pemerintahan  Indonesia.  PTT  sejak  saat  itu  berkembang  sangat  pesat. Khususnya  mengenai  telepon  dalam  lingkup  PTT,  terjadi  perubahan  dan
kemajuan berarti, perubahan itu dibukanya sendiri oleh pemerintahan  layanan telepon di luar Jawa yaitu di jambi dan Palembang. Dengan digantinya kawat
telepon  tunggal  tak  bernalut  dengan  kabel  pilin  ganda  berbalut  karet;  sistem baterai  terpusat  atau  central  batery  CB,  selain  itu  dilakukan  pemasangan
kabel  dibawah  tanah  mengganti  kawat  kawat  yang  diatas.  Sejak  tahun  1907 dinas  Pos  dan  telegraf  dipimpin  oleh  seorang  pejabat  tinggi  yaitu  Kepala
Dinas PTT.
2.  Masa Jaman Jepang
Segera  setelah  Jepang  mengambil  alih  kekuasaan  di  Indonesia,  Dinas PTT  dibagi  sesuai  dengan  kemiliteran  Jepang.  Daerah  Jawa  dan  Madura  di
bawah  komando  Angkatan  Darat  ke-25,  sedangkan  kepulauan  Indonesia Timur di bawah  Komando Armada ke-3  Angkatan Jepang. Pada pertengahan
tahun  1945,  Perang  Dunia  II  telah  mencapai  puncaknya  jepang  menyerah tanpa syarat  kepada sekutu setelah Hirosima dan Nagasaki hancur lebur oleh
bom  atom  Sekutu  pada  tanggal  6  dan  9  Agustus  1945.  Seminggu  kemudian tanggal 17  Agustus  1945 Soekarno dan  Muhammad  Hatta memproklamirkan
kemerdekaan  indonesia.  Segera  setelah  teks  Proklamasi  disiarkan  ke  seluruh dunia, maka bendera putih yang dipasang Jepang di atas Kantor Besar Pos dan
Telegraf  Jakarta,  yang di  Pasar Baru, sebagai tanda kalah  perang, diturunkan dan diganti dengan Sang Saka Merah Putih oleh pemuda-pemuda PTT.
3.  Perkembangan Setelah Kemerdekaan
Setelah  Angkatan  Muda  PTT  berhasil  merebut  Kantor  Pusat  PTT  di Bandung dari tangan Jepang  tanggal 27 September 1945 diumumkan bahwa
Jawatan  PTT  telah  menjadi  milik  Indonesia.  Pada  saat  itu  Jawatan  PTT memiliki  474  buah  kantor  pos,  276  kantor  telegraf,  622  stasiun  lelegraf,  17
stasiun  radi,  248  kantor  telepon,  503  kantor  telegram  dan  telepon  kereta  api, dan 232 kantor pos kereta api, dan seluruh operasional kantor tersebut dilayani
oleh  sekitar  10.800  pegawai  PTT.  Peristiwa  tanggal  27  September  dijadikan sebagai hari Bhakti Postel.
Pada  tanggal  27  Mei  1957,  Indonesia  meratifikasi  piagam  Perjanjian Internasional  Telekomunikasi  Boenos  Aires  1952  dimana  Indonesia
mempunyai  hak  yang  sama  dengan  semua  anggota  ITU    International Telecommunication  Union  .  Dalam  konferensi  di  Bandung    Maret  1956
tercetus ide mengubah status Jawatan PTT karena dapat menghimpun dananya sendiri  dengan  cara  berhubungan  langsung  dengan  dunia  keuangan  swasta.
Untuk  memenuhi  kebutuhan  tersebut  beralih  status  menjadi  public corporation.
Terbukti  pada  tanggal  21  Desember  1961  dikeluarkan  Peraturan Pemerintah  No.  240  Tahun  1961  Tentang  Pendirian  Perusahaan  Negara  Pos
dan  Telekomunikasi  disingkat  PN.  Postel.  Berlaku  mulai  1  Januari  1962  dan dikeluarkan  pula  Undang-Undang  No.5  tahun  1964  yang  membagi
telekomunikasi  menjadi  tiga  bagian,  yaitu  ;  telekomunikasi  untuk  umum, telekomunikasi
untuk keperluan
khusus instansi
pemerintah, dan
telekomunikasi yang diselenggarakan oleh swasta. Pada  tahun  1964,  dalam  pertemuan  informal  beberapa  Kepala  Daerah
Pos dan Kepala Daerah Telekomunkasi di Kaliurang, Yogyakarta, dicetuskan ide  untuk  memecah  PN.  Postel  menjadi  Perusahaan  Negara  dengan  alasan
agar  masing-masing  bidang  dapat  berkembang  pesat.  PN.  Postel  dipecah menjadi  tiga  perusahaan,  yakni  Perusahaan  Pos,  Perusahaan  Telegraf  dan
Telex, serta Perusahaan Telepon. Usulan agar Telekomunikasi dipisahkan dari Pos  terkenal  dengan  ”  Deklarasi  Kaliurang  ”  dan  isi  dari  perjanjian  tersebut
antara lain : Pertama,  Perusahaan  Negara  Pos  dan  Giro  yang  dibentuk  dengan
Peraturan Pemerintahan No. 29 Tahun 1965 ; Kedua,  Perusahaan  Negara  Telekomunikasi  ,  yang  dibentuk  berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1965.
Pembentukan kedua perusahaan dicantumkan  Lembaran Negara No. 62 dan 63 Tahun 1965, pada tanggal 6 Juli 1965.
Bagi  perusahaan  yang  modalnya  sebagian  atau  seluruh  terdiri  dari kekayaan negara yang dipisahkan maupun dari anggaran belanja negara yang
berupa  perusahaan  negara,  yang  diarahkan  kepada  tiga  bentuk  pokok  usaha negara yaitu :
Pertama, Perusahaan Jawatan  Departemen Agency  disingkat Perjan. Kedua, Perusahaan Umum  Public Corporation  disingkat Perum.
Ketiga, Perusahaan Perseroan  Public  state company  disingkat Persero. Perubahan
perusahaan umum
tidak otomatis
merubah PN
Telekomunikasi  menjadi  Perusahaan  Umum.  Baru  pada  tahun  1974,  PN Telekomunikasi
menjadi Perusahaan
Umum berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 1974.
Peraturan  Pemerintah  No.  53  Tahun  1980  perubahan  Atas  Peraturan Pemerintah  No.  22  Tahun  1974,  tentang  Telekomunikasi  untuk  umum  dan
Perumtel  ditetapkan  sebagai  badan  usaha  yang  diberi  wewenang  untuk menyelenggarakan  telekomunikasi  dalam  negeri  saja,  sedangkan  PT.  Indosat
ditetapkan penyelenggara telekomunikasi untuk umum internasional.
4.  Perkembangan PT. Telkom Tbk
Memasuki  repelita  V  pemerintah  merasakan  perlunya  percepatan pembangunan  telekomunikasi,  karena  sebagai  infrastruktur  diharapkan  dapat
memacu  pembangunan  sektor  lainnya.  Selain  itu,  penyelenggaraan telekomunikasi  membutuhkan  manajemen  yang  lebih  profesional  sehingga
perlu  meningkatkan  bentuk  perusahaan.  Untuk  itu  berdasarkan  Peraturan Pemerintah  No.25  tahun  1991  maka  bentuk  perusahaan  umum  dialihkan
menjadi  Perseroan  Terbatas  PT,  sejak  itulah  berdiri  PT.  Telekomunikasi Indonesia PT.TELKOM.
Tanggal  1  Januari  1995  merupakan  awal  dari  penghapusan  struktur wilayah usaha telekomunikasi WITEL dan peresmian dimulainya era divisi.
Sebagai pengganti WITEL, bisnis bidang utama dikelola tujuh Divisi Regional
dan  satu  Divisi  Network.  Divisi  Regional  menyelenggarakan  jasa telekomunikasi  di  wilayah  masing-masing,  sedangkan  Divisi  Network
menyelenggarakan  jasa  telekomunikasi  jarak  jauh  dalam  negeri  melalui pengoperasian  jaringan  utama  nasional.  Adapun  Divisi  Regional  Telkom
membagi wilayah-wilayah sebagai berikut : 1.
Divisi Regional I,  untuk daerah Sumatera. 2.
Divisi Regional II,  untuk daerah Jakarta dan sekitarnya. 3.
Divisi Regional III,  untuk daerah Jawa Barat. 4.
Divisi  Regional  IV,    untuk    daerah    Jawa  Tengah      Daerah Istimewa Yogyakarta.
5. Divisi Regional V, untuk daerah Jawa Timur.
6. Divisi Regional VI, untuk daerah Kalimantan.
7.   Divisi  Regional  VII,  untuk  daerah  Kawasan  Timur  Indonesia  yang meliputi Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Irian Jaya.
Bentuk  organisasi  fungsional  divisional  yang  diterapkan  pada  saat  itu berdasarkan  geografis  yang  bersifat
product  centric
bukan
customer  cendric
seperti  yang  sekarang  ini  diterapkan  PT  Telkom  pada  waktu  itu  belum dibentuk  berdasarkan  segmentasi  pelanggan  tetapi  masih  berdasarkan
fungsional. Dalam struktur organisasi  yang berbasis geografis, divisi regional mempunyai  otoritas  dalam  mengatur  unit-unit  bisnis  dan  divisi-divisi  lain  di
wilayah  regionalnya.  Divre  berlaku  sebagai  ”kantor  pusat”  Telkom  dalam suatu regional tertentu yang menjalankan dan mengatur operasional bisnis PT
Telkom  sehari-hari.  Sedangkan  kantor  pusat  Telkom  berfungsi  sebagai koordinator dan pengatur kebijaksanaan secara menyeluruh.
Masing-masing  Divisi  dikelola  oleh  satu  tim  manajemen  yang  terpisah berdasarkan  prinsip  desentralisasi  serta  bertindak  sebagai  pusat  investasi
untuk  Divisi  Regional  dan  pusat  keuntungan  untuk  Divisi  Network  serta mempunyai laporan keuangan yang terpisah.
Sejak 1 Januari 1996, berdasarkan KSO Agreement No.223HK.810UT- 001995  tanggal  20  Oktober  1995,  terjadi  perubahan  status  yang  semula
sebagai  usaha  Telkom  murni  menjadi  status  usaha  bersama  dengan  sistem
kerja  sama  operasional  KSO  antara  PT  Telkom  dengan  Mitra  Global Telekomunikasi  Indonesia  MGTI.  Sejak  saat  itu  pula  beberapa  Divisi
Regional dalam pengelolaannya bekerja sama dengan pihak MGTI, yaitu : 1.
Divisi Regional I, untuk daerah Sumatera 2.
Divisi Regional III, untuk daerah Jawa Barat 3.
Divisi  Regional  IV,  untuk  daerah  Jawa  Tengah    Daerah  Istimewa Yogyakarta
4. Divisi Regional VI, untuk daerah Kalimantan
5. Divisi  Regional  VII,  untuk  daerah  Kawasan  Timur  Indonesia  yang
meliputi Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Irian Jaya. Sedangkan yang dikelola PT Telkom murni adalah :
1. Divisi Regional II, untuk daerah Jakarta dan sekitarnya
2. Divisi Regional V, untuk daerah Jawa Timur
KSO  merupakan  salah  satu  upaya  yang  ditempuh  pemerintah  dan  PT Telkom
untuk mengembangkan
jumlah saluran
telepon dengan
mengikutsertakan  swasta.  Kelima  konsorium  swasta  yang  terlibat  dalam pelaksanaan  KSO  ini.  Kelima  konsorsium  tersebut  memperoleh  kewenangan
dan  hak  untuk  mengembangkan  dan  mengelola  divisi  regional  PT  Telkom, untuk  dan  atas  nama  PT  Telkom.  Mitra  KSO  untuk  masing-masing  wilayah
pada awal perjanjian KSO adalah :
Tabel III. 1 Mitra KSO
DIVRE MITRA KSO
WILAYAH
Divre I PT Pramindo Nusantara
Sumatra
Divre III PT Aria West International
Jawa Barat Banten
Divre IV PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia
Jawa Tengah
DIY Divre V
PT Daya Mitra Malindo Kalimantan
Divre VI PT Bukaka Singtel International
Indonesia Timur .
Tahun  1999  Undang-undang  nomor  361999,  tentang  penghapusan monopoli  penyelenggaraan  telekomunikasi.  Tahun  2001  TELKOM  membeli
35  saham  Telkomsel  dari  PT  Indosat  sebagai  bagian  dari  implementasi restrukturisasi industri jasa telekomunikasi di Indonesia, yang ditandai dengan
penghapusan  kepemilikan  bersama  dan  kepemilikan  silang  antara  TELKOM dengan  Indosat.  Dengan  transaksi  ini,  TELKOM  menguasai  72,72  saham
Telkomsel. TELKOM
membeli 90,32
saham Dayamitra
dan mengkonsolidasikan laporan keuangan Dayamitra ke dalam laporan keuangan
TELKOM. Dan Tahun 2002 TELKOM membeli seluruh saham Pramindo melalui 3
tahap, yaitu 30 saham pada saat ditandatanganinya perjanjian jual-beli pada tanggal 15 Agustus 2002, 15 pada tanggal 30 September 2003 dan sisa 55
saham  pada  tanggal  31  Desember  2004.  TELKOM  menjual  12,72  saham Telkomsel  kepada  Singapore  Telecom,  dan  dengan  demikian  TELKOM
memiliki  65  saham  Telkomsel.  Sejak  Agustus  2002  terjadi  duopoli penyelenggaraan telekomunikasi lokal.
Untuk menampung
bidang usaha-usaha,
divisi regional
menyelenggarakan  jasa  telekomunikasi  di  wilayahnya  masing-masing. Sedangkan divisi network menyelenggarakan  jasa telekomunikasi  jarak jauh
dalam negeri melalui pengopersian jaringan transmisi jaringan utama nasional. Sebuah  perusahaan
Holding  company
,  TELKOM  memiliki  beberapa anak  perusahaan  teralifikasi  seperti  PT.  Telekomunikasi  Seluler  Indonesia
yang  bergerak  sebagai  penyelenggara  jasa  telekomunikasi  seluler.  PT. Indonesia  Telemedia  yang  menangani  bisnis  multimedia  penyiaran  dan
internet dengan nama produk TELKOM Vision dan PT. Informesia Nusantara
yang mengelola bisnis penerbitan buku petunjuk telepon
Yellow Pages
dan
Call Center
.
B. Slogan, Logo, Maskot, Visi dan Misi Telkom 1.   Slogan Telkom
Gambar III. 1 Slogan Telkom
a. Kami selalu fokus kepada pelanggan
b. Kami  selalu  memberikan  pelayanan  yang  prima  dan  mutu  produk  yang
tinggi serta harga yg kompetitif c.
Kami  selalu  melaksanakan  segala  sesuatu  melalui  cara-cara  yang  terbaik Best Practices
d. Kami  selalu  menghargai  karyawan  yang  proaktif  dan  inovatif,  dalam
peningkatan produktivitas dan kontribusi kerja e.
Kami selalu berusaha menjadi yang terbaik
2.   Logo Telkom
Gambar III. 2 Logo Telkom
a. Bentuk  bulatan  dari  logo  melambangkan  :  Keutuhan  Wawasan
Nusantara ; Ruang gerak TELKOM secara nasional dan internasional; b.
TELKOM yang mantap, modern, luwes, dan sederhana
c. Warna  biru  tua  dan  biru  muda  bergradasi  melambangkan  teknologi
telekomunikasi  tinggicanggih  yang  terus  berkembang  dalam  suasana masa depan yang gemilang
d. Garis-garis tebal dan tipis yang mengesankan gerak pertemuan yang
beraturan  menggambarkan  sifat  komunikasi  dan  kerjasama  yang  selaras
secara berkesinambungan dan dinamis e.
Tulisan INDONESIA
dengan huruf
Futura Bold
Italic,
menggambarkan  kedudukan  perusahaan  ;  TELKOM  sebagai  Pandu Bendera Telekomunikasi Indonesia
Indonesian Telecommunication Flag Carrie
3. Mascot Be Bee
Gambar III. 3 Mascot Bee