SMK Taman Karya Madya Pertambangan Kebumen
12
1 Perjanjian internasional berlaku pada saat peristiwa berikut ini. 2 Mulai berlaku sejak tanggal yang ditentukan atau menurut yang disetujui oleh negara
perunding. 3 Jika tidak ada ketentuan atau persetujuan, perjanjian mulai berlaku segera setelah
persetujuan diikat dan dinyatakan oleh semua negara perunding. 4 Bila persetujuan suatu negara untuk diikat oleh perjanjian timbul setelah perjanjian itu
berlaku, maka perjanjian mulai berlaku bagi negara itu pada tanggal tersebut, kecuali bila perjanjian menentukan lain.
5 Ketentuan-ketentuan perjanjian yang mengatur pengesahan teksnya, pernyataan persetujuan suatu negara untuk diikat oleh suatu perjanjian, cara dan tanggal
berlakunya, persyaratan, fungsi-fungsi penyimpanan, dan masalah-masalah lain yang timbul yang perlu sebelum berlakunya perjanjian itu, berlaku sejak saat disetujuinya
teks perjanjian itu.
b. Pelaksanaan Perjanjian Internasional
1 Ketaatan Terhadap Perjanjian a Perjanjian harus dipatuhi pacta sunt servada. Perjanjian menjadi hukum yang
mengikat bagi pihak yang berjanji sehingga para pihak harus mentaatinya. b Kesadaran hukum nasional. Perjanjian akan dipatuhi jika tidak bertentangan dengan
hukum nasional negara bersangkutan. 2 Kedudukan Negara Bukan Peserta
Negara bukan peserta pada hakikatnya tidak memiliki hak dan kewajiban untuk mematuhinya. Akan tetapi, bila perjanjian itu bersifat multilateral PBB atau
objeknya besar Terusan Suez, Panama, Selat Malaka dan lain-lain, mereka dapat juga terikat, apabila:
a Negara tersebut menyatakan diri terikat terhadap perjanjian itu, dan b Negara tersebut dikehendaki oleh para peserta.
3 Pembatalan Perjanjian Internasional, Berdasarkan Konvensi Wina tahun 1969, karena berbagai alasan, suatu perjanjian internasional dapat batal, antara lain :
a Negara peserta atau wakil kuasa penih melanggar ketentuan-ketentuan hukum nasionalnya.
b Adanya unsur kesalahn error pada saat perjanjian dibuat. c Adanya unsur penipuan dari negara peserta tertentu terhadap negara peserta lain
waktu pembentukan perjanjian. d Terdapat penyalahgunaan atau kecurangan corruption,
baik melalui
kelicikan atau penyuapan. e Adanya unsur paksaan terhadap wakil suatu negara peserta. Paksaan tersebut baik
dengan ancaman maupun penggunaan kekuatan. f Bertentangan dengan suatu kaidah dasar hukum internasional umum.
4. Penerapan Perjanjian a Daya berlaku surut retroactivity.
b Wilayah penerapan teritorial scope. c Perjanjian penyusul successive treaty.
c. Berakhir atau Ditangguhkan Berlakunya Perjanjian Internasional.
SMK Taman Karya Madya Pertambangan Kebumen
13
1. Menurut Strake berakhirnya suatu perjanjian internasional dapat disebabkan oleh : a Hangusnya seluruh materi pokok dari suatu perjanjian
b Terjadinya pecah perang antar pihak c Pelanggaran perjanjian oleh salah satu pihak dan memberikan hakpada pihak lain
untuk mengakhirinya d Ketidakmampuan melaksanakan perjanjian karena penghilangan atau perusakan terus
menerus suatu objek yang sangat diperlukan bagi pelaksanaan perjanjian. e Doktrin rebus sic stantibus yaitu terjadinya perubahan yang fundamental dalam
kenyataannya yang ada pada waktu traktat itu dibuat paal 62 Konvensi Wina 1969 :
1 Suatu perubahan fundamental keadaan yang terjadi pada saat para pihak
melakukan perjanjian tidak dapat dijadikan alasan untuk mengakhiri atau menarik diri dari perjanjian kecuali :
a keadaan tersebut merupakan landasan hakiki dari persetujuan para pihak untuk
mengikatkan diri pada traktat b akibat perubahan tersebut secara mendasar mengubah tingkat luas kewajiban
yang masih akan dilaksanakan menurut traktat. 2 Perubahan fundamental keadaan tidak dapat dijadikan alasan mengakhiri atau
menarik diri dari traktat: a jika traktat itu menetapkan suatu batas atau
b perubahan fundamental tersebut akibat dari pelanggaran salah satu pihak yang
menghendakinya baik karena kewajiban menurut traktat maupun kewajiban internasional lainnya.
3 Jika pada ayat-ayat sebelumnya, suatu pihak menghendaki perubahan fundamental keadaan sebagai alasan untuk mengakhiri atau menarik diri dari traktat, maka ia
dapat juga sebagai alasan untuk menangguhkan berlakunya traktat. 2. Menurut Prof. DR. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., mengatakan bahwa suatu
perjanjian berakhir karena : 1 telah tercapainya perjanjian tersebut
2 telah habis masa berlakunya perjanjian tersebut 3 telah punahnya salah satu pihak perserta perjanjian atau punahnya objek perjanjian
4 karena persetujuan dari peserta untuk mengakhiri perjanjian tersebut 5 karena adanya perjanjian yang meniadakan perjanjian sebelumnya
6 karena dipenuhinya syarat-syarat untuk mengakhiri perjanjian tersebut 7 diakhirinya perjanjian secara sepihak oleh salah satu peserta dan diterima oleh pihak
lain. Dalam hal pelanggaran perjanjian oleh salah satu pihak, yang memberikan alasan
pihak lain untuk mengakhiri atau menangguhkan perjanjian untuk sebagian atau seluruhnya. Contohnya :
a Force majeur yaitu terjadinya suatu keadaan karena terjadi di luar kehendaknya b Impossibility of performance yaitu ketidakmungkinan pelaksanaan kewajiban karena
lenyapnya obyek atau tujuan perjanjian c Fundamental change of circumstances yaitu perubahan fundamental dalam keadaan
pemutusan hubungan diplomatik atau konsuler atau pecahnya perang.
SMK Taman Karya Madya Pertambangan Kebumen
14
A. Perwakilan Diplomatik
lstilah diplomatik berasal dari bahasa Latin, yaitu diploma yang berarti piagam, surat perjanjian. Dalam pertumbuhan sejarah negara-negara, arti diplomatik itu berkembang
hingga meliputi kegiatan yang sangat luas seperti kegiatan yang menyangkut hubungan antarnegara.
Dahulu hubungan antarnegara dilakukan secara tertutup dan rahasia serta dilakukan antarkepala negara. Akan tetapi, sejak tumbuhnya kesadaran demokrasi, timbul pula apa
yang disebut diplomasi terbuka. Dalam kegiatannya, diplomasi dilakukan dengan suatu tata cara yang halus, mengindahkan kesopanan hubungan yang menjadi kelaziman dalam
hubungan internasional, dan dijalankan oleh dinas diplomat yang merupakan bagian dari dinas luar negeri.
Melihat fungsi dan kegiatan diplomasi di atas, dewasa ini ada tiga hal yang memberikan kemungkinan adanya pengawasan diplomasi antara lain sebagai berikut,
1. Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB pasal 102 yang mewajibkan negara-negara anggota PBB untuk mendaftarkan persetujuan-persetujuan yang telah dicapai oleh
negara tersebut kepada sekretariat PBB. 2. Kesempatan bagi menteri luar negeri dari berbagai negara untuk dapat bertemu dalam
sidang umum PBB setiap tahun. 3. Pemerintah demokrasi menghendaki bahwa setiap persetujuan yang diadakan
antarnegara, sebelum diresmikan, harus mendapatkan persetujuan dari dewan perwakilan rakyat negara masing-masing.
Perwakilan diplomatik adalah lembaga kenegaraan di luar negeri yang bertugas membina hubungan politik dengan negara lain. Tugas dan wewenang ini dilakukan oleh perangkat
korps diplomatik, yaitu duta besar, duta kuasa usaha, dan atase-atase. Ketentuan mengenai perwakilan diplomatik diatur dalam undang-undang Dasar 1945 pada Pasal 13 yaitu
sebagai berikut,
1. Presiden mengangkat duta dan konsul. 2. Presiden menerima duta negara lain.