ditimbang kemudian sampel tersebut diencerkan dengan menggunakan amonia 1,6. Untuk mengetahui Jumlah sampel yang akan digunakan dapat dihitung dengan persamaan 100 55 x total padat jumlah contoh volume = Universitas Sumatera Utara Untuk jumlah amonia dapat digunkan persamaan berikut: contoh volume amonia jumlah − =100 Sampel lateks dipanaskan hingga suhu 35-36 C, kemudian sampel disaring dan hasil penyaringan diambil sebanyak 80 gram kedalam wadah pengujian. Sampel diletakkan kedalam alat pemutar dengan kecepatan tinggi klaxon. Dengan batang pemutar berada di tengah botol uji. Alat pemutar dipasang pada kecepatan 14000 rpm dan waktunya pun diukur. Penentuan titik akhir dilakukan dengan cara mencelupkan batangan kaca kedalam lateks pekat serta mencelupkannya kedalam wadah yang berisi air dan diamati pecahnya partikel karet.

3.3.6.5 Penentunan Jumlah Padatan Total TSC