daerahnya.. Dalam perannya sebagai coordinator, pemerintah daerah bisa juga melibatkan lembaga-lembaga pemerintah lainnya, dunia usaha, dan masyarakat
dalam penyusunan sasaran-sasaran ekonomi, rencana-rencana, dan strategi- strategi, 3 fasilitator, pemerintah daerah dapat mempercepat pembangunan
melalui perbaikan lingkungan attitudinal perilaku atau budaya masyarakat di daerahnya. Hal ini akan mempercepat proses pembangunan dan prosedur
perencanaan serta pengaturan penetapan daerah zooning yang lebih baik, 4 stimulator, pemerintah daerah dapat menstimulasi penciptaan dan pengembangan
usaha melalui tindakan-tindakan khusus yang akan mempengaruhi perusahaan- perusahaan untuk masuk ke daerah tersebut dan menjaga agar perusahaan-
perusahaan yang telah ada tetap berada di daerah tersebut.
2.6 Perubahan Struktur Ekonomi
Perubahan struktur
perekonomian merupakan unsure penting dalam
pembangunan ekonomi. Kontribusi sektoral PDRB dapat dilihat dari pangsa pasar sektor terhadap total PDRB. Pengukuran kontribusi sektoral PDRB sering
dikaitkan dengan perubahan konsentrasi kegiatan ekonomi daerah. Perekonomian dipercaya bergerak dari sektor pertanian ke sektor industri dan kemudian sektor
jasa berdasarkan teori pembangunan yang dikemukakan oleh Rostow Dalam Tri Widodo, 2006 mengikuti pola tahapan-tahapan pertumbuhan ekonomi adalah 1
masyarakat tradisional the traditional society, 2 pra-kondisi untuk tinggal landas pre-codition for take-off into self sustaining growth, 3 tinggal landas
take-off, 4 dorongan kea rah kedewasaan the drive to maturity, dan 5 tingkat konsumsi tinggi the age of high-mass consumption. Perubahan struktur
perekonomian yang diproksikan sebagai pangsa sektor terhadap total PDRB diformulakan sebagai berikut.
Keterangan: S
i
= pangsa sektor i PDRB
i
= nilai PDRB sektor i Perkembangan industrialisasi suatu daerah dapat dilihat dari kontribusi
sector industri. Tahapan industrialisasi dikemukakan oleh UNIDO dan Bank Dunia relatif lebih dapat menerangkan perkembangan industrialisasi dibanding
teori tahapan pembangunan Rostow. Tahapan industrialisasi dapat dilihat dari sumbangan nilai tambah sektor industri terhadap Produk Domestik Regional
Bruto PDRB maupun terhadap sektor-sektor komoditi. Tabel 2.1 berikut menunjukkan tahapan industrialisasi.
Tabel 2.2 Tahapan Industrialisasi UNIDO dan Bank Dunia
Tahapan Industrialisasi Sumbangan Nilai Tambah
Terhadap PDRB Terhadap Sektor
Komoditi
Non-industrialisasi 10
20 Menuju proses
industrialisasi
10 - 20 20 – 40
Semi industrialisasi 20 - 30
40 - 60
Industrialisasi penuh 30
60 Sumber:Esmara, H Dalam Tri Widodo, 2006
2.7 Potensi Ekonomi
Menurut Tri Widodo 2006, untuk melihat potensi ekonomi suatu daerah dapat digunakan 3tiga pendekatan, yaitu; 1 Shift-Share SS, 2 Location
Quotion LQ, dan 3 Klassen Typology. Untuk mengetahui tujuan penelitian ini hanya digunakan pendekatan shift-share dan location quotion.
1 Location quotient Location quotient LQ merupakan teknik kuantitatif untuk menentukan
kapasitas ekspor perekonomian daerah dan derajat kemandirian suatu sektor. Dalam analisis LQ, kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi menjadi dua golongan,
yaitu; 1 kegiatan sektor yang melayani pasar di daerah sendiri maupun di luar daerah yang bersangkutan, yang disebut industri basis, 2 kegiatan sektor yang
melayani pasar di daerah sendiri, yang disebut industri non basis atau industri lokal.
Teknik LQ mengukur konsentrasi dari suatu kegiatan industri dalam sustu daerah dengan cara membandingkan peranannya dalam perekonomian
daerah tersebut dengan peranan kegiatan atau industri sejenis dalam perekonomian regional atau nasional. Asumsi utama dalam nalisis LQ adalah; 1
bahwa semua penduduk di setiap daerah mempunyai pola permintaan yang sama dengan pola permintaan pada tingkat daerah referensi, 2 produktivitas tenaga
kerja adalah sama dan setiap industri menghasilkan barang yang sama homogeny pada setiap sektor Arsyad, 1999.
2 Shift-Share Analisis
shift-share adalah salah satu teknik kuantitatif yang biasa digunakan untuk menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah relatif terhadap
struktur ekonomi wilayah administratif yang lebih tinggi sebagai pembanding atau
referensi. Untuk tujuan tersebut, analisis shift-share menggunakan tiga informasi dasar yang berhubungan satu sama lain, yaitu; 1 pertumbuhan ekonomi referensi
provinsi atau nasional national growth effectRegional Share, yang menunjukkan pengaruh pertumbuhan ekonomi nasional terhadap perekonomian
daerah. Bila petumbuhan riil sama dengan regional share maka dapat dikatakan bahwa pertumbuhan produksi sektordaerah sama tingginya dengan pertumbuhan
produksi regional. Sementara itu bila pertumbuhan riil lebih tinggi dari regional share, maka pertumbuhan produksi di suatu daerah cenderung menarik
pertumbuhan regional. Sebaliknya jika pertumbuhan riil lebih kecil dari regional share maka pertumbuhan produksi sektor suatu daerah menghambat pertumbuhan
regional, 2 pergeseran proporsional Proportional Shift, yang menunjukkan perubahan relative kinerja suatu sector di daerah tertentu terhadap sektor yang
sama di referensi provinsi atau nasional. Pergeseran proporsional disebut juga pengaruh bauran industri industry mix. Pengukuran ini untuk mengetahui apakah
perekonomian daerah terkonsentrasi pada indusrti-industri yang tumbuh lebih cepat ketimbang perekonmian yang dijadikan referensi, 3 pergeseran diferensial
Differential Shift, memberikan informasi dalam menentukan seberapa jauh daya saing industri daerah dengan perekonomian yang dijadikan referensi. Jika
pergeseran diferensial dari suatu industri adalah posistif, maka industri tersebut relatif lebih tinggi daya saingnya dibandingkan industri yang sama pada
perekonomian yang dijadikan referensi pengaruh keunggulan kompetitif. Blakely 1994:90 menyatakan bahwa analisis shift-share dapat
memberikan informasi kinerja perekonomian yang berhubungan satu dengan yang lainnya, yaitu:
1 pertumbuhan ekonomi daerah diukur dengan cara menganalisis perubahan- perubahan output rata-rata dibandingkan dengan perubahan sektor yang sama
pada perekonomian wilayah yang dijadikan sebagai acuan. 2 pergeseran proporsional mengukur tingkat pertumbuhan individual sector
dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan regional. 3 pergeseran diferensial membantu dalam menentukan seberapa besar daya
saing industri daerah dengan perekonomian regional yang dijadikan acuan. Bila pergeseran diferensial dari suatu industry adalah positif maka industri tersebut
lebih tinggi daya saingnya dibandingkan dengan industri yang sama pada wilayah yang menjadi acuan.
Menurut Bendavid-val, 1991; Soepono, 1993, analisis shift-share memiliki beberapa keterbatasan sebagai berikut.
1 analisis shift-share hanya memfokuskan pada satu variabel tunggal saja, misalnya tenaga kerja, nilai tambah atau pendapatan pada suatu periode
tertentu dan mengabaikan faktor lain yang berhubungan dengan variabel tersebut.
2 anailsis shift-share merupakan suatu teknik pengukuran atau prosedur baku untuk mengurangi pertumbuhan suatu variabel wilayah menjadi komponen-
komponen. Persamaan shift-share hanyalah persamaan identitas sehingga tidak berimplikasi keperilakuan dan tidak dapat menjelaskan mengapa pengaruh
keunggulan kompetitif bernilai positif bagi suatu daerah dan negatif bagi daerah lainnya. Metode ini lebih mencerminkan suatu sistem akunting dan
tidak analitik.
3 komponen pertumbuhan regional secara implisit mengemukakan bahwa sektorindustry di daerah hendaknya tumbuh pada laju pertumbuhan regional
atau dibebani laju pertumbuhan yang ekuivalen dengan laju pertumbuhan regional. Selain terlalu sederhana abalisis shift-share dapat membuat kabur
sebab-sebab pertumbuhan wilayah. 4 teknik analisis shift-share secara implisist mengambil asumsi bahwa semua
barang yang dijual seragam secara nasional. Dalam kenyataannya tidak demikian, jika pasar suatu barang bersifat lokal maka barang tersebut tidak
bersaing dengan wilayah-wilayah lain yang menghasilkan barang yang sama atau tidak dapat berharap untuk memperoleh bagian dari kenaikan permintaan
agregat. 5 sebagai analisis deskriptif shift-share tidak menjelaskan mengapa
industrisektor yang berbeda mengalami tingkat pertumbuhan yang berbeda secara regional, tidak mengevaluasi pergeseran atau perubahan tersebut terjadi
apakah diinginkan atau tidak diinginkan. Meskipun
sebagai hubungan
identitas, analisis shift-share berguna untuk memberikan indikator hasil pembangunan daerah yang beraneka ragam dan relatif
lengkap. Gambaran yang diberikan adalah peran secara keseluruhan industrisektor regional dan perubahan faktor-faktor yang diamati di daerah.
Analisis ini memberikan dasar pengambilan keputusan kebijakan pembangunan khususnya yang menyangkut komposisi industrisektor di suatu daerah.
Mengungat dalam penelitian ini untuk mendapatkan informasi tentang kegiatan ekonomi yang mempunyai keunggulan kompetitif maka variabel yang digunakan
dalam analisis adalah variabel Produk Domestik Regional Bruto PDRB, baik menurut lapangan usaha maupun menurut sektor.
22
BAB III METODE PENELITIAN