6. AirAsia Zest - Kode penerbangan: Z2. Maskapai Penerbangan Tarif Rendah ZestAir telah
diganti namanya menjadi AirAsia Zest pada tahun 2013 untuk mencerminkan kemitraannya dengan AirAsia. Saat ini, maskapai tersebut melayani sembilan rute domestik dan empat rute
internasional dari Manila.
7. AirAsia X - Kode penerbangan: D7. Didirikan pada tahun 2007, yang merupakan maskapai
penerbangan jarak jauh bertarif rendah dari AirAsia Group dan saat ini melayani penerbangan ke tujuan-tujuan di wilayah Asia Pasifik. Beroperasi dari cabang di Kuala
Lumpur.
8. Thai AirAsia X - Kode penerbangan: XJ. Didirikan pada tahun 2014, yang merupakan
perluasan dari maskapai penerbangan tarif rendah terdepan di Asia, AirAsia, dan berusaha memberikan tarif rendah setiap hari kepada pelancong yang ingin melakukan perjalanan ke
tujuan yang memakan waktu lebih dari empat jam dari cabang Bandara Internasional Don Mueang Bangkok.
9. Indonesia AirAsia X - Kode penerbangan: XT Indonesia. AirAsia X adalah penerbangan
jarak jauh dan murah pertama di Indonesia, dan merupakan afiliasi dari AirAsia Group di Indonesia. Maskapai saat ini menawarkan penerbangan langsung dari Denpasar, Bali ke
Taipei dan Melbourne, Australia. Indonesia AirAsia X beroperasi pada Airbus A330-300, dengan pengaturan kursi dari 12 kursi Kelas Bisnis dan 365 kursi ekonomi.
B. Analisis Framing terhadap Teks Media Sosial AirAsia
Teks yang didapatkan dari akun media sosial resmi milik AirAsia dan Tony Fernandes dianalisis dengan menggunakan metode framing dari Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Framing
didefinisikan sebagai proses membuat suatu pesan lebih menonjol, menempatkan informasi lebih daripada yang lain sehingga khalayak lebih tertuju pada pesan tersebut. Pan dan Kosicki
membagi perangkat framing ke dalam empat struktur besar Eriyanto, 2002, yaitu: 1. Struktur Sintaksis.
Dalam pengertian umum, sintaksis adalah susunan kata atau frase dalam kalimat. Hampir semua teks mempunyai skema. Skema di sini adalah aturan baku bagaimana suatu teks
disusun dari awal sampai akhir. Teks umumnya disusun dalam suatu bentuk di mana hal yang penting ditempatkan pada informasi pertama dan detail informasi disajikan
sesudahnya.
2. Struktur Skrip. Skrip berhubungan dengan bagaimana sebuah peristiwa diceritakan. Bentuk umum dari
struktur skrip ini adalah pola 5 W + 1 H – who, what, when, where, why, dan how. Unsur kelengkapan ini dapat menjadi penanda framing yang penting. Skrip memberikan tekanan
mana yang didahulukan, dan bagian mana yang bisa kemudian sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting.
3. Struktur Tematik. Struktur tematik berhubungan dengan bagaimana fakta itu ditulis. Perangkat tematik ini
dapat diamati melalui koherensi, yaitu pertalian atau jalinan antar kata, proposisi, atau kalimat. Ada beberapa macam koherensi, yaitu: koherensi sebab-akibat proposisi atau
kalimat satu dipandang akibat atau sebab dari proposisi lain, koherensi penjelas proposisi atau kalimat satu dilihat sebagai penjelas proposisi atau kalimat lain, koherensi pembeda
proposisi atau kalimat satu dipandang kebalikan atau lawan dari proposisi atau kalimat lain.
4. Struktur Retoris. Struktur retoris menggambarkan pilihan gaya atau kata yang dipilih untuk menekankan arti
yang ingin ditonjolkan oleh teks. Perangkat retoris digunakan untuk membuat citra, meningkatkan kemenonjolan pada sisi tertentu dan meningkatkan gambaran yang diinginkan
dari suatu teks. Elemen yang penting dari struktur retoris adalah leksikon, pemilihan, dan pemakaian kata-kata tertentu untuk menandai atau menggambarkan peristiwa.
C. Analisis Teks 1: Twitter AirAsia Indonesia AirAsiaId