Tahap Persiapan Praktik Kerja Industri Tahap Pelaksanaan Praktik Kerja Industri

24 pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah, dipraktikkan di dunia industri sehingga terjadi kesesuaian antara kemampuan yang diperoleh disekolah dengan tuntutan industri. Berdasarkan definisi-definsi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Prakerin merupakan program yang terselenggara antara industri dengan sekolah yang harus diikuti oleh semua peserta didik yang bertujuan untuk membekali peserta didik dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh industri serta untuk melatih profesionalisme dalam bekerja atau penguasaan kompetensi kerja.

7. Tahapan Praktik Kerja Industri

Menurut Wardiman Djojonegoro 1998:79 terdapat 3 tiga tahapan kegiatan Praktik Kerja Industri yaitu: a. tahap perencanaanpersiapan, b. tahap pelaksanaan, dan c. tahap evaluasi.

a. Tahap Persiapan Praktik Kerja Industri

Menurut Kaufman 1980:123 tahap persiapan dapat diartikan sebagai tahap masukan antecedents, “tahap ini merupakan tahap analisis yang berhubungan dengan kondisi apa yang ada sebelum program dilaksanakan dan faktor apa saja yang diperkirakan akan mempengaruhi”. Sedangkan menurut Daniel L. Stufflebeam 1986:73 “tahap masukan adalah tahapan identifikasi kapabiltas sistem, strategi program, desain prosedur, pembiayaan, penjadwalan, dan peminimalisiran faktor-faktor yang dapat menghambat implementasi program”. 25 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa komponen yang dianggap paling dominan pada tahap perencanaan Praktik Kerja Industri antara lain: 1 perencanaan penerimaan peserta Praktik Kerja Industri; 2 daya tampung indutsri pasangan; 3 perencanaan waktu Pelaksanaan Praktik Kerja Industri; 4 perencanaan personel pembimbing peserta Praktik Kerja Industri.

b. Tahap Pelaksanaan Praktik Kerja Industri

Pada tahap pelaksanaan atau tahap proses transaction merupakan tahap pengaplikasian segala sesuatu yang telah dirancang sebelumnya, termasuk mengidentifikasi kerusakan prosedur baik tata laksana maupun bentuk aktivitas Daniel L. Stufflebeam: 1986. Menurut Wardiman Djojonegoro 1997:80 “salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kejuruan, didukung oleh beberapa faktor yang menjadi komponen-komponennya, antara lain Institusi Pasangan, Program Pendidikan dan Pelatihan Bersama, Kelembagaan Kerjasama, Nilai Tambah, dan Jaminan Keberlangsungan SustainabiIity. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa komponen yang dianggap paling penting dalam tahap pelaksanaan Praktik Kerja Industri antara lain: 1 Institusi Pasangan Institusi Pasangan dalam Wardiman Djojonegoro 1997:80 dinyatakan sebagai industri yang memiliki sumber daya untuk 26 mengembangkan keahlian kejuruan untuk bersama-sama menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan keahlian kejuruan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa institusi pasangan dapat berupa lembaga yang memiliki komitmen untuk mengikatkan diri bekerjasama dengan lembaga pendidikan khsusunya pendidikan kejuruan. Mengacu pada pendapat tersebut, makna yang dapat diambil yakni industri pasangan harus merupakan industri yang memiliki kesesuaian dengan kompetensi peserta didik, memiliki sarana dan prasarana yang mendukung terlaksananya program prakerin dan memiliki pengalaman dalam menerima peserta didik dalam program prakerin. Dengan demikian, dalam penelitian institusi pasangan yang dimaksudkan merupakan industri yang dijadikan mitra dalam pelaksanaan Prakerin SMK PIRI Sleman. 2 Program Pendidikan dan Kelembagaan Kerjasama Prakerin merupakan program yang bersifat joint program program bersama antara SMK dengan industri sehingga diperlukan adanya kesungguhan kedua institusi tersebut dalam membangun kemitraan dan kerjasama yang berkesinambungan. Hal ini didasarkan menurut pendapat Wardiman Djojonegoro 1997:79 dinyatakan bahwa: “Prakerin merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan keahlian kejuruan yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian 27 yang diperoleh melalui bekerja langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu. Dalam pengertian tersebut, tersirat ada dua pihak yaitu lembaga pendidikan dan pelatihan, dan lapangan kerja industrilperusahaan atau instansi tertentu yang secara bersama-sama menyelenggarakan suatu program pendidikan dan pelatihan kejuruan. ” Dengan demikan dapat disimpulkan bahwa kerjasama yang terbentuk anatar industri dan lembaga pendidikan dalam hal ini sekolah harus mampu mensinkronkan program pendidikannya agar sesuai dengan industri. Sinkronisasi tersebut melahirkan kesepadanan dan keterkaitan antara kebutuhan industri dengan pendidikan kejuruan. Kesepadanan antara komptensi produktif dengan pekerjaan yang diberikan oleh industri memberikan peserta didik untuk belajar secara menyeluruh saat melaksanakan prakerin. Begitu juga industri akan melibatkan personilnya dalam memberikan bimbingan kepada peserta didik saat pelaksanaan prakerin. 3 Nilai Tambah dan Jaminan Keberlangsungan SustainabiIity Berdasarkan prinsip pelaksanaan Prakerin yakni sebagai joint program akan memberikan nilai tambah bagi kedua belah pihak yang bekerjasama. Berdasarkan hal tersebut, institusi pasangan dapat mengenal persis kualitas peserta didik yang belajar dan bekerja di perusahaannya. Seandainya perusahaan menilai bisa menjadi aset, dapat direkrut menjadi tenaga kerja di perusahaan tersebut. Seandainya tidak, perusahaan dapat menjadikannya sebagai 28 sumbangan bagi program pendidikan dan pelatihan kejuruan. Sedangkan bagi pihak sekolah permasalahan biaya, sarana, dan prasarana pendidikan yang selama ini sering menjadi keluhan dalam upaya peningkatan mutu, dapat diatasi bersama oleh sekolah dan peran serta masyarakat khususnya institusi pasangan.

c. Tahap Evaluasi Praktik Kerja Industri