4.5.1. Persamaan Regresi
Berdasarkan hasil penelitian ini persamaan regresi yang diperoleh ditunjukkan pada tabel 4.9.
Tabel 4.9. Hasil Analisis Regresi Berganda
Model Unstandardized Coefficients
Sig B
Std. Error Konstanta
137,902 22,925 ,000
Rasio Kas X
1
143,971 7,402 ,000
Perputaran Piutang X
2
-,209 ,124 ,100
Perputaran Persediaan X
3
3,863 ,958 ,000
Sumber : Lampiran 5A Persamaan regresi yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
Y = 137,902 + 143,971X
1
– 0,209X
2
+ 3,863X
3
Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat diperoleh penjelasan sebagai berikut:
β = Konstanta =
137,902
Nilai konstanta β sebesar
137,902
menunjukkan bahwa, apabila variabel pengelolaan Kas X
1
, pengelolaan piutang X
2
, dan pengelolaan persediaan X
3
konstan maka tingkat likuiditas Y pada perusahaan food and beverage yang go public di Bursa Efek
Indonesia adalah sebesar
137,902
. Β
1
= Koefisien regresi untuk X
1
Besarnya nilai koefisien regresi β
=
143,970
1
sebesar
143,970
, nilai β
1
yang positif menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel tingkat likuiditas Y dengan variabel pengelolaan kas
X
1
yang artinya jika variabel pengelolaan kas X
1
naik sebesar
satu satuan, maka besarnya nilai variabel tingkat likuiditas Y akan naik sebesar
143,971
satuan dengan asumsi bahwa variabel bebas lainya bersifat konstan.
β
2
= Koefisien regresi untuk X
2
= -0,209 Besarnya nilai koefisien regresi β
2
sebesar -0,209 , nilai β
2
yang negatif menunjukkan adanya hubungan yang berlawanan arah
antara variabel tingkat likuiditas Y dengan variabel pengelolaan piutang X
2
yang artinya jika variabel pengelolaan piutang X
2
naik sebesar satu satuan, maka besarnya nilai variabel tingkat likuiditas Y akan turun sebesar -0,209 satuan dengan asumsi
bahwa variabel bebas lainya bersifat konstan, begitu pula sebaliknya.
β
3
= Koefisien regresi untuk X
3
=
3,863
Besarnya nilai koefisien regresi β
3
sebesar
3,863
, nilai β
3
yang positif menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel
tingkat likuiditas Y dengan variabel pengelolaan persediaan X
3
yang artinya jika variabel pengelolaan persediaan X
3
naik sebesar satu satuan, maka besarnya nilai variabel tingkat likuiditas Y akan
naik sebesar
3,863
satuan dengan asumsi bahwa variabel bebas lainya bersifat konstan.
4.5.2. Koefisien Determinasi R Square
Koefisien determinasi atau R Square menunjukkan prosentase seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variasi variabel terikat.
Selanjutnya akan dijelaskan nilai R Square yang diperoleh dengan mengabaikan pelanggaran asumsi klasik dan normalitas. Tabel 4.10
adalah nilai R Square yang diperoleh dari hasil analisis.
Tabel 4.10. Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-
Watson 1
.945a .894
.887 122.07362898
.845 a Predictors: Constant, Perputaran Persediaan BJ X3, Rasio Kas X1, Perputaran
Piutang X2 b Dependent Variable: Rasio Likuiditas Y
Sunber : Lampiran 5B Dari tabel 4.10. dapat diketahui nilai R Square sebesar 0,887 yang
berarti bahwa besarnya rasio likuiditas laporan keuangan tahunan pada perusahaan food and beverage yang go public di Bursa Efek Indonesia
mampu dijelaskan oleh variabel Pengelolaan Kas, Pengelolaan Piutang, dan Pengelolaan Persediaan 88,7, sedangkan sisanya sebesar 11,3
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model penelitian ini.
4.5.3. Hasil Pengujian Hipotesis
4.5.3.1. Hasil Uji Kecocokan Model
Dari hasil pengujian nilai signifikan uji F dan selalu 0,05 yang berdasarkan model regresi sesuai atau cocok untuk memprediksi tingkat
likuiditas perusahaan. Tabel 4.11 Hasil analisis Uji F adalah seperti tercantum dalam
tabel 4.11 :
Tabel 4.11. Hasil Uji F Uji Kecocokan Model
ANOVA
b
5904900 3
1968300.116 132.083
.000
a
700392.6 47
14901.971 6605293
50 Regres sion
Residual Total
Model 1
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Predictors: Constant, Perputaran Persediaan BJ X3, Rasio Kas X1, Perputaran Piutang X2
a. Dependent Variable: Ras io Likuiditas Y
b.
Sumber : Lampiran 6A Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai F hitung sebesar 132,083
dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 0,05, maka diputuskan bahwa H
ditolak dan H
i
4.5.3.2. Hasil Uji t
diterima dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dihasilkan cocok dan dapat digunakan untuk
memprediksi tingkat likuiditas perusahaan.
Uji t digunakan untuk menguji hipotesis pengaruh secara parsial variabel-variabel independen X terhadap variabel dependen Y. Jika
nilai signifikansi Uji t kurang dari tingkat signifikansi 0,05, maka H
ditolak dan H
i
Coefficients
a
137.902 22.925
6.015 .000
143.971 7.402
.926 19.451
.000 .943
.995 1.005
-.209 .124
-.080 -1.678
.100 -.238
.991 1.009
3.863 .958
.192 4.033
.000 .507
.992 1.009
Constant Rasio Kas X1
Perputaran Piutang X2 Perputaran Persediaan
BJ X3 Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
t Sig.
Partial Correla
tions Tolerance
VIF Collinearity
Statistics
Dependent Variable: Rasio Likuiditas Y a.
diterima dan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh sinifikan variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.
Tabel 4.12. Hasil analisis Uji t adalah seperti tercantum dalam dalam 4.12 :
Tabel 4.12. Hasil Uji Parsial
Sumber :Lampiran 6B Berdasarkan tabel 4.12. dapat dijelaskan hasil Uji t atau uji
signifikansi parameter individual sebagai berikut: 1. Uji t antara variabel Pengelolaan Kas X
1
terhadap Likuiditas Y menghasilkan t hitung sebesar 19,451 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi Uji t kurang dari tingkat signifikan 0,05, maka H
ditolak dan H
i
2. Uji t antara variabel Pengelolan Piutang X diterima dan dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan Pengelolaan Kas terhadap Likuiditas
2
terhadap Likuiditas Y menghasilkan t hitung sebesar -1,678 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,100. Karena nilai signifikansi Uji t lebih besar dari tingkat signifikan 0,05, maka Ho diterima dan H
i
ditolak dan dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh negatif dan tidak signifikan Pengelolaan Piutang terhadap Likuiditas.
3. Uji t antara variabel Pengelolaan Persediaan X
3
terhadap Likuiditas Y menghasilkan t hitung sebesar 4,033 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi Uji t kurang dari tingkat signifikan 0,05, maka H
ditolak dan H
i
Hasil pengujian hipotesis dengan Uji t telah menunjukkan bahwa dari ketiga variabel independen dalam penelitian hanya pengelolaan kas
X diterima dan dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Pengelolaan Persediaan terhadap Likuiditas.
1
dan pengelolaan persediaanX
3
yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap likuiditas pada perusahaan food and beverage yang
go public di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan pengelolaan piutang X
2
tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat likuiditas X
3
4.6. Pembahasan Hasil Penelitian
.
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan terhadap pengelolaan modal kerja terhadap likuiditas perusahaan food and beverage yang go
public di Bursa Efek Indonesia diperoleh hasil bahwa nilai koefisien
korelasi berganda R sebesar 0,945 atau sebesar 94,5 menunjukkan korelasi yang cukup kuat antara variabel pengelolaan kas X
1
, pengelolaan piutang X
2
, pengelolaan persediaan X
3
terhadap likuiditas Y. Nilai koefisien determinasi R
2
sebesar 0,887 atau sebesar
88,7 yang berarti bahwa variabel pengelolaan kas X
1
, pengelolaan piutang X
2
, pengelolaan persediaan X
3
Pengelolaan piutang berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap likuiditas, piutang sebagai nilai jatuh tempo yang berasal dari
penjualan barang atau jasa atau dari pemberian pinjaman uang. Piutang usaha mengacu pada janji lisan untuk membayar yang berasal dari
penjualan produk dan jasa secara kredit. Analisis piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan arus laba perusahaan. Kedua
dampak ini saling terkait. Pengalaman menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya, hal ini tidak sesuai dengan
penelitian yang dikemukakan oleh Elly Candrawati, 2005, bahwa apabila ada suatu kebijakan dari perusahaan dengan memberikan
potongan kepada pelanggan maka erputaran piutang akan mengalami mampu menjelaskan
perubahan yang terjadi pada variabel likuiditas Y sebesar 88,7. Pengelolaan kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap
likuiditas, hal ini karena kas sendiri merupakan bagian modal kerja yang paling likuid yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelola dengan baik
ditujukan sebagai cadangan pencegah terjadinya ketidakseimbangan kas pada jengka pendek. Catatan kegagalan usaha memberikan banyak
contoh perusahaan yang tidak sanggup membayar hutangnya meskipun memiliki aktiva nonkas yang cukup besar lancar maupun tidak lancar
dan tidak mampu membayar hutang atau menjalankan operasinya.