Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu dan teknologi saat ini telah mengalami kemajuan pesat. Pesatnya perkembangan ini memberikan dampak positif dan negatif diberbagai bidang. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi tersebut, maka akan diikuti dengan kemajuan salah satunya dibidang pendidikan. Pendidikan sangat berperan menghasilkan lulusan yang berkompeten sehingga perlu memanfaatkan kemajuan teknologi sebagai suatu kemudahan dalam proses pembelajaran di sekolah. Dalam peningkatan proses pembelajaran, seorang guru juga dituntut untuk lebih kreatif dalam memberi motivasi siswa dalam belajar.Media mempunyai peran dalam membantu menyampaikan materi yang akan diberikan kepada peserta didik. Media yang digunakan di sekolah tentunya berbeda-beda. Hal ini disesuaikan dengan kesediaan fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung dalam proses pembelajaran di sekolah. Proses pembelajaran agar lebih efektif diperlukan suatu media yang cocok dengan karakter peserta didik saat ini. Penggunaan media yang monoton dan kurang menarik dapat membuat siswa merasa cepat jenuh dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Kejenuhan siswa dapat mengurangi minat siswa dalam mengikuti pelajaran. Akibatnya pembelajaran dapat terganggu karena siswa tidak dapat menyerap pelajaran yang disampaikan. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan penggunaan media yang menarik sehingga efektif dalam meningkatkan fokus dan minat siswa terhadap mata pelajaran yang disampaikan. Dengan penggunaan media yang baik dan menarik maka akan menuntun dalam meningkatkan hasil belajar dengan baik. Perlunya pengembangan media pembelajaran yaitu karena media mempunyai pengaruh dalam menarik perhatian siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Jenis media yang menarik dapat membantu seorang guru dalam penyampaian materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan media pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan saat ini. Kebutuhan media kaya akan isi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan siswa. Pada bidang keahlian Tata Boga di SMK Negeri 2 Godean terdapat mata pelajaran pengolahan makanan kontinental. Di dalamnya terdapat kompetensi dasar yaitu mengolah stock, soup dan sauce. Namun pada penelitian ini difokuskan pada kompetensi mengolah stock kaldu. Materi mengolah stock merupakan materi yang disampaikan pada semester ganjil. Pada pencapain kompetensi ini diharapkan siswa dapat mengidentifikasi, mengklasifikasikan macam- macam kaldu dan membuat stock atau kaldu sesuai dengan prosedur. Kompetensi dasar materi penanganan dasar pengolahan makanan ini yaitu siswa dapat menjelaskan pengertian stock, macam macam kaldu, fungsi kaldu, bahan pembuat kaldu, pembuatan kaldu, kriteria hasil dan penyimpanannya. 2 Materi mengolah kaldu dipilih oleh karena kaldu merupakan dasar dalam pembuatan sup dan saus. Melalui materi mengolah stock tersebut siswa dituntut untuk dapat melakukan pembuatan kaldu stock tersebut dengan prosedur yang benar. Kompetensi dasar ini dilakukan pada kelas X agar mempunyai ketrampilan saat praktik dalam berbagai jenis olahan masakan kontinental khususnya sebagai bahan tambahan dalam saus dan sup. Media menarik yang sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini yaitu menggunakan program Adobe Flash. Adobe flash merupakan salah satu program yang dapat digunakan melalui komputer. Program ini memiliki kemampuan dalam mengintegrasikan komponen warna, gambar, musik dan animasi gerak. Melalui penggunaan komputer, siswa dapat secara mandiri belajar dengan melihat dan mendengar materi yang disampaikan dalam program yang menggunakan adobe flash. Software Adobe Flash dipilih karena memiliki beberapa keunggulan dibanding media pebelajaran lain. Contohnya yaitu dapat membuat multimedia, presentasi, CD interaktif, animasi dan lain-lain. Selain itu dengan menggunakan Adobe Flashgambar yang diperbesar tidak akan pecah karena perangkat lunak tersebut berbasis vektor. Beberapa unggulan yang diberikan tersebut diharapkan dapat meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Materi mengolah stock menggunakan adobe flash ini mencakup tentang pengertian, kaldu stock, fungsi kaldu, bahan kaldu, teknik pembuatan dan cara penyimpanan. Materi umum tersebut dapat 3 menggunakan media lain. Namun pada penelitian ini multimedia dipilih sebagai media pembelajaran yang menarik bagi siswa. Menurut Munir 2009: 210 multimedia dianggap sebagai media pembelajaran yang menarik karena berupanya menyentuh beberapa panca indera. Indera yang dimaksuk yaitu penglihatan, pendengaran dan sentuhan. Pada penelitian Scade memperlihatkan daya ingat orang membaca sendiri yaitu terendah 1 dapat ditingkatkan menjadi 25-30 dengan memberi rangsangan 3 dimensi 3D. Multimedia mampu menampilkan konsep 3 D yang menarik untuk pembelajaran siswa di kelas. Hal tersebut yang menjadi dasar multimedia dipilih sebagai sumber belajar siswa secara mandiri untuk pengayaan ataupun perbaikan siswa materi mengolah kaldu stock. Kelas X Tata Boga merupakan kelas dimana peserta didik baru yang telah menyelesaikan pendidikan SMP. Peserta didik baru tentunya tidak banyak yang mengetahui tentang pengolahan makanan kontinental sehingga belum dapat menggambarkan materi yang akan disampaikan. Menanggapi masalah tersebut, perlu adanya media yang membantu siswa dalam penyerapan materi mengolah stock dengan media yang interaktif dan peserta didik berperan aktif di dalamnya. Berdasarkan pengamatan beberapa hari yang dilakukan di SMK N 2 Godean terlihat bahwa, siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran mata pelajaran mengolah stock. Siswa cenderung pasif dan fokus terhadap penjelasan materi yang diberikan oleh guru. Kesempatan bertanya yang diberikan oleh guru juga kurang dimaksimalkan oleh siswa. Media yang digunakan diantaranya terbatas 4 pada LCD, papan tulis, modul dan jobsheet. Pengamatan atau observasi yang dilakukan saat proses pembelajaran mengolah kaldu masih sepenuhnya dibimbing oleh guru pengampu mata pelajaran. Hal ini terlihat dari beberapa siswa takut melakukan tahapan proses yang dibutuhkan apabila guru tidak membantunya secara langsung kecuali bagi siswa yang sudah memahami materi tersebut. Terdapat beberapa siswa yang belum mencapai nilai KKM 75. Hal ini dapat dilihat dari nilai belajar siswa dalam empat kelas hanya 77 siswa yang mencapai nilai KKM 75. Menurut Trianto 2010:214 dalam suatu kelas disebut tuntas belajar apabila terdapat minimal 85 siswa mendapat nilai sesuai KKM. Selain itu sumber belajar atau referensi siswa masih terbatas pada modul, dan jobsheet. Media pembelajaran yang menggunakan adobe flash belum dimanfaatkan oleh SMK N 2 Godean untuk sumber belajar siswa. Hal tersebut yang menjadi dasar pemilihan SMK Negeri 2 Godean merupakan sekolah yang dipilih sebagai objek untuk diteliti. Adanya media berbasis multimedia menggunakan adobe flash tersebut diharapkan dapat bermanfaat dalam peningkatan kualitas pembelajaran di SMK N 2 Godean.

B. Identifikasi Masalah