Bentuk-bentuk kerjasama dan Perjanjian Internasional Yang Bermanfaat bagi Indonesia.

SMK Taman Karya Madya Pertambangan Kebumen 30 c. Landasan operasional adalah sebagai berikut. 1 Ketetapan MPR mengenai Garis-Garis Besar Haluan Negara GBHN terutama dibidang hubungan luar negeri. 2 Keputusan Presiden Keppres yang menyangkut politik luar negeri Indonesia. 3 Kebijakan atau peraturan yang dibuat oleh menteri luar negeri. Prinsip-prinsip -pokok yang menjadi dasar politik luar negeri Indonesia : a. Negara kita menjalani politik damai. b. Negara kita bersahabat dengan segala bangsa atas dasar saling menghargai dengan tidak mencampuri soal susunan dan corak pemerintahan negeri masing-masing. c. Negara kita memperkuat sendi-sendi hukum internasional dan organisasi internsional untuk menjamin perdamaian yang kekal. d. Negara kita berusaha mempermudah jalannya pertukaran pembayaran internasional. e. Negara kita membantu pelaksanaan keadilan sosial internasional dengan berpedoman pada Piagam PBB. f. Negara kita dalam lingkungan PBB berusaha menyokong perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa yang masih dijajah, sebab tanpa kemerdekaan, persaudaraan dan perdamaian internasional itu tidak akan tercapai.

2. Bentuk-bentuk kerjasama dan Perjanjian Internasional Yang Bermanfaat bagi Indonesia.

No Jenis Bentuk Keterangan Uraian Manfaat yang diperoleh 1. Bilateral  Persetujuan RI dan RRC menge nai Dwi Kewarganegaraan, telah disahkan dengan keluarnya Undang-Undang No. 2 Tahun 1958.  Ada kejelasan dalam penga turan kewarganegaraan ketu runan Cina yang sudah ber umur 18 tahun, apakah mau menjadi WNI atau kembali menjadi warga negara Cina dengan sukarela.  Perjanjian RI – Malaysia tentang Penetapan Garis Landas Kontinen kedua negara di selat Malaka dan Laut Cina Selatan ditandatangani pada tanggal 27 Oktober 1969 dan mulai berlaku tanggal 7 November 1969.  Ada kejelasan terhindar dari konflik dalam pemanfaatan laut baik sebagai sarana trans portasi air maupun untuk kepen tingan penangkapan ikan, eksplorasi kekayaan laut, mineral dan tambang. 2. Regional  Pembentukan ASEAN yang dipra karsai oleh pemimpin Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand melalui Deklarasi Bang- kok pada tanggal 8 Agustus 1967.  Mempercepat proses pertum buhan ekonomi, kemajuan sosial dan pengembangan budaya. Demikian juga, jika terjadi konflik hal ini dapat dengan mudah dilesaikan melalui jalan damai.  Persetujuan dibentuknya kawasan perdagangan bebas  Dapat meningkatkan investa si langsung ke negara-negara SMK Taman Karya Madya Pertambangan Kebumen 31 ASEAN yaitu AFTA ASEAN Free Trade Area, yang ditandatangani pada tahun 1995 oleh negara-negara Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand. ASEAN, dan khususnya negara Indonesia.  Meningkatkan daya saing dan penghapusan bea ekspor – impor bagi negara-negara yang berada di kawasan ASEAN termasuk negara Indonesia. 3. Multilateral  Masuknya negara RI menjadi anggota PBB pertama kali pada tanggal 28 Sep 1950, kemudian keluar pada tanggal 7 Januari 1965 dan masuk kembali pada tanggal 28 September 1966.  Mempercepat proses penye- lesaian konflik Indonesia – Belanda penjajah, sehingga mau mengakui kedaulatan Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949.  Pembentukan Gerakan Negara- negara Non Blok me-lalui KTT yang pertama pada tahun 1961 di Beograd Yugoslavia dan dipelopori oleh negara Indonesia, Yu- goslavia, Mesir, India dan Ghana.  Sebagai wadah dalam upaya menumbuhkan sikap solida- ritas negara-negara di kawa san Asia – Afrika dalam mem perjuangkan kemerde- kaannya sekaligus melawan kolonialisme, rasialisme dan zionisme.  Pengesahan Konvensi Internasio -nal tentang Penghapusan segala bentuk diskriminasi rasial 1965, dengan dikeluarkannya Undang- Undang No. 29 Tahun 1999.  Masyarakat Indonesia akan lebih memahami bahwa seba- gai bagian masyarakat inter- nasional harus menghormati, menghargai dan menjunjung tinggi prinsip dan tujuan Piagam PBB serta HAM.

B. Menghargai Kerja Sama dan Perjanjian Internasional