27
Sebagai contoh : peningkatan kadar TGF - β1 dijumpai pada pasien dengan
hepatitis C kronik dan sirosis. TGF - β1 selanjutnya akan merangsang sel – sel
stelata yang aktif untuk memproduksi kolagen tipe I.
13,14
Peningkatan deposisi kolagen dalam ruang Disse ruang antara hepatosit dan sinusoid dan
pengurangan ukuran fenestra endotel akan menimbulkan kapilarisasi sinusoid. Sel – sel stelata yang aktif juga mempunyai sifat konstriksi. Kapilarisasi dan
konstriksi sinusoid oleh sel – sel stelata dapat memicu terjadinya hipertensi portal.
13,14,21
Tabel 2.1 Etiologi Sirosis Hati.
13
2.1.4 Manifestasi klinis
Keluhan subjektif dari pasien sirosis bersifat non karateristik dan ambigu. Kelelahan dikeluhkan sekitar 60-80 pasien, gangguan tidur mungkin
disebabkan oleh gangguan irama melatonin, keluhan gangguan saluran cerna 50- 60, dan gangguan mental kadang dikeluhkan oleh pasien.
22
Beberapa keluhan dan gejala yang sering timbul pada sirosis antara lain adalah: kulit berwarna kuning, rasa mudah lelah, nafsu makan menurun, gatal,
mual, penurunan berat badan, nyeri perut dan mudah berdarah akibat penurunan produksi faktor-faktor pembeku darah.
13,14,23,24
Hepatic myelopati dengan paraparesis spastic jarang terjadi, terutama pada tahap lanjut dari sirosis. Gejala
dari neuropati perifer juga terjadi. Kadang terjadi meteorismus dan pada beberapa kasus timbul asites. Takikardia, hipotensi, dan sistolik murmur yang menunjukkan
sirkulasi hiperdinamik juga terjadi. Spider naevi menunjukkan gangguan
Universitas Sumatera Utara
28
signifikan pada sirkulasi sistemik dan pulmoner. Murmur dapat terdengar pada area umbilical sindroma Cruveilhier-Baumgarten. Laki-laki dapat menampakkan
gejala feminisasi, sedangkan wanita menunjukkan gejala hipogonadisme.
22
Pasien sirosis juga dapat mengalami keluhan dan gejala akibat komplikasi dari sirosis hatinya. Pada beberapa pasien, komplikasi ini dapat menjadi gejala
pertama yang membawa pasien pergi ke dokter. Pasien sirosis dapat tetap berjalan kompensata selama bertahun-tahun sebelum berubah menjadi dekompensata.
Sirosis dekompensata dapat dikenal dari timbulnya bermacam komplikasi, seperti ikterus, perdarahan varises, asites, atau ensefalopati. Ikterus terjadi karena
kegagalan fungsi hati, dan pengobatan terhadap komplikasi ini biasanya mengecewakan, kecuali pasien mendapat transplantasi.
13,14,20,23,24
Sesuai dengan konsensus Baveno IV, sirosis hati dapat diklasifikasikan menjadi empat stadium klinis berdasarkan ada tidaknya varises, asites dan
perdarahan varises : stadium 1 tidak ada varises, tidak ada asites, stadium 2 ada varises tanpa asites, stadium 3 asites dengan atau tanpa varises, dan stadium 4
perdarahan dengan atau tanpa asites. Stadium 1 dan 2 dimasukkan dalam kelompok sirosis kompensata, sementara stadium 3 dan 4 dalam kelompok sirosis
dekompensata.
7
Berdasarkan pada konsensus EASL Asites dikelompokkan menjadi 3 tingkat antara lain grade 1 hanya dapat di deteksi melalui
ultrasonografi, grade 2 merupakan asites sedang berupa simetris membesar dari abdomen, dan grade 3 merupakan gross asites ditandai dengan distensi dari
abdomen.
2.1.5 Diagnosis