Perkembangan Sektor Ekonomi DATA DAN ANALISIS

27

BAB IV DATA DAN ANALISIS

4.1 Perkembangan Sektor Ekonomi

1 Provinsi Bali Tabel 4.1 Distribusi PDRB Provinsi Bali Atas Dasar Harga Konstan 2000, Tahun 2009-2013 Milyar Rupiah Sektor 2009 2010 2011 2012 2013 Perubahan 2009-2013 1 5.208,02 5.745,59 5.870,10 6.070,53 6.155,52 947,50 2 154,37 188,66 208,49 240,28 262,41 108,04 3 2.610,48 2.936,45 3.027,99 3.210,84 3.427,55 817,07 4 406,31 438,59 470,83 513,57 557,47 151,16 5 979,29 1.146,12 1.236,39 1.467,17 1.558,18 578,89 6 8.479,55 9.209,07 10.012,39 10.575,06 11.181,37 2.701,82 7 2.948,13 3.190,61 3.381,20 3.636,78 3.854,63 906,5 8 1.855,98 2.041,02 2.167,88 2.366,83 2.544,37 688,39 9 3.586,14 3.986,38 4.382,50 4.723,32 5.246,46 1.660,32 Total 26.228,27 28.882,49 30.757,77 32.804,38 34.787,96 8.559,69 Sumber: BPS Provinsi Bali Tahun 2014 Keterangan: 1. Pertanaian, 2. Pertambangan dan Penggalian, 3. Industri Pengolahan, 4. Listrik, Gas dan Air Minum, 5. Bangunan, 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran, 7. Pengangkutan dan Komunikasi, 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, 9. Jasa-jasa. Perkembangan nilai PDRB Provinsi Bali menurut sektor ekonomi dari tahun 2009-2013 pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami perkembangan yang paling tinggi disusul kemudian sector jasa-jasa. Sektor perdagangan, hotel dan restoran tumbuh secara absolut sebesar Rp2.701,82 milyar dan sektor jasa-jasa sebesar Rp1.660,32 milyar. Sektor ekonomi lainnya tumbuh di bawah nilai sektor jasa-jasa. Dilihat secara persentase pertumbuhan, Provinsi Bali mampu tumbuh rata- rata tiap tahun sebesar 9 persen. Angka ini relatif lebih tinggi karena merupakan angka yang jauh melampaui angka rata-rata pertumbuhan nasional sebesar 6,8 persen pertahun pada periode yang sama. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pertambangan dan penggalian, disusul oleh sektor bangunan. Pertumbuhan yang paling lambat dialami oleh sector pertanian sebesar 4 persen tiap tahun karena alih fungsi lahan pertanian khususnya lahan sawah yang mengalami alif fungsi ke sektor non pertanian. 2 Kota Denpasar Tabel 4.2 Distribusi PDRB Kota Denpasar Atas Dasar Harga Konstan 2000, Tahun 2009-2013 Milyar Rupiah Sektor 2009 2010 2011 2012 2013 Perubahan 2009-2013 1 384,76 385,37 391,24 402,59 424,35 39,59 2 0,24 0,24 0,24 0,25 0,26 0,02 3 650,87 720,08 726,06 768,96 807,61 156,74 4 200,62 213,77 228,26 244,46 259,49 58,87 5 172,35 178,94 187,38 205,67 219,75 47,4 6 2.027,51 2.195,13 2.409,33 2.615,21 2.787,16 759,65 7 674,65 712,48 746,31 790,20 844,35 169,7 8 685,58 745,02 807,27 879,60 950,08 264,5 9 561,67 577,37 601,06 628,23 669,56 107,89 Total 5.358,25 5.710,40 6.097,18 6.535,17 6.962,61 1.604,36 Sumber: Publikasi BPS Kota Denpasar Tahun 2014 Keterangan: 1. Pertanian, 2. Pertambangan dan penggalian, 3. Industri Pengolahan, 4. Listrik, Gas dan Air Minum, 5. Bangunan, 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran, 7. Pengangkutan dan Komunikasi, 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, 9. Jasa-jasa. Perkembangan nilai PDRB Provinsi Bali menurut sektor ekonomi dari tahun 2009-2013 pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami perkembangan yang paling tinggi disusul kemudian sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sektor perdagangan, hotel dan restoran tumbuh secara absolut sebesar Rp759,65 milyar dan sektor keuangan, persewaan dan jasa pertahanan sebesar Rp264,5 milyar. Sektor ekonomi lainnya tumbuh di bawah nilai sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Dilihat secara persentase pertumbuhan, Kota Denpasar mampu tumbuh rata-rata tiap tahun sebesar 5 persen. Angka ini relatif lebih rendah karena merupakan angka jauh di bawah angka rata-rata pertumbuhan Provinsi Bali sebesar 9 persen per tahun pada periode yang sama. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran, disusul oleh sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Pertumbuhan yang paling lambat dialami oleh sektor pertambangan dan penggalian sebesar 1 persen tiap tahun.

4.2 Analisis Location Quotient LQ