IV. TEMUAN DAN ANALISIS
A. Profil AirAsia
AirAsia lahir pada 2001 dengan cikal bakal 2 pesawat tua yang dibeli dari pemiliknya yang asal Malaysia, DRB-Hicom, seharga koin 1 Ringgit Malaysia 0,25 sen dolar AS yang disertai utang
11 juta dolar AS 40 juta Ringgit Malaysia. Dengan kekuatan inovasi, semangat, kerja tim yang hebat, dan ide-ide yang terlaksana dengan baik, AirAsia saat ini adalah maskapai penerbangan
bertarif rendah terkemuka dan terbesar di Asia dan telah menerbangkan lebih dari 230 juta penumpang dan mengoperasikan armada yang terdiri dari 160 pesawat Airbus A320. AirAsia
juga ditetapkan sebagai Maskapai Penerbangan Bertarif Rendah Terbaik Sedunia dalam Survei Maskapai Penerbangan Dunia menurut Skytrax selama enam tahun berturut-turut dari 2009-
2014. Tan Sri Tony Fernandes menjadi CEO AirAsia Group sejak Desember 2001. Sebelum bekerja di
AirAsia, Tony adalah seorang Pengontrol Keuangan di Virgin Communication London sebelum bergabung dengan Warner Music International London pada tahun 1989. Ia dipromosikan
menjadi Direktur Pelaksana di Warner Music Malaysia di tahun 1992 dan menjadi Direktur Pelaksana Regional Warner Music South East Asia pada tahun 1996. Pada tahun 1999, Tony
diangkat menjadi Wakil Presiden Warner Music South East Asia. Bersama dengan mitranya, Tony mendirikan Tune Air Sdn Bhd di tahun 2001, dengan visi untuk
mendemokratisasi perjalanan udara dan membebaskannya dari cengkeraman kaum elit dengan menawarkan layanan berkualitas tinggi dan bertarif rendah. Mereka membeli AirAsia yang
sedang bangkrut saat itu dari pemiliknya yang berasal dari Malaysia, DRB-Hicom, seharga satu keping RM1 0.25 sen Dolar AS, dan setuju untuk menanggung hutang maskapai sebesar RM40
juta. Digerakkan oleh Fernandes dan dengan bantuan dari mitra-mitranya, AirAsia melunasi hutang tersebut kurang dari dua tahun; terlepas dari kenyataan bahwa maskapai tersebut
beroperasi di masa yang sangat berbahaya setelah 11 September 2001. AirAsia dimulai dengan dua pesawat Boeing 737-300, satu tujuan Pulau Langkawi, dan 250 staf.
Komitmen AirAsia terhadap tarif rendah tampak dalam semboyan mereka, “Now Everyone Can FlyKini Semua Orang Bisa Terbang”. Namun meski memberlakukan tarif rendah, AirAsia
mengklaim bahwa “mengutamakan keselamatan” adalah bagian dari filosofi mereka, di mana optimalisasi biaya tidak berlaku pada pengeluaran untuk keselamatan. Armada pesawat Airbus
AirAsia sepenuhnya mematuhi ketentuan Keselamatan Penerbangan Internasional, dan diatur oleh Departemen Penerbangan Sipil Malaysia yang dikenal secara internasional. Mereka juga
memiliki mitra internasional yang ternama untuk perawatan pesawat dan mesin, dan membuat investasi signifikan untuk memastikan keselamatan pesawat-pesawatnya. AirAsia mengadopsi
nol toleransi terhadap praktek-praktek tidak aman dan memperjuangkan nol kecelakaan melalui pelatihan tepat, praktek-praktek kerja, manajemen risiko, dan kepatuhan terhadap peraturan
keselamatan setiap saat. Layanan AirAsia Group kini telah menjangkau jaringan paling luas di seluruh Asia dan Australia
yang tersusun dari afiliasi maskapai penerbangan berikut:
1. AirAsia Berhad Malaysia - Kode penerbangan: AK. Didirikan tahun 2001 dan terdaftar