SMK Taman Karya Madya Pertambangan Kebumen
10
3 Perjanjian antar negara inter-state form, pejabat yang mewakilinya dapat ditunjuk MENLU, Duta Besar dan wakil berkuasa penuh full Powers.
g Berdasarkan sifat pelaksananya
1. Dispositive treaties perjanjian yang menentukan yang maksud tujuannya dianggap selesai atau sudah tercapai dengan pelaksanaan perjanjian itu. Contoh perjanjian
tapal batas. 2. Executory treaties perjanjian yang dilaksanakan, adalah perjanjian yang
pelaksanaan nya tidak sekaligus, melainkan dilanjutkan terus menerus selama jangka waktu perjan jian itu. Contoh perjanjian perdagangan.
5. Tahap-Tahap Perjanjian Internasional
a. Prosedur normal klasik Prosedur normal ini timbul sesudah revolusi Perancis, yaitu timbulnya negara-
negara demokrasi dimana parlemen memegang peranan penting dalam pembuatan undang-undang dan juga pembuatan treaty treaty making.
Secara kronologis pembuatan perjanjian internasional dengan cara prosedur normal, yaitu :
1 Perundingan negotiation. 2 Penandatanganan signature.
3 Ratification ratifikasi.
Menurut Konvensi Wina 1969, perjanjian internasional baik bilateral maupun
multilateral dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut: a. Perundingan negotiation
Tahap pertama dari suatu perjanjian antarnegara adalah pembicaraan pendahuluan sebagai penjajakan untuk mendapatkan kesepakatan dari masing-masing pihak yang
berkepentingan. Dalam tahap ini, negara dapat diwakili oleh pejabat yang memiliki surat kuasa penuh full powers atau langsung kepala negara atau kepala pemerintahan,
menteri luar negeri, dan duta besar sesuai dengan tingkatan perjanjian antarnegara tersebut.
b. Penandatanganan signature
Setelah tahap perundingan mencapai kesepakatan antara kedua belah pihak, maka dilanjutkan
dengan penandatanganan
sebagai tindakan
formal pengesahan.
Penandatanganan biasanya dilakukan oleh kepala negara atau menteri luar negeri.
SMK Taman Karya Madya Pertambangan Kebumen
11
Untuk perjanjian multilateral, perjanjian sah apabila ditandatangani oleh minimal peserta yang hadir, kecuali jika ada ketentuan lain yang mengatur.
c. Pengesahan ratification
Suatu perjanjian dapat mengikat bagi suatu negara apabila sudah mendapatkan ratifikasi. Ratifikasi pengesahan perjanjian internasional ada tiga macam, yaitu
1 ratifikasi oleh lembaga eksekutif pemerintah, sistem ini biasanya dilakukan oleh
raja yang otoriter, 2 ratifikasi oleh lembaga legislatif parlemen atau DPR, sistem ini jarang digunakan,
3 ratifikasi oleh lembaga eksekutif dan legislatif sistem campuran, sistem ini banyak digunakan karena selain disetujui eksekutif juga dimintakan persetujuan parlemen
sebagai representatif dari rakyat.
b. Prosedur yang disederhanakan simplified Dalam praktek negara-negara prosedur yang disederhanakan timbul mengingat
pengaturan hubungan internasional menghendaki atau memerlukan waktu yang cepat, seperti kebutuhan dalam bidang ekonomi. Prosedur yang disederhanakan ini tidak
memerlukan waktu yang lama seperti prosedur normalklasik yang menghendaki ratifikasi dari badan yang berwenang parlemen sebelum treaty atau perjanjian
internasional itu berlaku mengikat negara-negara penandatangan. Treaty dalam prosedur yang disederhanakan sering dibuat oleh menteri yang bersangkutan tanpa ikut Kepala
Negara dan ratifikasi hanya terjadi dengan persetujuan sederha nasimple approval Edy.., Praktek.., 1984, hal. 18.
Secara teknis nampak perbedaan kedua prosedur tersebut, yaitu perlu atau tidaknya persetujuan Parlemen dalam prosedur pembuatan perjanjian. Dapat diambil kesimpulan
bahwa apabila treaty dibuat dengan prosedural normal biasanya treaty tersebut perlu diratifikasi dengan mendapat persetujuan dari parlemen sebelum berlaku. Sedangkan
prosedur yang disederhanakan seperti biasanya hanya persetujuan pemerintah
“government agreement”, maka treaty itu tidak perlu diratifikasi dengan persetujuan parlemen cukup hanya dengan pemberitahuan saja.
Menurut Hukum Positif Indonesia. 1 Penjajakan.
2 Perundingan negotiation . 3 Perumusan naskah perjanjian.
4 Penerimaan naskah perjanjian adoption of the text . 5 Penandatanganan signature .
6 Pengesahan naskah perjanjian authentication of the text .
6. Berlaku, Berakhir atau Ditangguhkan Berlakunya Perjanjian Internasional a. Berlakunya Perjanjian Internasional :
SMK Taman Karya Madya Pertambangan Kebumen
12
1 Perjanjian internasional berlaku pada saat peristiwa berikut ini. 2 Mulai berlaku sejak tanggal yang ditentukan atau menurut yang disetujui oleh negara
perunding. 3 Jika tidak ada ketentuan atau persetujuan, perjanjian mulai berlaku segera setelah
persetujuan diikat dan dinyatakan oleh semua negara perunding. 4 Bila persetujuan suatu negara untuk diikat oleh perjanjian timbul setelah perjanjian itu
berlaku, maka perjanjian mulai berlaku bagi negara itu pada tanggal tersebut, kecuali bila perjanjian menentukan lain.
5 Ketentuan-ketentuan perjanjian yang mengatur pengesahan teksnya, pernyataan persetujuan suatu negara untuk diikat oleh suatu perjanjian, cara dan tanggal
berlakunya, persyaratan, fungsi-fungsi penyimpanan, dan masalah-masalah lain yang timbul yang perlu sebelum berlakunya perjanjian itu, berlaku sejak saat disetujuinya
teks perjanjian itu.
b. Pelaksanaan Perjanjian Internasional