Teori Pertumbuhan Ekonomi KAJIAN PUSTAKA

batas daerah maka sektor basis tersebut muncul, dan oleh karenanya perkembangannya dapat meningkatkan sektor lain yang bukan basis.

2.3 Teori Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Prathama Rahardja 2005, suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi jika jumlah produksi barang dan jasanya meningkat. Dalam dunia nyata, amat sulit untuk mencatat jumlah unit barang dan jasa yang dihasilkan selama periode tertentu. Kesulitan tersebut muncul bukan saja karena jenis barang dan jasa yang dihasilkan sangat beragam, tetapi satuan ukurnya pun berbeda. Karena itu angka yang digunakan untuk menaksir perubahan output adalah nilai moneternya uang yang tercermin dalam nilai Produk Domestik Bruto di tingkat nasional dan Produk Domestik Regional Bruto PDRB di tingkat regional. Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi di tingkat regional, nilai PDRB yang digunakan adalah PDRB berdasarkan harga konstan. Sebab, dengan menggunakan harga konstan, pengaruh perubahan harga telah dihilangkan, sehingga sekalipun angka yang muncul adalah nilai uang dari total output barang dan jasa, perubahan nilai PDRB sekaligus menunjukkan perubahan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan selama periode pengamatan. Penghitungan pertumbuhan ekonomi tidak dapat dilakukan setiap saat, biasanya dilakukan dalam dimensi waktu triwulan dan tahunan. Jika selang waktu pertumbuhan hanya satu periode, maka penghitungan pertumbuhan ekonomi menggunakan formula: Keterangan: G t = pertumbuhan ekonomi periode t PDRBR t = Produk Domestik Regional Bruto Riil periode t berdasarkan harga konstan PDRBR t-1 = PDRB riil satu periode sebelumnya Jika interval waktunya lebih dari satu periode, penghitungan tingkat pertumbuhan ekonomi dapat digunakan formula eksponensial berikut. Keterangan: PDRBR t = PDRBR periode t PDRBR = PDRBR periode awal r = tingkat pertumbuhan t = jarak periode Tujuan utama dari penghitungan pertumbuhan ekonomi adalah untuk melihat kondisi perekonomia suatu daerah. Ukuran baik buruknya dapat dilihat dari struktur produksi sektoral atau daerah asal produksi regional. Dengan melihat struktur produksi, dapat diketahui apakah ada sektor yang terlalu cepat atau terlalu lambat pertumbuhannya. Demikian juga halnya jika ingin melihat apakah telah terjadi ketimpangan regional. Dengan memperhatikan pertumbuhan regional, akan segera terlihat daerah-daerah yang terlalu cepat atau lambat tingkat pertumbuhannya.

2.4 Campur Tangan Pemerintah