Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan informasi. Di dalam proses komunikasi terdapat tiga unsure yang sangat penting, yaitu komunikator,
pesan dan komunikan. Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu:
1. Proses komunikasi secara primer, yaitu : proses penyampaian pikiran oleh
komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu lambang symbol sebagai media atau saluran.
2. Proses komunikasi secara sekunder, yaitu : proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambing sebagai media pertama.
Komunikator dalam hal ini menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang
relatif jauh dan berjumlah banyak Effendy,1999:33.
b. Ciri Komunikasi
Komunikasi memiliki sifat atau ciri. Adapun sifat atau ciri dari komunikasi, antara lain :
1. Komunikasi Verbal Verbal Communication
a Komunikasi Lisan Oral Communication
b Komunikasi Tulisan Cetak WrittenPrinted Communication
2. Komunikasi Niverbal Nonverbal Communication
a Komunikasi Kial Isyarat Badaniah Gestured Communication
b Komunikasi Gambar Pictorial Communication
3.
Komunikasi Tatap Muka Face to Face Commu
nication
Universitas Sumatera Utara
4. Komunikasi Bermedia Mediated Communication Effendy,1993:33
c. Tujuan dan Fungsi Komunikasi
Komunikasi mempunyai suatu tujuan. Adapun tujuan komunikasi menurut Onong U. Effendy 1999 :55, adalah :
1. Mengubah sikap to change the attitude
2. Mengubah pendapat atau opini to change the opinion
3. Mengubah prilaku to change the behaviour
4. Mengubah masyarakat to change the society
Adapun fungsi dari kegiatan komunikasi, dibagi atas empat fungsi utama Effendy,1999., yaitu:
1. Menyampaikan informasi to inform
2. Mendidik to educate
3. Menghibur to entertain
4. Mempengaruhi to influence
II.1.1. Komunikasi Massa
Dari berbagai macam cara komunikasi dilaksanakan dalam masyarakat manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu
sendiri pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses dimana organisai media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada
sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari digunakan dan dikonsumsi oleh audience Sendjaja,2002:2.1. Komunikasi massa juga
merupakan jenis khusus dari komunikasi sosial yang melibatkan berbagai kondisi
Universitas Sumatera Utara
pengoprasian terutama sifat khalayak yang luas, heterogen, dan anonim, sifat bentuk komunikasi yang di karakterisiasikan sebagai komunikasi yang umum
serta sifat komunikatornya yang terorganisir Rakhmat, 1985:3. Defenisi paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan Bittner
1980, yaitu komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang Rakhmat,2001:188. Sedangkan menurut
Jay Black dan Fredrick C. Whitney 1988, komunikasi massa Adalah sebuah proses dimana pesan – pesan yang diperoleh secara masaltidak sedikit itu
disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen. Ada beberapa sifat yang melakat dalam komunikaSi massa dan sekaligus
membedakannya dengan bentuk komunikasi lainnya Liliweri,1991: 37-39: 1.
Sifat Komunikator Sesuai dengan hakekatnya dalam sifat penggunaan media secara profesional
dengan teknologi tingi melalui usaha – usaha industri maka pemilikan media massa bersifat lembaga, yayasan, organisasi usaha yang mempunyai struktur
dan penjelmaan tugas, fungsi – fungsi serta misi tertentu. Oleh karenanya, maka berbagai pesan yang terbit dari satu media massa sebenarnya bukan lagi
milik perorangan tetapi hasil rembukan, olahan redaksi atau keputusan dari kebijaksanaan organisasi yang menerbitkannya.
Berdasarkan hal tersebut maka dalam organisasi pemilik media ini terdapat pula gatekeeper. Fungsi gatekeeper ini dalam badan – badan usaha pers
umumnya dilakukan oleh editor yang berfungsi menyunting naskah supaya sesuai dengan misi organisasi, khalayak yang dituju maupun konteks yang
meliputi organisai pers dengan khalayak secara bersama – sama.
Universitas Sumatera Utara
2. Sifat Pesan
Pesan komunikasi massa bersifat umum, universal tentang berbagai tempat di muka bumi. Tidak ada pesan komunikasi massa yang hanya ditujukan kepada
suatu masyarakat tertentu. 3.
Sifat Media Massa Sebenarnya salah satu ciri yang paling khas dalam komunikasi massa adalah
sifat media massa. Komunikasi massa nampaknya lebih bertumpu pada andalan teknologi pembagi pasan dengan menggunakan jasa industri untuk
memperbanyak dan melipatgandakannya.Bantuan industri mengakibatkan berbagai pesan akan menjangkau khalayak dengan cara yang cepat serta
tepatdan terus menerus. Hal ini akan berfungsi mengatur hubungan antara komunikator dengan komunikan yang dilakukan secara serempak dan
menjangkau berbagai titik –titik pemukiman manusia di muka bumi pada waktu yang sama.
4. Sifat Komunikan
Komunikan dalam suatu komunikasi massa dalah khalayak. Khalayak merupakan masyarakt umum sangat beragam, heterogen dalam segi
demografis, geografis, maupun psikografis. Jumlah keanggotaan komunikan itu sangat besar, bisa puluhan, ribuan, jutaan, diantara mereka tidak saling
mengenal satu dengan yang lainnya namun pada suatu waktu dan mungkin pada tempat yang relatif sama mereka memperoleh jenis pesan yang sama dari
media massa tertentu. 5.
Sifat Efek
Universitas Sumatera Utara
Secara umum terdapat tiga efek dari komunikasi massa, berdasarkan teori hirarki efek yaitu : a efek kognitif, pesan komunikasi massa mengakibatkan
khalayak berubah dalam hal pengetahuan, pandangan, dan pendapat terhadap sesuatu yang diperolehnya.; b efek afektif dimana pesan komunikasi massa
mengakibatkan berubahnya perasaan tertentu dari khalayak. Orang dapat menjadi lebih marah dan berkurang rasa tidak senagnya terhadap sesuatu
akibat membaca surat kabar, mendengar radio, atau menonton televisi; c efek konatif, yaitu akibat pesan komunikasi massa orang mengambil
keputusan untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. 6.
Sifat Umpan Balik Umpan balik dari suatu komunikasi massa biasanya lebih bersifat tertunda
daripada umpan balik langsung dalam komunikasi antar pribadi. Pengembalian reaksi terhadap suatu pesan kepada sumbernya tidak terjadi
pada saat yang sama melainkan ditunda setelah suatu media itu beredar, atau pesannya itu memasuki kehidupan masyarakat tertentu.
II.1.2. Komunikasi Massa ini terdiri dari :
a. Komunikasi media massa cetak printed mass media communication −
Surat Kabar daily −
Majalah magazine
b. Komunikasi media massa elektronik electronic mass media communication
− Radio
− Televisi
Universitas Sumatera Utara
− Film
− Lain-lain
2. Komunikasi Medio Medio Communication, yang terdiri dari:
a. Surat b. Telepon
c. Pamflet d. Poster
e. Lain-lain Effendy,1999.
II.1.3. Media Massa
Media massa mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut Mc. Quail, 1991:3 :
1. Media merupakan produksi yang berubah dan berkembang yang menciptakan
lapangan pekerjaan, barang dan jasa serta menghidupkan industri lain yang terkait. Media juga merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan dan
norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan institusi sosial lainnya. Dilain pihak, institusi media diatur oleh masyarakat.
2. Media massa merupakan sumber kekuatan sebagai alat kontrol, manajemen
dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lain.
3. Media merupakan lokasi forum yang semakin berkembang, untuk
menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional.
Universitas Sumatera Utara
4. Media seringkali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan
saja dalam pengertian perkembangan untuk seni dan simbol, tapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup, dan norma-norma.
5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk
memperoleh gambaran citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian
normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan. Media massa sangat berpengaruh pada kehidupan manusia karena media
massa yang merupakan hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih bisa meningkatkan intensitas, kecepatan, dan jangkauan komunikasi dengan
pengaruh sosial yang cukup besar. Dengan adanya alat-alat komunikasi massa yang canggih, maka alat-alat tersebut tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia zaman sekarang ini. Menurut Cangara 2002: 134-135, karakteristik media massa yaitu:
1. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak
orang, yakni melai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian informasi.
2. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan
terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Kalaupun terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan waktu dan tertunda.
3. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangn waktu dan jarak,
karena ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan, dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat yang sama.
Universitas Sumatera Utara
4. Memakai peraltan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar dan
semacamnya. 5.
Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin dan suku bangsa.
II.1.4. Komunikasi Spritual A. Definisi dan makna komunikasi spiritual
Menurut Nina syam 2006 komunikasi spiritual adalah komunikasi yang terjadi antara manusia dan Tuhan atau dapat pula difahami bahwa komunikasi
spiritual berkenaan dengan agama. Artinya: komunikasi yang didasari nuansa- nuansa keagamaan. Karena agama mengajarkan kepada kita :
- Siapakah kita - Apa tujuan hidup kita
- Mau kemana arah hidup kita Untuk menjawab itu semua kita perlu melakukan komunikasi spiritual.
Hakikat komunikasi adalah proses pencipta makna dengan menggunakan simbol-simbol atau tanda-tanda. Allah menebarkan simbol-simbol atau tanda-
tanda melalui dua ayat yaitu 1.
Ayat quraniyah tulisan-tulisan Al-Qur’an yang berisi perintah dan larangan. 2.
Yang kedua, ayat kauniyah, berbentuk alam semesta yang antara lain: Allah telah menciptakan bumi, langit, gunung, dan lain-lainnya, demikian pula
peristiwa-peristiwa alam seperti tsunami, banjir dan lain sebagainya.Hal ini merupakan tanda-tanda komunikasi Allah dengan makhluknya. Dalam konteks
sekarang, bagaimana sesungguhnya komunikasi kita dengan Tuhan? Manusia
Universitas Sumatera Utara
dapat berkomunikasi dengan Tuhan melalui amalan-amalan batin, seperti sholat, berdoa zikir dan lain-lain. Pada waktu kita sholat sesungguhnya kita
sedang melakukan berkomunikasi dengan Tuhan. Tuhan bertindak sebagai komunikan penerima pesan , sedang kita bertindak sebagai komunikator
pengirim pesan. Komunikasi spiritual antara manusia dan Tuhan, bila direnungkansecara saksama, sesungguhnya dipengarui oleh suara hati kita
yang bersih. Suara hati kita yang bersih inilah yang disebut kecerdasan spiritual. Menurut Ary Ginanjar2001 kecerdasal spiritual tidak sama dengan
ritual. Ritual adalah bagian dari kecerdasan spiritual. Kecerdasan spiritual atau spiritual quotieont SQ, Zohar dan Marshall
Ginanjar,2001:46 mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna, yaitu kecerdasan untuk menempatka perilaku dan
hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang
lain. SQ adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan kecerdasan intelektual IQ dan kecerdasan emosional EQ secara efektif. Sedangkan dalam
ESQ, kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna spiritual terhadap pemikiran, perilaku dan kegiatan, serta mampu menyinergikan.
IQ, EQ dan SQ secara konprehensif Ginanjar, 2001:47
B. Tujuan komunikasi spiritual
Tujuan utama berkomunikasi antara manusia dan Tuhan yaitu: 1.
Peningkatan kualitas iman dan taqwa
Universitas Sumatera Utara
2. Peningkatan kualitas ibadah
3. Peningkatan kualitas akhlak
4. Tercapainya perdamaian hakiki
5. Keselamatan dunia akhirat
II.2. One Step Flow
Dalam penelitian ini, peneliti akan menetapkan model komunikasi massa Alir Satu Tahap one-step flow model
sebagai landasan. Model ini menyatakan saluran media massa berkomunikasi secara langsung kepada komunikate, dalam arti pesan- pesan media mengalir tanpa harus melalui opinion leader. Model ini mengakui pesan-pesan komunikasi sama
tetapi efek yang ditimbulkan tidak selalu sama pada masing-masing penerima. . One-step flow model mengakui media massa bukanlah allpowerful berkuasa penuh, dan tidak semua media
mempunyai kekuatan yang sama. Aspek-aspek seleksi penyaringan dari khalayak seperti selective exposure hal-hal yang disukai, selective perception persepsi, dan selective retention ingatan mempengaruhi dampak pesan. One-step flow
model mempengaruhi kemungkinan timbulnya reaksi atau efek yang berbeda di kalangan audiens penerima terhadap pesan- pesan media yang sama.Wiryanto,2000:32-33.
Bagan 1.1 One-step flow model dapat digambarkan sebagai berikut :
One-step flow mode l
Umpan balik tidak harus sama
Sumber : Wiryanto,2000:33
Berdasarkan model di atas maka jika diaplikasikan kepada masalah penelitian dapat dilihat pada bagan 1.2 yang menggambarkan hubungan antara fatwa mengenai bunga Bank haram di internet sebagai media komunikasi MUI dengan
mahasiswa Fakultas Hukum USU sebagai berikut: Bagan 1.2
Model hubungan Fatwa Bunga Bank Haram oleh MUI dengan internet sebagai media komunikasi
Tanggapan MUI sebagai komunikator menyampaikan pesan atau informasi melalui internet sebagai salah satu media massa
kepada komunikate yaitu masyarakat khususnya Mahasiswa Fakultas Hukum USU.
Pesan-pesan media massa
Mass audience
Pesan Fatwa MUI tentang Bunga Bank di
internet Mahasiswa
Hukum USU
Universitas Sumatera Utara
Setelah mendapatkan informasi atau pesan tersebut mahasiswa memberikan umpan balik yang berupa tanggapan mereka terhadap fatwa MUI di
internet.
Sedangkan tanggapan itu sendiri menurut Kottler adalah: “ Serangkaian reaksi dari penerima setelah melihat atau mendengar pesan-pesan yang dikirim
oleh pihak pengirim. Pendengar akan menanggapi atau mengambil tindakan setelah mendengar iklan tersebut ”. Kottler,1992:107.
Khalayak memberikan tanggapan terhadap pesan-pesan media massa dapat diterangkan melalui teori selective influence yang terdiri dari empat prinsip
yaitu :
1. Selective Attention
Pertama, perbedaan individu dalam merespon pesan-pesan terjadi hanya karena perbedaan dalam struktur kognitif yang mereka miliki. Cara pandang,
berfikir, berpengetahuan, kepercayaan setiap individu terhadap sesuatu yang baru termasuk isu yang disampaikan tidaklah sama. Karena itu setiap individu hanya
akan memilih jenis pesan yang paling berkesan saja yang bisa mempengaruhi dia untuk mengikuti pendapat yang disampaikan.
Kedua, karena keanggotaan seseorang dalam masyarakat ada dalam berbagai kelompok sosial maupun kemasyarakatan maka ada dugaan memilih perhatian
terhadap pesan tertentupun sangat dipengaruhi kelompok itu.
2. Selective Perception
Karena adanya perbedaan dalam faktor-faktor kognitif; minat dan kepercayaan, pengetahuan, sikap dan kebutuhan, nilai-nilai maka individu secara
selektif mempersepsi suatu pesan yang menerpanya. Dengan demikian terdapat perbedaan penerimaan pesan yang dipersepsi oleh penerima karena terdapat
perbedaan kognisi itu.
3. Selective Recall
Seseorang cenderung memilih kembali hanya pesan-pesan yang diingat saja. Jadi prinsip ini meskipun pararel dengan seleksi pada perhatian namun setiap
orang memilih pesan yang paling berkesan saja.
4. Selective Action
Universitas Sumatera Utara
Selective action dalam sebuah informasi mengarahkan untuk memutuskan tindakan yang dipilhnya setelah menimbang keuntungan dan kerugian dari semua
informasi yang diterima.
Dalam model ini dijelaskan bahwa umpan balik dari komunikate tidak selalu sama walaupun informasi atau pesan dan media yang digunakan sama. Hal ini disebabkan karena adanya seleksi penyaringan dari khalayak atau mahasiswa,
seleksi penyaringan itu antara lain perbedaan persepsi, perbedaan minat. Oleh karena itu tanggapan yang akan diberikan mahasiswa pun akan berbeda. Mahasiswa akan memberikan
tanggapan setelah menerima pesan yang disampaikan oleh MUI melalui jaringan internet. Tanggapan tersebut dapat berupa perubahan pandangan, perubahan sikap bahkan perubahan tingkah laku.
II.3. Opini Publik