Berdasarkan Para Pihak yang membuatnya Berdasarkan Subjeknya

SMK Taman Karya Madya Pertambangan Kebumen 8

j. Modus Vivendi Perjanjian internasional yang merupakan dokumen untuk mencatat

persetujuan tanpa memerlukan ratifikasi dan bersifat sementara sementara disini maksudnya adalah sampai diwujudkan hasil perjanjian yang lebih rinci sitematis dan tetap permanen

k. Ketentuan Penutup Final Act dokumen dalam bentuk catatan ringkasan dari hasil

konferensi dan tidak memerlukan ratifikasi, seperti catatan Negara peserta, para utusan dari Negara-negara yang turut dalam perundingan dan segala kesimpulan tentang hal-hal yang disetujui konferensi.

l. Ketentuan Umum general Act Merupakan traktat yang bersifat resmi atau tidak resmi,

misalnya LBB ketika menyelesaikan masalah secara damai dan pertikaian internasional arbitrasi pada tahun 1928.

4. Macam-macam perjanjian internasional

Perjanjian internasional dapat diklasifikasikan ke dalam tujuh kategori, yaitu :

a. Berdasarkan Para Pihak yang membuatnya

1. Perjanjian Bilateral, yaitu perjanjian antar dua negara atau dua organisasi dan mengatur soal-soal khusus yang menyangkut kepentingan kedua belah pihak. Contoh perjanian antara Indonesai dengan RRC tentang Dwi Kewarganegaraan. Perundingan dalam perjanjian ini disebut dengan istilah pembicaraan talk. 2. Perjanjian Multilateral, yaitu perjanjian yang diadakan oleh beberapa negara atau organisasi yang pada umumnya perjanjian ini bersifat terbuka yang menyangkut kepentingan umum yang tidak terbatas hanya pada kepentingan yang membuat perjanjian saja. Perundingan dalam perjanjian ini disebut konferensi Diplomatik Diplomatic conference.

b. Berdasarkan Subjeknya

1. Perjanjian antar negara yang dilakukan banyak Negara yang merupakan subjek hukum internasional. 2. Perjanjian diantara Negara dan sujek hukum internasional lainnya , seperti Tahta Suci Vatikan dengan organisasi Uni Eropa. 3.Perjanjian antarsesama subjek hukum internasional selain Negara, misalnya kerjasama ASEAN dengan Uni Eropa c. Berdasarkan Segi struktur atau sumber hukum formal 1.Treaty Contract, yaitu perjanjian yang hanya mengikat pihak-pihak yang mengadakan perjanjian saja, misalnya perjanjian RI dengan RRC mengenai dwikewarganegaraan tahun 1955, perjanjian tentang batas wilayah, pemberantasan penyelundupan-penyelundupan. SMK Taman Karya Madya Pertambangan Kebumen 9 2.Law Making Treaties, yaitu perjanjian yang akibat-akibatnya menjadi dasar dan kaidah hukum internasional secara universal, misalnya Konvensi Hukum Laut tahun 1958, Konvensi Wina tahun 1961 tentang Hubungan Diplomatik, Konvensi Jenewa tahun 1949 tentang Perlindungan Korban Perang, dan Konvensi Montenegro tentang hukum laut internasional tahun 1982. d Berdasarkan ProsesTahapan Pembentukannya 1.Perjanjian yang bersifat penting, yang dibuat melalui tiga proses perundingan, penandatanganan, dan ratifikasi. Menurut Mochtar Kusumaadmadja perjanjian ini termasuk dalam istilah “ perjanjian internsional atau traktat “ 2.Perjanjian yang bersifat sederhana, yang dibuat melalui dua tahap yaitu perundingan dan penandatanganan. Perjanjian ini disebut “ persetujuan atau agreement “ e Berdasarkan Isinya 1.Perjanjian di bidang politik, seperti pada pakta pertahanan dan pakta perdamaian contoh NATO, SEATO, ANZUS 2.Perjanjian di bidang ekonomi, seperti pada bantuan ekonomi dan keuangan contoh CGI, IMF DAN IBRD. 3.Perjanjian di bidang Hukum, seperti pada status kewarganegaraan 4 Perjanjian di bidang batas wilayah, seperti laut teritorial dan batas alam daratan. 5 Perjanjian di bidang kesehatan, seperti masalah pada karantina penanggulangan wabah dan penyakit AIDS. f Berdasarkan bentuknya 1. Perjanjian antar kepala negara head of state form. Pihak peserta dari perjanjian disebut “High Contracting State pihak peserta Agung”. Dalam praktek pihak yang mewakili negara dapat diwakilkan kepada MENLU, atau Duta Besar dan dapat juga pejabat yang ditunjuk sebagai kuasa penuh full powers. 2. Perjanjian antar Pemerintah inter-Government form. Perjanjian ini juga sering ditunjuk MENLU atau Duta Besar atau wakil berkuasa penuh. Pihak peserta perjanjian ini tetap disebut “contracting State” walaupun perjanjian itu dinamakan perjanjian “inter-governmental”. SMK Taman Karya Madya Pertambangan Kebumen 10 3 Perjanjian antar negara inter-state form, pejabat yang mewakilinya dapat ditunjuk MENLU, Duta Besar dan wakil berkuasa penuh full Powers. g Berdasarkan sifat pelaksananya 1. Dispositive treaties perjanjian yang menentukan yang maksud tujuannya dianggap selesai atau sudah tercapai dengan pelaksanaan perjanjian itu. Contoh perjanjian tapal batas. 2. Executory treaties perjanjian yang dilaksanakan, adalah perjanjian yang pelaksanaan nya tidak sekaligus, melainkan dilanjutkan terus menerus selama jangka waktu perjan jian itu. Contoh perjanjian perdagangan.

5. Tahap-Tahap Perjanjian Internasional