Proses Pembentukan Opini Publik

atas persoalan yang dibahas oleh pendapat semula. Dengan demikian, opini publik merupakan opini yang mengandung unsur-unsur berikut: 1. Adanya masalah atau situasi yang bersifat kontroversial; 2. Adanya publik yang secara spontan terpikat kepada masalah tersebut, melibatkan diri ke dalamnya dan berusaha memberikan pendapatnya. 3. Adanya kesempatan bertukar pikiran atau berdebat mengenai masalah yang kontroversial tersebut. Dari berbagai uraian yang telah dikemukakan dapat diambil kesimpulan bahwa opini publik adalah Sunarjo, 1984 : 32 : 1. Opini publik merupakan persatuan pendapat sintesa dari pendapat- pendapat orang banyak; 2. Sedikit banyaknya mendapat dukungan dari sejumlah orang; 3. Dalam opini publik orang menyatakan persetujuan atau tidak setuju terhadap gagasan atau terhadap suatu situasi, kejadian atau peristiwa. 4. Opini publik merupakan kesatuan perasaan emosi dan akal, karenanya opini mudah berubah misalnya dari setuju menjadi tidak setuju; 5. Opini publik dapat dibentuk dan karena opini itu bukan suatu fakta maka belum tentu benar; 6. Opini publik mungkin sekali dilakukan dengan timbulnya suatu aksi, misalnya demonstrasi atau unjuk pendapat; 7. Tidak boleh dilupakan bahwa terbentuknya opini publik selalu memulai diskusi sosial.

II.3.2. Proses Pembentukan Opini Publik

Universitas Sumatera Utara Menurut Cutlip dan Center, opini publik merupakan hasil penyatuan pendapat para individu tentang masalah-masalah yang bersifat umum Sastropoetro, 1990 : 52. Mengenai suatu persoalan isu yang dianggap aktual, tiap individu dapat mempercakapkannya tanpa acara, waktu dan tempat. Percakapan yang berupa pertukaran-pikiran dan kadang-kadang berdebat sengit itu berlangsung di jalan, di kantor, di rumah makan atau waning kopi, di tempat-tempat pertemuan atau dimana saja, dimana masing-masing pihak yang terkait mengajukan pendapatnya berlandas pada fakta atau perasaan sentimen, prasangka prejudice, harapan, ketakutan, kepercayaan, pengalaman, prinsip-prinsip, pendirian, tradisi, keyakinan dan sebagainya. Persoalan yang didiskusikan iu dalam prosesnya mengacu pada suatu kondisi yang terkonsolidasi dan jelas hingga terwujud bentuk-bentuk pendapat tertentu Sumarno, 1990 : 19. Selanjutnya dikemukakan bahwa. orang-orang yang mempunyai opini atau pendapat yang tegas, mendasarkannya kepada alasan-alasan yang rasional yang berarti dasar-dasar yang masuk akan dan dapat dimengerti oleh orang lain. Jadi seperti telah dikemukakan terlebih dahulu dan perlu diulangi kembali ialah ada tiga sebab yang menimbulkan perbedaan pendapat, yaitu : 1. Perbedaan pandangan terhadap fakta 2. Perbedaan perkiraan tentang cara-cara terbaik untuk mencapai tujuan 3. Perbedaan motif yang serupa guna mencapai tujuan Dasar-dasar yang rasional yang berhubungan dengan ketiga sebab tadi berarti bahwa disebabkan oleh perbedaan-perbedaan itu, maka timbul kehati- Universitas Sumatera Utara hatian dalam pandangan agar mencapai suatu keserasian bagi terbentuknya suatu opini yang menguntungkan. Kelompok-kelompok manusia yang terdiri atas individu-individu yang secara kebetulan misalnya bertemu di jalan, di waning, di tempat kerja atau dirumah, kemudian secara tidak sadar berkumpul dan kemudian mendiskusikan isu tersebut hingga terpenuhi ciri-ciri sebagai berikut Sastropoetro, 1990 : 108: 1. Kehadiran kelompok bukan akibat dari suatu rencana yang telah dirumuskan terlebih dahulu, tetapi merupakan suatu respon yang bersifat alamiah dan wajar terhadap suatu isu atau situasi tertentu; 2. Kelompok tersebut bukan pula merupakan suatu kelompok yang telah didirikan secara resmi, dan karenanya tidak mengenal struktur organisasi dan unsur norma lainnya; 3. Bertemunya individu-individu dalam kelompok terbentuk karena spontanitas. Tersiarnya berita-berita, menimbulkan situasi bahwa secara tidak sengaja dan tertarik kepada berita-berita tersebut, orang-orang membicarakannya. Mereka secara spontan membicarakan salah satu soal yang bersifat kontroversial. Pada awalnya pembicaraan berjalan tenang, tetapi lambat laun tanpa disadari mereka terlibat dalam diskusi. Masing-masing mengemukakan suatu penyelesaian. Pendapat-pendapat yang saling dipertukarkan akan menghasilkan masukan yang beragam dan simpang siur, yang lambat laun akan menuju kepada satu pikiran yang bulat. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, menurut Sastropoetro 1990 : 109, terdapat tiga tahap pembicaraan sebagai berikut: Tahap 1. Masukan yang masih semrawut. Universitas Sumatera Utara Tahap 2. Tahap pembicaraan mulai terarah, mulai membentuk pikiran yang jelas dan menyatu. Tahap 3. Tahap dimana pendapat telah menyatu, bulat dan kuat. Pendapat yang terbentuk itu tidak ditentang lagi oleh orang-orang yang berada dalam kelompok tersebut. Seterusnya publik itu bubar dan membicarakan masalah lain. Pendapat yang telah dinyatakan dan tidak dipertentangkan itulah yang disebut dengan opini publik.

II.3.3. Kekuatan Opini Publik