commit to user
45
Kebijakan nasional dapat mengatur bahwa data harus diproses di dalam negeri, bukan dikirim ke luar negeri dan diproses di tempat
lain. c. Pembatasan komunikasi data
Pembatasan komunikasi data yang paling banyak dipublikasikan adalah pembatasan yang dikenakan pada aliran data antar negara.
Aliran data antar negara transborder data flow-TDF adalah pergerakan data yang dapat dibaca oleh mesin melintasi batas negara.
Peraturan TDF, yang diawali pada tahun 1970-an telah diberlakukan oleh banyak negara sebagai salah satu cara untuk melindungi privasi
pribadi warga negaranya. 3. Masalah Tekhnologi
Di beberapa negara, sumber listrik yang dapat diandalkan mungkin tidak tersedia, sehingga mengakibatkan seringnya terjadi gangguan listrik.
Sirkuit telekomunikasi sering kali hanya dapat mengirimkan data dengan kecepatan yang rendah, dan kualitas transmisinya juga buruk. Peranti
lunak juga dapat menjadi masalah. Karena banyak negara tidak memperhatikan hak cipta atas peranti lunak dan menutup mata pada
peranti lunak bajakan. Beberapa vendor peranti lunak menolak untuk berbisnis di beberapa negara tertentu.
2.1.8. Pengembangan SIM Berbasis Website
Untuk meningkatkan pelayanan kepada publik terkait pelayanan perizinan, maka BPPT Kabupaten Karanganyar mulai mengembangkan
commit to user
46
sistem informasi berbasis website atau yang sering disebut dengan e- government. Salah satu media penciptaan integrasi pelaksanaan SIM berbasis
website yaitu dengan dibukanya website resmi BPPT yang beralamat www.bppt.karanganyarkab.go.id.
Melalui website
www.bppt.karanganyarkab.go.id BPPT dapat mempublikasikan data maupun informasi terkait pelayanan kepada pengguna sehingga pengguna bisa
mengakses data maupun informasi dengan cepat, tepat, dan akurat. Dalam pengembangan aplikasi layanan SIM berbasis website
melalui website www.bppt.karanganyarkab.go.id, maka komponen dasar penentu keberhasilan integrasi pelaksanaan SIM berbasis website yaitu
meliputi pengembangan layanan publik, pengayaan informasi melalui web informasi, pengembangan media komunikasi dan akses publik, dan
pengelolaan informasi dan pengetahuan. Pengembangan SIM berbasis website atau biasa disebut sebagai e-government sudah menjadi suatu hal
yang mutlak dilakukan oleh pemerintah daerah atau institusi pemerintah. Hal ini seiring dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003
tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government. Ali Rokhman dalam E-Government Adoption in Developing
Countries; the Case of Indonesia Vol. 2, No. 5, 2011:228 disebutkan bahwa:
- Government Development issued by the Department of
Communication and Informatics in 2003. This guidlines regulated all government agencies including local governments, regarding:
a development of government portal infrastructures, b management of government electronic documents, c planning
commit to user
47
development of e-government, d ICT training for supporting e- government implementation, e implementation of the Local
Departemen Komunikasi dan Informatika pada tahun 2003 telah mengeluarkan Pedoman Pengembangan E-Government. Pedoman
ini mengatur semua instansi pemerintah termasuk pemerintah daerah, tentang: a pembangunan infrastruktur Portal pemerintah,
b pengelolaan dokumen pemerintah elektronik, c perencanaan pembangunan e-government, d pelatihan TIK untuk mendukung
e-government pelaksanaan, e pelaksanaan website Pemerintah Daerah. Pedoman ini dapat dijadikan landasan bagi BPPT
Kabupaten Karanganyar untuk mencapai keberhasilan dalam mengembangkan aplikasi layanan SIM berbasis website.
Untuk mencapai keberhasilan, maka BPPT harus memperhatikan apakah website yang dikelola sudah sesuai dengan Pedoman Pengembangan
E-Government. BPPT juga harus meningkatkan kualitas layanannya. Kualitas layanan di sini terkait dengan SDM yang profesional
dalam bidang tekhnologi informasi agar dapat mengelola website BPPT secara maksimal. Peningkatan
kualitas SDM dapat dilakukan dengan cara pemberian pelatihan bagi pegawai dalam bidang tekhnologi informasi. Dengan adanya pelatihan di bidang tekhnologi
informasi, maka pegawai dapat mengembangkan konsep layanan perizinan dengan menerapkan SIM berbasis website yang sesuai dengan tahapan layanan dalam e-
government.
2.2. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir penelitian ini akan menjelaskan alur penelitian yang dimulai dari adanya kendala dalam pengembangan sistem informasi
berbasis website yang dilakukan oleh BPPT Kabupaten Karanganyar.