6
3. Pengawasan.
Pengawasan diartikan sebagai upaya untuk mengamati secara sistematis dan berkesinambungan; merekam, memberi penjelasan,
petunjuk, pembinaan dan meluruskan berbagai hal yang kurang tepat serta memperbaiki kesalahan.
4. Pembinaan.
Pembinaan merupakan rangkaian upaya pengendalian secara profesional semua unsur organisasiagar berfungsi sebagaimana
mestinya sehingga rencana untuk mencapai tujuan dapat terlaksana secara efektif dan efisien.
3. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah
MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah pelibatan masyarakat dalam kerangka
kebijakan pendidikan nasional Mulyasa, 2005:24. Sedangkan Sudarwan Danim 2005:34 mendefinisikan MBS
sebagai proses kerja komunitas sekolah dengan cara menerapkan kaidah- kaidah otonomi, akuntabilitas, partisipasi, dan sustainabilitas untuk
mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran secara bermutu. Secara sederhana MBS didefinisikan sebagai desentralisasi kewenangan
pembuatan keputusan pada tingkat sekolah. Pengertian MBS menurut Edmond dalam Suryosubroto, 2004:208
merupakan alternatif baru dalam pengelolaan pendidikan yang lebih menekankan kepada kemandirian dan efektifitas kepala sekolah. Konsep
7
ini diperkuat oleh teori efective school yang lebih memfokuskan diri perbaikan proses pendidikan. Beberapa indikator yang menunjukan
karakter dari konsep manajemen ini adalah: 1 lingkungan sekolah yang aman dan tertib, 2 sekolah memiliki misi dan mutu yang ingin dicapai, 3
sekolah memiliki kepemimpinan yang kuat, 4 adanya harapan yang tinggi dari personel sekolah untuk berprestasi, 5 adanya pengembangan staf
sekolah yang terus menerus sesuai tuntutan IPTEK, 6 adanya pelaksanaan evaluasi yang terus menerus terhadap berbagai aspek akademik dan
administratif, dan pemanfaatan hasilnya untuk menyempurnakan atau perbaikan mutu, 7 adanya dukungan intensif dari orang tua murid dan
masyarakat. MBS adalah bentuk alternatif sekolah sebagai hasil dari
desentralisasi pendidikan Nurkholis, 2003:6. MBS pada prinsipnya bertumpu pada sekolah dan masyarakat serta jauh dari birokrasi yang
sentralistik. MBS berpotensi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, pemerataan, efisiensi, serta manajemen yang bertumpu pada tingkat
sekolah. MBS juga memiliki potensi yang besar untuk menciptakan kepala sekolah, guru, dan administrator yang profesional. Dengan demikian,
sekolah akan responsif terhadap kebutuhan siswa dan masyarakat sekolah. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa MBS adalah suatu
pendekatan pengelolaan sekolah dalam rangka desentralisasi pendidikan yang memberikan wewenang yang lebih luas kepada sekolah untuk
8
mengambil keputusan dalam rangka meningktkan mutu pendidikan yang didukung dengan partisipasi yang tinggi dari warga sekolah.
4. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah