commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK merupakan salah satu teknologi yang berkembang dengan sangat pesat. Pesatnya perkembangan TIK
akan membuka peluang dan tantangan untuk menciptakan to create, mengakses to access, mengolah to process, dan memanfaatkan to utilize
informasi secara tepat dan akurat. Informasi merupakan suatu komoditi yang sangat berharga di era globalisasi untuk dikuasai dalam rangka meningkatkan
daya saing suatu organisasi termasuk Pemda secara berkelanjutan. Hasibuan, 2007, h. 66.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Pemerintah Republik Indonesia telah berinisiatif membuat kebijakan untuk memanfaatkan TIK
dengan membangun Electronic Government for Good Governance yang terintegrasi mulai dari tingkat pemerintahan daerah hingga ke pusat.
Tujuannya adalah agar infrastruktur TIK yang akan dibangun dapat dimanfaatkan secara bersama untuk berkoordinasi oleh seluruh instansi, baik
di pusat maupun di daerah. Kebijakan pemerintah tersebut antara lain dituangkan dalam bentuk Inpres No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan E-government dan Keputusan Menteri Komunikasi Dan Informasi tentang Pengembangan E-Gov yang merupakan
wujud keinginan pemerintah dalam upaya mendorong bangsa Indonesia
commit to user
2
menuju masyarakat yang berbasis pengetahuan Knowledge-based Society. Hasibuan, 2007, h. 66.
Pelaksanaan Otonomi Daerah yang telah digulirkan oleh pemerintah sejak tahun 2001 yang kemudian dengan Keputusan politik
pemerintah yang menetapkan kebijakan desentralisasi melalui Undang- Undang No. 22 Tahun 1999 jo UU 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan
daerah, berimplikasi bukan saja bagi daerah-daerah tetapi juga bagi pemerintahan pusat sendiri. Implikasi tersebut terlihat dari perubahan dalam
pelaksanaan pemerintahan di daerah, salah satu perubahan itu adalah pemberian wewenang yang lebih luas dalam penyelenggaraan beberapa
bidang pemerintahan terutama terkait dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam hal penyelenggaraan pelayanan publik oleh
beberapa pemerintah daerah di Indonesia. Peluang untuk menerapkan e- government dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi sangat besar. Peluang tersebut didukung oleh kebijakan pemerintah pusat dengan berbagai kebijakan mulai dari kebijakan yang berupa
Undang-Undang sampai keputusan presiden atau keputusan menteri. Putera dan Valentina, 2010, h. 72.
Berlakunya otonomi daerah sejak ditetapkannya UU No. 22 Tahun 1999 berdampak pada besarnya tanggung jawab daerah terhadap
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Dari segi kewenangan maupun
pembiayaan pembangunan,
daerah harus
makin mampu
mengelolanya secara mandiri. Terkait dengan otonomi pula, masyarakat
commit to user
3
memperoleh kebebasan dalam akses informasi dan keterlibatan secara langsung dalam seluruh proses pembangunan. Tidak heran jika kekritisan
masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik harus mendapat respon dari pemerintah. Pemerintah semakin dituntut profesional, efektif dan efisien
dalam penyelenggaraan pelayanan publik, khususnya pelayanan perijinan. Pelayanan yang prima dan consumen oriented akan turut mendukung
terwujudnya prinsip good governance. Untuk penerapan e-government di Indonesia sendiri dibidangi oleh
adanya Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government. Walaupun demikian jauh sebelum
adanya Inpres No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-government lahir, beberapa pemerintah daerah sudah
terlebih dahulu menggagas serta menerapkan sistem pelayanan publik berbasis elektronik atau e-government dalam skala terbatas. Pemerintah Kabupaten
Takalar di Propinsi Sulawesi Selatan tampil sebagai daerah pelopor pertama penerapan teknologi informasi atau e-government di tingkat pemerintah
daerah. Kabupaten Takalar mulai menerapkan Teknologi Informasi melalui sebuah bentuk sistem yang dinamakan Sistem Pelayanan Satu Atap
SIMTAP sejak tahun 2000. Putera dan Valentina, 2010, h. 76. Sekarang ini penerapan e-government Pemerintah Daerah Dalam
Mewujudkan Pelayanan Publik Prima sebenarnya di beberapa daerah di Indonesia dapat dijadikan contoh walaupun pada pelaksanaanya secara umum
penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia kurang baik, namun ada
commit to user
4
beberapa daerah yang sudah mengalami perbaikan dalam manajemen pemerintah daerah dengan penerapan e-government Dalam Mewujudkan
Pelayanan Publik Prima yaitu: Kabupaten Sragen Propinsi Jawa Tengah dan Kota Pare-pare Propinsi Sulawesi Selatan. Kedua daerah ini telah menjadi
proyek percontohan pelayanan publik yang prima dengan pemanfaatan e- government di Indonesia. Selain di kedua daerah itu pemerintah daerah lain
yang sudah menggunakan e-government dalam memberikan pelayanan publik adalah Kota Jogjakarta di Propinsi DIY dan Kabupaten Jembrana Propinsi
Bali. Putera dan Valentina, 2010, h. 77. Pada Kabupaten Karanganyar sendiri, demi memenuhi kebutuhan
masyarakat akan pelayanan perizinan yang prima, maka dibuatlah suatu mekanisme pelayanan satu atap. Lembaga pelayanan perizinan tersebut
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 23 Tahun 2006 tentang Kantor Pelayanan Terpadu yang kemudian diubah
menjadi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dengan dasar hukum Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 3 Tahun 2009. Sebelumnya pelayanan
perizinan tersebar di beberapa satuan kerja, dengan dibentuknya BPPT maka pelayanan perizinan terpusat di BPPT sebagai wujud pelayanan satu atap
dengan moto
Melayani sepenuh
hati dan
sepenuh waktu .
http:bppt.karanganyarkab.go.idprofilsambutan-kepala-bppt. Saat ini perkembangan tekhnologi sudah semakin maju. Beragam
bentuk informasi dapat diakses dengan mudah di era modern seperti sekarang ini. Pengembangan sistem informasi sudah menjadi suatu hal yang harus
commit to user
5
dilaksanakan untuk menunjang kinerja suatu instansi. Perkembangan tekhnologi dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan kualitas
pelayanan suatu instansi. Dengan kemajuan tekhnologi yang semakin pesat, maka akan semakin banyak kemudahan yang didapat. Sebagai wujud
pengembangan di bidang tekhnologi, BPPT Kabupaten Karanganyar melakukan inovasi pelayanan berbasis website.
Pelayanan berbasis website ini bertujuan untuk memberi kemudahan bagi para pengguna jasa. Kemudahan yang diberikan berupa
informasi mengenai jenis-jenis pelayanan hingga layanan pengaduan jika terjadi ketidakpuasan. Berikut adalah data mengenai jenis-jenis pelayanan
yang ditawarkan melalui website tersebut.
Tabel 1.1 Jenis Pelayanan Perizinan
No JENIS PERIZINAN NON
DASAR HUKUM WAKTU
PROSES 1.
IZIN LOKASI Perda Nomor 12 Tahun
2009 12 Hari
2. IZIN GANGGUAN HO
Perda Nomor 4 Tahun 2007
12 Hari 3.
IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN IMB
Perda Nomor 19 Tahun 2006
12 Hari 4.
IZIN PENGGILINGAN PADI HULLER
Perda Nomor 18 Tahun 2001
6 Hari 5.
SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN
Perda Nomor 7 Tahun 2006
5 Hari 6.
TANDA DAFTAR PERUSAHAAN
Perda Nomor 4 Tahun 2002
5 Hari 7.
TANDA DAFTAR GUDANG Perda Nomor 9 Tahun
2002 5 Hari
8. IZIN INDUSTRI
Perda Nomor 8 Tahun 2002
5 Hari 9.
IZIN USAHA BIDANG PARIWISATA Izin Perhotelan,
Izin Restoran, Izin Pemondokan, Izin Salon Kecantikan, Izin Hiburan
Umum, Izin Usaha Rekreasi Dll Perda Nomor 20 Tahun
2006 12 Hari
10. IZIN REKLAME
Perda Nomor 14 Tahun 1 Hari
commit to user
6
Insidentil Tetap
2006 12 Hari
11. PEMAKAIAN KEKAYAAN
DAERAH Perda Nomor 18 Tahun
1998 12 Hari
12. IZIN REKOMENDASI
MENDIRIKAN PERUSAHAAN ANGKUTAN
Perda Nomor 5 Tahun 1986
12 Hari 13.
IZIN TRAYEK SK Izin Trayek
Penerbitan KP hilangrusak Izin Insidentil
Perda Nomor 8 Tahun 2004
12 Hari 15 Hari
2 Hari 1 Hari
14. IZIN SARANA KESEHATAN
SWASTA DAN SARANA UMUM LAINNYA
Perda Nomor 13 Tahun 2003
6 Hari 15.
IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI
Perda Nomor 11 Tahun 2002
12 Hari 16.
IZN PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI
Perda Nomor 5 Tahun 2008
12 Hari
Sumber : http:bppt.karanganyarkab.go.id Di bidang pelayanan non perizinan terdapat akta catatan sipil yang terdiri dari
perkawinan, perceraian, kematian, pengakuan dan pengesahan anak,
pengangkatan anak, dll. http:bppt.karanganyarkab.go.id.
Selain jenis layanan, website BPPT juga menyediakan informasi mengenai Standar Pelayanan Minimal SPM. SPM tersebut sudah dilengkapi
dengan dasar hukum yang mengaturnya dan dilengkapi dengan informasi waktu proses pelayanan. Untuk blangko atau formulir pendaftaran pun sudah
dapat didownload sendiri. Berikut ini adalah tampilan SPM dan blangko perijinan pada website BPPT.
commit to user
7
Tampilan 1.1 Standar Pelayanan Minimal SPM
Sumber : http:bppt.karanganyarkab.go.id Berdasarkan tampilan diatas, dapat diketahui apa saja jenis
perizinan yang disediakan oleh BPPT lengkap dengan dasar hukum yang mengaturnya dan lamanya waktu proses pelayanan. Masalah yang muncul
pada bagian ini adalah waktu proses pelayanan yang ditampilkan tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Beberapa konsumen menunjukkan
ketidakpuasan terhadap pelayanan BPPT melalui website tersebut terkait waktu proses pelayanan yang tidak sesuai dengan SPM.
Adanya informasi mengenai jenis pelayanan menandakan bahwa BPPT dalam mengembangkan sistem informasi manajemen berbasis website
sudah sesuai dengan tingkatan layanan pada e-government. Tingkatan layanan di sini adalah publikasi dimana pemerintah atau penyedia layanan publik
commit to user
8
harus memberikan informasi seputar layanan pada institusinya sehingga masyarakat pengguna layanan tidak kebingungan. Publikasi merupakan hal
yang penting karena memuat berbagai macam informasi penting. Informasi tersebut bukan hanya sekedar jenis layanan saja, melainkan informasi seputar
BPPT itu sendiri Website BPPT juga menyediakan layanan pengaduan. Layanan
pengaduan ini dapat dimanfaatkan oleh pengguna layanan jika mereka merasa tidak puas terhadap layanan yang diberikan. Selain menerima aduan
ketidakpuasan dari pengguna layanan, hal ini dapat juga dijadikan sarana untuk menerima kritik ataupun saran dari pengguna. Sehingga BPPT dapat
lebih meningkatkan kinerja instansinya terkait dengan pelayanan tersebut. Berikut ini adalah tampilan layanan pengaduan pada website BPPT.
Tampilan 1.2 Layanan Pengaduan
Sumber : http:bppt.karanganyarkab.go.id
commit to user
9
Pada bagian pengaduan ini akan dijelaskan bagaimana proses pengaduan yang harus dilakukan konsumen. Konsumen dapat menyampaikan
kritik, saran, pertanyaan, ataupun ketidakpuasan melalui kolom yang disediakan pada website tersebut. Dilihat dari tingkatan layanan e-government
terkait aspek interaksi, BPPT belum memaksimalkan perannya sebagai penyedia layanan. Hal ini dapat diketahui ketika konsumen memberikan
pertanyaan, kritik, saran, atau ketidakpuasan terkait pelayanan, pihak pengelola website BPPT tidak segera memberikan tanggapan. Sehingga hal
ini memicu ketidakpuasan konsumen. Pengembangan sistem informasi manajemen berbasis website yang
diterapkan oleh BPPT untuk mewujudkan pelayanan prima bagi publik sejauh ini masih belum maksimal. Hal ini dikarenakan sebagian bentuk pelayanan
masih dilakukan secara manual. Misalnya saja pada blangko perizinan. Blangko tersebut sebenarnya sudah dapat didownload melalui website, akan
tetapi blangko tersebut tidak dapat diisi secara langsung. Pengisian blangko masih dilakukan secara manual. Sehingga pelayanannya menjadi kurang
efektif. Di bawah ini akan ditampilkan bentuk dari blangko perizinan. Sebagai contoh akan diambil blangko perizinan untuk Izin Mendirikan
Bangunan IMB.
commit to user
10
Tampilan 1.3 Blangko Perizinan
commit to user
11
Sumber: http:bppt.karanganyarkab.go.id Kurang efektifnya pengembangan sistem informasi manajemen
berbasis website disebabkan oleh kendala-kendala terkait dengan kurangnya fasilitas, personil, dan prosedur yang masih berbelit-belit. Penggunaan
website pada tahap ini masih sebatas pada pemberian informasi saja. Penggunaan dalam bentuk layanan belum dilakukan secara maksimal.
Penggunaan website yang maksimal akan membantu mempermudah proses pelayanan.
Selain itu, penggunaan website BPPT belum maksimal karena berdasarkan tingkatan layanan e-government dari segi transaksi masih belum
dilakukan. Bentuk transaksi di sini adalah pemanfaatan website untuk memberikan layanan, bukan sekedar informasi. Hal ini terkait pada blangko
perizinan. Blangko perizinan hanya dapat didownload tanpa dapat diisi secara langsung. Jika blangko perizinan dapat diisi secara langsung tanpa harus diisi
commit to user
12
secara manual, maka pelayanan akan lebih efektif dan cepat. Hal inilah yang belum dilakukan oleh BPPT.
Dengan terciptanya pelayanan berbasis website, seharusnya pelayanan menjadi lebih efektif. Penggunaan website seharusnya dapat
mempermudah konsumen untuk bertransaksi dan melakukan pelayanan. Akan tetapi, yang terjadi tidak demikian. Website BPPT hanya sebatas memberikan
informasi saja, namun belum bertindak sampai pada tahap transaksi. Di samping itu, banyak konsumen yang kurang puas dikarenakan informasi yang
diberikan tidak sesuai dengan yang terjadi di lapangan. Konsumen tidak hanya membutuhkan informasi seputar perizinan saja tetapi juga kebenaran
dan ketepatan informasi yang diberikan. Karena alasan itulah, maka penelitian ini penting untuk dilakukan.
1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengembangan sistem informasi manajemen berbasis website pada BPPT Kabupaten Karanganyar?
2. Apakah kendala yang dihadapi BPPT dalam mengembangkan sistem informasi berbasis website tersebut?
commit to user
13
1.3.Tujuan Penelitian
1. Tujuan Operasional a. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan sistem informasi
manajemen berbasis website pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu BPPT Kabupaten Karanganyar.
b. Untuk mengetahui apakah ada kendala yang dihadapi oleh Badan Pelayanan Perizinan Terpadu BPPT Kabupaten Karanganyar
dalam mengembangkan sistem informasi manajemen berbasis website tersebut.
2. Tujuan Fungsional a. Dapat memberikan sumbangan bagi instansi, dalam hal ini Badan
Pelayanan Perizinan Terpadu BPPT Kabupaten Karanganyar untuk lebih meningkatkan kinerjanya terkait dengan pelayanan
kepada pengguna jasa layanan. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan bagi
masyarakat untuk ikut serta dalam mengawasi penyelenggaraan pelayanan di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu BPPT
Kabupaten Karanganyar. 3. Tujuan Individu
Hasil penelitian ini akan digunakan sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
commit to user
14
1.4.Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap perkembangan ilmu Administrasi Negara.
2. Sebagai bahan masukan, pertimbangan dan bantuan pemikiran bagi pihak- pihak yang bersangkutan dalam melaksanakan pelayanan berbasis website.
commit to user
15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR