MUTU PENDIDIKAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. MUTU PENDIDIKAN

Berbicara masalah pendidikan tidak terlepas dengan kehidupan manusia, karena manusia pada proses perkembangannya memerlukan pendidikan untuk mendewasakan dan mengembangkan diri. Sesuai dengan bunyi Tap No: IIMPR1998 yang menegaskan “Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan hakekat dan martabat manusia. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat”. Upaya pemerintah dalam membangkitkan masyarakat untuk mengikuti pendidikan telah dimulai pada tahun 1955 dengan program wajib belajar. Program wajib belajar ini dilanjutkan dengan program wajib belajar 6 tahun yang dicanangkan pemerintah pada tanggal 2 Mei 1984. Dengan mempertimbangkan hasil pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar 6 tahun dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anaknya minimal sampai lulus SDMI, maka pemerintah lewat Undang- Undang No. 2 tahun 1989 dan telah diganti dengan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, mewajibkan setiap warga negara Indonesia untuk mengikuti program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Di samping program wajib belajar tersebut di atas, pemerintah juga selalu merevisi kurikulum, sebut kurikulum 1984, kurikulum 1994 dan yang 9 2 terakhir dengan kurikulum 2004 atau yang lebih dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK. Pada era globalisasi ini, persaingan yang terjadi terletak pada kemampuan sumber daya manusia. Dengan hanya mengandalkan pendidikan dasar 9 tahun, maka sangat sulit kiranya untuk ikut berkompetisi di dalam era globalisasi ini. Oleh karena itu, Menteri Pendidikan Nasional Indonesia mencanangkan pembangunan pendidikan diarahkan pada tiga strategi pokok, yaitu 1 pemerataan dan perluasan akses belajar, 2 peningkatan mutu, relevansi dan daya saing pada semua jenis dan jenjang pendidikan, 3 good governance, akuntabilitas dan pencitraan publik. Dengan tiga strategi pokok ini diharapkan mutu pendidikan indonesia meningkat, tetapi perlu disadari bahwa masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi mutu pendidikan, antara lain: ketersediaannya sarana dan prasarana pendidikan, keberadaan tenaga guru dan tidak kalah pentingnya sikap mental masyarakat. Keterpurukan dunia pendidikan di Indonesia pada saat ini bukanlah suatu yang rahasia lagi, sesuai dengan laporan dari UNDP pada tahun 2005 yang menyatakan bahwa peringkat sumber daya manusia Indonesia berada pada urutan 110. Peringkat ini jauh di bawah negara ASEAN lain seperti Filipina, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura, bahkan mutu pendidikan Indonesia berada di bawah Vietnam, suatu negara yang begitu lama dilanda kemelut dalam negeri. Berbagai usaha telah dilakukan oleh Pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia, yaitu: diundangkannya UU No. 3 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas dan UU Guru dan Dosen tahun 2005 serta Peraturan Pemerintah PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Hanya saja pelaksanaan dari UU dan PP tersebut belum dapat berjalan dengan sempurna, sebut saja anggaran untuk bidang pendidikan sebesar 20 dari APBN atau APBD belum dapat dilakukan, hal ini merupakan salah satu penghambat untuk peningkatan pendidikan Indonesia.

B. MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH