Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Kemajuan teknologi di abad 21, menyebabkan pergeseran besar di berbagai bidang kehidupan manusia dan alam sekitarnya. Pergeseran paling besar dan paling mudah diamati adalah bagaimana cara manusia berkomunikasi. Dahulu penemuan kertas dan alat tulis sempat dianggap sebagai pencapaian terbesar manusia, namun kini peranan kertas dan alat tulis telah digeser oleh kemajuan bidang multi media. Jika dahulu media cetak dan elektronik dianggap sebagai media massa paling efektif, kini dunia multi medialah yang jadi primadona. Dunia multi media atau lazimnya disebut sebagai internet, memang memiliki kemampuan menyediakan informasi yang jauh lebih banyak dan lengkap daripada media-media konvensional lainnya. Apalagi internet juga menyatukan semua kemampuan yang merupakan andalan media massa sebelumnya, yakni kemampuan visual, audio dan audio visual. Dari segi efisiensi dan efektifitas, internet juga menempati posisi terdepan dibandingkan media lainnya. Internet membuat kita tidak perlu repot-repot menebangi pohon, hanya untuk menyampaikan beberapa informasi yang sehari kemudian mungkin akan basi dan media penyampainya akan berakhir di tempat sampah. Dengan semua sifat “ supernya ” tidak heran jika hampir semua perusahaan media massa yang dahulu hanya fokus pada salah satu sistem media, entah itu cetak maupun elektronik, kini mulai membangun divisi multi media juga. Contohnya portal berita milik grup kompas, Waspada On line, Analisadaily, Universitas Sumatera Utara bahkan media audio visul juga merasa perlu mengukuhkan eksistensi mereka di internet melalui situs-situs, Metro TV.com, RCTI. Com dan lain-lain. Peningkatan pengetahuan dan semakin terjangkaunya sarana pendukung, membuat internet lambat laun menjadi sumber informasi andalan bagi berbagai kalangan di Indonesia, utamanya di kalangan pelajar dan mahasiswa di kota-kota besar. Dari mulai mencari bahan tugas belajar sampai ajang bersosialisasi, mereka lakukan di media berjuluk “dunia maya” Dengan daya jangkaunya yang tidak mengenal batasan geografis dan kemampuan up date informasi setiap saat, internet menjadi media yang sangat kondusif dalam kampanye pembentukan opini publik. Terlebih lagi internet secara harfiah tidak pernah melakukan proses seleksi, baik itu kepada para pengguna maupun isi informasi yang di up load. Kuatnya pengaruh internet dalam pembentukan opini publik di Indonesia, terbukti jelas pada kasus Ketua KPK Bibit-Chandra dan perseteruan Prita Mulyasari versus Rumah Sakit Omni Internasional. Dalam kedua kasus tersebut, opini publik telah menjelma menjadi hakim dan jaksa, yang menentukan akhir kedua kasus hukum di atas. Opini publik dalam sebuah negara penganut mazhab demokrasi, sering kali menjelma bagai Dewa. Dalam tatanan hukum fomal Indonesia sendiri, eksistensi opini publik juga sangat diakui. Atas dasar kepentingan umum salah satu indikatornya adalah desakan opini publik , jaksa bisa melakukan proses penghentian sebuah perkara, yang lazim disebut proses “ deponering ” Salah satu isu menarik dalam proses pembentukan opini publik adalah fatwa haram bunga bank yang dikeluarkan oleh MUI. MUI sebagai salah satu wadah berkumpulnya para ulama dan cendekiawan Islam, merasa perlu memberikan Universitas Sumatera Utara arahan bagi umat mengenai hukum bunga bank dalam pandangan umat Islam. Namun meskipun eksistensi MUI sebagai lembaga pemberi fatwa telah diakui oleh pemerintah Republik Indonesia maupun dunia internasional, tetap saja opini umat Islam Indonesia masih terbelah. Hal ini dikarenakan sistem perbankan belum ada di zaman Nabi Muhammad SAW, sehingga tidak ada fatwa jelas dan tegas dari Rasullah, yang bisa jadi patokan bagi umatnya. Secara umum, pemberitaan mengenai fatwa bunga bank haram bisa digolongkan dalam tiga kategori, yakni : 1. Setuju dengan fatwa MUI, bahwa bunga bank haram. Pemberitaan yang nadanya bersikap setuju dengan fatwa MUI, bahwa bunga bank adalah haram antara lain dimuat diwebsite : Viva News.com Senin, 14 Juni 2010 pukul 15.42 Wib 2. Tidak setuju dengan fatwa MUI bahwa bank haram. Pemberitaan yang nadanya bersikap tidak setuju dengan fatwa MUI, bahwa bunga bank adalah haram antara lain dimuat oleh : Berita Suara Media.com Selasa, 06 April 2010, Pukul 16.31 Wib 3. Tidak berpihak pada salah satu dari dua pendapat diatas. Pemberitaan yang bersikap tidak berpihak dengan salah satu dari kedua pendapat di atas antara lain dimuat oleh : ANTARA News.com Senin, 5 April 2010, Pukul 22.07 wib Salah satu elemen masyarakat yang menarik untuk dikaji opininya mengenai isu di atas adalah, dari kalangan mahasiswa, terutama yang mengambil jurusan ilmu hukum dan aktif di organisasi kemahasiswaan. Para mahasiswa ini tentunya leluasa melakukan berbagai kajian ilmiah mengenai legalitas fatwa tersebut. Universitas Sumatera Utara Karena dalam kurikulum pendidikan sarjana hukum di Indonesia, juga diwajibkan mempelajari konsep-konsep dasar hukum Islam. Terlebih lagi para mahasiswa yang aktif dalam organisasi bernafaskan Islam, seperti HMI. Sebagai wadah kreatifitas mahasiswa muslim, HMI memberikan keleluasaan bagi setiap komisariat di bawahnya untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang bisa mendukung kematangan akademis para anggota komisariat bersangkutan. Hal yang umum dilakukan adalah, menyelenggarakan kegiatan-kegiatan diskusi maupun seminar mengenai topik-topik terkait dengan program studi para anggotanya. Dan mengingat isu seputar halal haramnya bunga bank dalam kajian hukum Islam, telah lama menjadi isu kontroversial di kalangan umat, topik ini pastilah jadi bahan kajian menarik bagi para anggota HMI Komisariat Hukum USU. Apalagi selama ini HMI Komisariat Hukum USU cukup aktif dalam melakukan pembinaan kepada para anggotanya. Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik mengetahui opini mahasiswa yang tergabung dalam HMI komisariat Fakultas Hukum USU terhadap fatwa haram bunga bank oleh MUI.

1.2 Perumusan Masalah