Sistem Informasi Pemerintah Daerah

commit to user 35 sampaikan melalui papan pengumuman atau website. Agus Dwiyanto, 2010:119.

2.1.6. Sistem Informasi Pemerintah Daerah

Pengembangan aplikasi sistem informasi dan telekomunikasi di lingkungan pemerintah dikenal dengan sebutan e-government e-gov. Menurut Bank Dunia dalam Nugroho, 2008:165, istilah e-gov didefinisikan sebagai penggunaan tekhnologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas layanan pemerintahan. Sedangkan menurut Clay G. Wescott dalam Suyanto, 2005:331 e-government adalah penggunaan tekhnologi komunikasi dan informasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas biaya pemerintahan, meningkatkan pelayanan pemerintah, lebih memberikan akses informasi yang lebih besar kepada masyarakat dan membuat pemerintah lebih bertanggung jawab kepada rakyat. Tujuan-tujuan e-gov Eko Nugroho, 2008:166 antara lain: 1. Penyediaan akses yang mudah terhadap informasi dan layanan pemerintah ke masyarakat dan dunia usaha. 2. Peningkatan kualitas layanan dengan cara peningkatan kecepatan, kesempurnaan, dan proses yang efisien. 3. Penyediaan peluang yang lebih besar bagi masyarakat untuk lebih berpartisipasi dalam berbagai proses demokrasi. commit to user 4. Interaksi yang lebih baik antara pemerintah dan masyarakat bagi kemajuan layanan publik yang semakin baik. Macam interaksi yang ada dalam e-gov dapat digambarkan pada gambar berikut: C2C C2G G2G C2B B2G B2B Bagan 2.1 Interaksi dalam e-gov Eko Nugroho, 2008:166 C2C : customer to customer masyarakat ke masyarakat C2B : customer to bisnis masyarakat ke dunia bisnis C2G : customer to government masyarakat ke pemerintah B2B : bisnis to bisnis dunia bisnis ke dunia bisnis G2G : government to government antarinstansi pemerintah B2G : bisnis to governement dunia bisnis ke pemerintah MASYA RAKAT MASYA RAKAT PEMERIN TAH PEMERIN TAH BISNIS BISNIS commit to user 37 Aplikasi government to citizens G2C merupakan aplikasi pelayanan pemerintah kepada masyarakat yang paling umum. Pelayanan tersebut dapat berupa pelayanan pajak, pelayanan kartu penduduk, pelayanan peraturan pemerintah, pelayanan perijinan reklame, pendaftaran hak cipta, pelayanan perpanjangan SIM dan STNK, pelayanan ibadah haji, dsb. Aplikasi government to business G2B merupakan aplikasi pelayanan pemerintah kepada bisnis. Pelayanan tersebut dapat berupa pelayanan pembayaran pajak perusahaan, pelayanan tender proyek pemerintah, pelayanan perijinan pendirian usaha, informasi lokasi bisnis, informasi kebutuhan belanja pemerintah, pelayanan Kamar Dagang Indonesia KADIN, dsb. Aplikasi government to government G2G merupakan aplikasi pelayanan pemerintah kepada pemerintah lain. Pelayanan tersebut dapat berupa hubungan administrasi antar pemerintah dengan kedutaan besar atau konsulat jenderal, aplikasi kantor pemerintah dengan bank-bank pemerintah, aplikasi pemerintah berhubungan dengan bank-bank asing, dsb. Government to employees G2E merupakan aplikasi pelayanan pemerintah kepada pegawainya. Pelayanan pemerintah kepada pegawainya terdiri dari berbagai aplikasi perkantoran, peraturan kepegawaian, peluang karir, record pegawai, kompensasi pegawai, dsb. Suyanto, 2005:331-332. Zhiyuan Fang dalam E-Government in Digital Era: Concept, Practise, and Development Vol. 10, No. 2, 2002:1 menyebutkan bahwa: This paper outlines eight different potential types or models in an e-government system that is useful to define scope of E-government studies: Government-to-Citizen G2C; Citizen-to-Government C2G; Government-to-Business G2B; Business-to-Government commit to user B2G; Government-to-government G2G; Government-to- Nonprofit G2N; Nonprofit-to-Government N2G; and Government-to-Employee G2E Secara garis besar tulisan ini menyebutkan delapan tipe berbeda atau model yang biasa digunakan dalam e-government adalah government-tocitizen G2C, citizen-to-government C2G, government-to-business G2B, business-to-government B2G, government-to-government G2G, government-to-nonprofit G2N, nonprofit-to-government N2G, dan government-to- employee G2E. Agar e-gov sukses Eko Nugroho, 2008:167 maka diperlukan tiga hal berikut: 1. Infrastruktur tekhnologi harus mencukupi. 2. SDM harus memiliki keterampilan yang memadai. 3. Ketersediaan akses ke internet. Tahapan perkembangan aplikasi e-gov dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut: Bagan 2.2 Tahapan dalam e-gov Eko Nugroho, 2008:167 PUBLIKASI Layanan penyediaan informasi untuk pengguna masyarakat, bisnis, dan instansi lain INTERAKSI Layanan pencarian dan pengambilan informasi bagi pengguna TRANSAKSI Layanan pencarian informasi, pembelian produk, pengisian formulir untuk pengguna commit to user 39 1. Tahap Publikasi Secara terminologi, publikasi berarti penyiaran, pengumuman atau penerbitan. Ton kertapati menjelaskan dalam bukunya Dasar Dasar Publisistik Dalam Perkembangannya Di Indonesia Menjadi Ilmu Komunikasi bahwa istilah publisistik berasal dari kata kerja bahasa latin publicare yang berarti mengumumkan. Dari penjelasan tersebut, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa istilah publikasi dapat diartikan pengumuman tentang suatu hal yang disiarkan lewat media elektronik dan atau diterbitkan di media cetak. Publikasi menurut Djoko Agung Harijadi http:madina.co.id adalah memberikan informasi tidak hanya berupa berita, namun lebih dari itu adalah memberikan informasi seluruh kegiatan pemerintahan seperti rancangan undang undang, regulasi, kebijakan dan belanja pemerintah yang akan dilaksanakan. Pada tahap ini aplikasi e-gov digunakan terutama untuk publikasi tentang kegiatan pemerintah kepada masyarakat. Melalui pelayanan tersebut, antara lain situs internet, masyarakat dapat melihat berbagai macam kegiatan pelayanan pemerintah yang dilakukan bagi masyarakat. 2. Tahap Interaksi Tahap interaksi di sini adalah tahap di mana masyarakat dan pemerintah mampu berkomunikasi secara sederhana seperti mengirim e- mail atau menggunakan fasilitas chat-room. Interaksi menurut Djoko Agung Harijadi http:madina.co.id merupakan komunikasi dua arah commit to user 40 atas partisipasi para pemangku kepentingan. Tahapan ini sebagai tahapan dimana masyarakat dan pemerintah telah berinteraktif dengan menggunakan fasilitas website dimana pengguna atau masyarakat dapat men-download formulir dan berkomunikasi dengan pegawai pemerintah di internet. Pada tahap ini aplikasi e-gov sudah dapat melayani permintaan masyarakat tentang suatu informasi berdasarkan kriteria tertentu yang dikehendaki, termasuk apabila masyarakat ingin mengunduh mendownload suatu informasi atau suatu formulir dari pemerintah sehingga aktivitas ini dapat dilakukan. 3. Tahap Transaksi Tahap transaksi merupakan tahap dimana layanan dalam pemerintahan ini memiliki kegunaan transaksi antara masyarkat dengan pemerintah. Transaksi menurut Djoko Agung Harijadi http:madina.co.id merupakan tahapan yang memungkinkan terjadinya transaksi informasi dan layanan oleh suatu instansi kepada para pemangku kepentingannya, berupa pengisian form elektronik hingga upload dokumen. Tahapan ini terwujud jika para pengguna atau masyarakat dapat melakukan transaksi via online seperti dalam melakukan pembayaran layanan dan melakukan kegiatan serupa lainnya secara online. Pada tahap ini masyarakat sudah dapat melakukan transaksi tentang suatu pelayanan pemerintah melalui media elektronik, misalnya pembayaran pajak melalui internet, dsb. commit to user 41 Model tahapan pengembangan e-gov yang lain dikembangkan oleh Moon dalam Nugroho, 2008:168 adalah sebagai berikut: Tahap Fokus Aktivitas Pembelajaran Kriteria Kinerja Informasional Pelayanan masyarakat Pengembangan situs untuk publikasi ke masyarakat Orientasi kebutuhan masyarakat Kualitas informasi Transaksional Pelayanan masyarakat Pengembangan situs untuk pelayanan masyarakat Orientasi kebutuhan masyarakat Pemasyarakatan transaksi elektronis Perancangan ulang proses Internal integrasi horizontal Perancangan ulang pelayanan ke masyarakat oleh pemerintah Perancangan ulang model pelayanan ke masyarakat Pengembangan efektivitas dan efisiensi Integrasi penuh Eksternal integrasi vertikal Perubahan organisasi Memperluas batas pelayanan ke masyarakat Membuka keterbatasan sistem konvensional E-democracy Model demokrasi politiksosial Perubahan budayasosialpoli tik Pembelajaran budayasosial dan politik Kepercayaan dari masyarakat Kematangan Model politiksosial berdasarkan tekhnologi terbaru Budayasosialpol itik berdasarkan tekhnologi terbaru Budayasosialpolitik berdasarkan tekhnologi terbaru Pemerintahan yang dilakukan pemerintah dan rakyat Keenam tahap ini terdiri atas 3 fase. Tahap 1 dan 2 adalah fase e- gove-commerce, sementara tahap 3 dan 4 adalah fase efisiensi dan efektivitas internal. Tahap 5 dan 6 adalah fase pemasyarakatan budaya, sosial, dan politik e-gov. Fase tersulit adalah pemasyarakatan budaya, sosial, dan politik e-gov. Apabila dilihat tahap-tahap tersebut, kelihatan bahwa setelah tahap 2, masalah yang dijumpai pada dasarnya bukan lagi masalah tekhnologi, melainkan proses organisasi, struktur, kultur, sosial, dan politik. Eko Nugroho, 2008:168. commit to user 42 Kesiapan menuju keberhasilan e-Government menurut Heeks dalam Hartono, Utomo, dan Mulyanto, 2010, h. 16 berkaitan dengan: 1. Infrastruktur legalhokum. Perlu adanya perangkat hokum untuk menangkal kejahatan digital, serta melindungi privasi, sekuriti datainformasi dan transaksi digital perorangan, perusahaan dan lembaga pemerintah. 2. Infrastruktur kelembagaan. Perlu adanya instansi khusus yang menangani e- Government yang memberikan layanan informasi kepada masyarakat termasuk layanan digital. 3. Infrastruktur SDM. Sistem kepegawaian perlu dapat dikembangkan agar mampu menarik SDM berkualitas professional dalam bidang telematika untuk ikut berkiprah dalam e-Government milik pemerintah. 4. Infrastruktur teknologi. Meskipun teknologi yang diperlukan relative mahal, tapi peluang kerjasama dengan swasta perlu dikembangkan dalam membangun infrastruktur teknologi untuk mendukung e-Government. 5. Suport, Capacity, Value 6. Political environment, Leadership, Planning, Stakeholder, Transparency, Budgets, Technology, Innovation Manfaat yang diperoleh oleh negara yang telah melaksanakan e- government Suyanto, 2005:331-336 antara lain: 1. Mengurangi secara nyata biaya keseluruhan administrasi, relasi, dan interaksi yang dikeluarkan pemerintah maupun yang dikeluarkan masyarakat, pelaku bisnis, industri, dan lembaga lain untuk keperluan sehari-hari serta meningkatkan kualitas pelayanan pemerintah kepada yang berhubungan dengannya masyarakat, pelaku bisnis, industri, dan lembaga lain yang berkait dengan efisiensi dan efektivitas di berbagai bidang. commit to user 43 2. Memberdayakan masyarakat, pelaku bisnis, industri dan lembaga lain sebagai mitra pemerintah dalam proses pemngambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan demokratis. 3. Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara cepat dan tepat menjawab tantangan permasalahan yang dihadapi dalam persaingan global yang sangat ketat, seperti yang dilakukan Pemerintah Malaysia lewat Tekhnologi Informasi Development Corporation memberikan penghargaan kepada perusahaan-perusahaan atau institusi-institusi atau fakultas-fakultas yang berpartisipasi dan melakukan aktivitas ICT-nya dan diberi predikat MSC Satus. 4. Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan baru melalui interaksinya dengan masyarakat, pelaku bisnis, industri, dan lembaga lainnya, misalnya pendapatan dari menyewakan ruang untuk iklan. 5. Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka penerapan konsep Good Corporate Governance. Misalnya Departemen Keuangan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk melaporkan ke Inspektur Jenderal Departemen Keuangan bila terjadi KKN.

2.1.7. Tantangan Dalam Mengembangkan Sistem Informasi Global