darimana manfaat ekonomi dimasa depan. Sedangkan pasiva atau kewajiban merupakan utang perusahaan masa lalu yang timbul dari
peristiwa masa lalu. Aktiva lancar seperti kas, piutang dan persediaan merupakan
bagian yang cukup besar dari total aktiva, sedang aktiva lancar berfluktuasi dengan penjualan, dan penjualan berubah terus menerus
Weston dan Brigham,1993: 412.
2.2.3.1. Pengelolaan Kas
Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya, makin besar jumlah kas yang ada di dalam perusahaan
berarti makin tinggi tingkat likuiditasnya Riyanto, 2001: 94. Persoalan penting dalam manajemen kas adalah bagaimana
menyediakan kas ini dengan memadai, tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu besar jumlahnya. Ada tiga macam bentuk dalam pengelolaan kas
menurut Sugiyarso dan Winarni, 2005: 24, diantaranya adalah : • Jumlah persediaan kas
Untuk dapat memenuhi kewajiban finansialnya sewaktu - waktu perusahaan perlu mempunyai jumlah kas minimum dari kas yang harus
dipertahankan. Jumlah inilah yang disebut safety cash balance atau persediaan besi atau persediaan minimum.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya persediaan kas minimal adalah :
a Perimbangan aliran kas masuk dan aliran kas keluar
b Penyimpangan aliran kas yang diperkirakan
c Hubungan manajemen dengan pihak luar
• Anggaran kas Adalah suatu rencana yang menunjukkan estimasi aliran kas masuk
dan kas keluar dalam suatu perusahaan untuk suatu periode tertentu pada waktu yang akan datang.
Tahap penyusunan anggaran kas a
Menyusun estimasi aliran kas masuk dan estimasi kas keluar menurut rencana operasional perusahaan
b 1. Menyusun estimasi kebutuhan dana dari sumber - sumber dana
yang diperlukan untuk menutup defisit kas karena rencana operasi perusahaan.
2. Menyusun estimasi pembayaran bunga kredit beserta waktu pembayaran kembali.
c Menyusun kembali estimasi keeluruhan aliran kas masuk dan aliran kas keluar setelah adanya transaksi finansial.
Anggaran kas finansial merupakan gabungan dari transaksi operasional dan transaksi finansial yang menggambarkan estimasi
penerimaan dan pengeluaran kas secara keseluruhan. Untuk menguji pengelolaan kas adalah menggunakan rasio kas,
dapat dihitung sebagai berikut :
Cash ratio = Cash or cash equivalent
Kewajiban lancar
2.2.3.2. Pengelolaan Piutang
Dalam keadaan yang normal dan dimana penjualan pada umumnya dilakukan dengan kredit, piutang mempunyai tingkat likuiditas yang lebih
tinggi daripada inventori, karena perputaran dari piutang ke kas membutuhkan satu langkah saja Riyanto, 2001: 85.
Menurut Sugiyarso dan Winarni 2005: 30, piutang adalah tagihan kepada perorangan atau badan yang timbul dari penjualan barang
atau jasa secara kredit tanpa disertai dengan janji tertulis secara formal. Penjualan secara kredit merupakan suatu upaya unutk meningkatkan
jumlah penjualan, akan tetapi piutang yang ditimbulkan dari penjualan secara kredit juga menimbulkan berbagai biaya, untuk itu perusahaan juga
perlu melakukan analisis ekonomi terhadap piutang, apakah manfaaat memiliki piutang lebih besar dari biaya yang terjadi. Disamping itu
manajemen piutang juga menyangkut masalah pengendalian jumlah piutang, pengendalian pemberian dan pengumpulan piutang dan evaluasi
terhadap kebijakan pemberian kredit yang dijalankan oleh perusahaan. a
Retur dan potongan penjualan b
Syarat penjualan c
Analisis penjualan kredit d
Penilaian pelanggan e
Solidaritas perusahaan f
Investasi inti dalam piutang g
Perputaran piutang
Untuk menguji pengelolaan piutang adalah menggunakan rasio perputaran piutang, dapat dihitung sebagai berikut :
Perputaran piutang =
Tinggi rendahnya perputaran piutang mempunyai dampak yang langsung terhadap besar kecilnya dan yang diinvestasikan kedalam piutang.
Semakin tinggi perputaran piutangnya, berarti semakin cepat perputarannya, yang berarti pula semakin pendek waktu terikatnya dana ke
dalam piutang, dengan demikian untuk mempertahankan penjualan kredit neto tertentu, dengan naiknya tingkat perputaran, akan dibutuhkan jumlah
dana yang lebih kecil yang diinvestasikan dalam piutang. h
Anggaran pengumpulan piutang
2.2.3.3. Pengelolaan Persediaan
Adanya pengelolaan persediaan yang baik, maka perusahaan dapat segera mengubah persediaan yang tersimpan menjadi laba melalui
penjualan yang kemudian bertransformasi menjadi kas atau piutang Sianturi dan Sri Mulyani, 2005.
Istilah persediaan sendiri dapat meliputi : persediaan barang dagang, persediaan barang mentah, persediaan barang dalam proses,
persediaan barang setengah jadi dan persediaan barang jadi. Untuk perusahaan industri, persediaan bahan baku dan barang dalam proses
Penjualan kredit Piutang rata-rata
bertujuan untuk memperlancar kegiatan produksi. Sementara itu persediaan barang jadi dimaksudkan untuk memenuhi permintaan pasar
Sugiyarso dan Winarni, 2005. Untuk menguji pengelolaan persediaan adalah menggunakan rasio
perputaran persediaan barang jadi, dapat dihitung sebagai berikut :
Perputaran barang jadi =
2.2.4. Likuiditas 2.2.4.1. Pengertian Likuiditas
Kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan baik dan tujuan yang diharapakan perusahaan dapat tercapai secara optimal jika
likuiditas suatu perusahaan meningkat. Menurut Riyanto 2001: 25, masalah likuiditas adalah masalah
yang berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi.
Menurut Sugiyarso dan Winarni 2005: 114, likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
keuangan jangka pendeknya. Menurut Wild et al. 2005: 185 dalam Sianturi dan Sri Mulyani,
likuiditas liquidity mengacu pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Harga barang pokok yang tersedia untuk dijual Rata-rata persediaan barang jadi
2.2.4.2. Pengukuran Likuiditas
Ada banyak ukuran yang dipakai untuk melihat kondisi likuiditas pada perusahaan. Menurut Syahyunan 2004: 83 dalam Sianturi dan Sri
Mulyani 2005 rasio yang biasa digunakan untuk mengukur likuiditas, yaitu : current ratio, quiqk ratio, cash ratio dan net working capital.
Namun rasio yang digunakan untuk penelitian ini adalah rasio lancar, yang menunjukkan sejauh mana aktiva lancar suatu perusahaan mampu untuk
memenuhi kewajiban lancarnya tepat pada waktunya. Menurut Munawir 1998: 36, rasio likuiditas adalah menunjukkan
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang sengaja dipenuhi jangka pendek. Perusahaan yang mampu memenuhi
kewajiban keuangannya dapat tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuiditas dan perusahaan dikatakan mampu
memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya. Sebaliknya kalau perusahaan tidak dapat segera memenuhi kewajiban-kewajibannya pada
saat tagihan berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid.
Current Ratio =
Mengingat bahwa current ratio adalah angka perbandingan antar aktiva lancar dengan utang lancar, maka setiap transaksi yang
mengakibatkan perubahan jumlah aktiva lancar atau utang lancar, baik masing-masing atau kedua-duanya, akan dapat mengakibatkan perubahan
Aktiva lancar Utang lancar
x 100
tingkat likuiditasnya. Dengan cara-cara untuk mempertinggi current ratio sebagaimana disebutkan di muka, maka transaksi dapat dikatakan pada
sektor aktiva lancar, utang lancar, atau kedua-duanya Riyanto, 2001: 28.
2.3. Kerangka Pikir
2.3.1. Hubungan Antara Pengelolaan Kas terhadap Likuiditas
Salah satu aspek terpenting dari modal kerja yaitu kas. Jumlah kas yang baik adalah yang mencukupi, tidak terlalu besar dan tidak terlalu
kecil. Pengelolaan kas pada perusahaan dapat dihitung dengan siklus konversi kas CCC. Siklus konversi kas yang semakin cepat menandakan
likuiditas perusahaan semakin baik Sekardewi, 2008.
Manajemen kas dapat dilihat dari dua perspektif yang berbeda tergantung pada berapa banyak tanggung jawab itu secara khusus
menangani manajemen keuangan manajemen kas aktual di perusahaan- perusahaan dan salah satu fungsi utamanya adalah untuk meningkatkan
tingkat kas optimal sehingga pembayaran dapat dibuat dan diterima sebagai tepat diperlukan untuk pengoperasian perusahaan Jose, 2008.
Ada tiga motif umum untuk memegang uang tunai yang diindentifikasikan oleh Keynes, tunai dilaksanakan selama transaksi, keamanan, dan
spekulasi.
2.3.2. Hubungan Antara Pengelolaan Piutang terhadap Likuiditas
Menurut Jayati 2009 dalam penelitiannya menyatakan, piutang perlu dikelola, karena piutang timbul adanya penjualan secara kredit yang
akan menyebabkan terjadinya risiko dan manfaat atas penjualan tersebut. Tujuan keuangan dasar dari sebuah usaha kecil dan menengah
adalah memaksimalkan nilainya. Piutang manajemen harus juga berkontribusi untuk mewujudkan tujuan mendasar ini. Peningkatan tingkat
piutang dalam meningkatkan perusahaan baik modal kerja bersih dan biaya dari memegang dan mengelola piutang.
Diakui lima fungsi harus dilakukan dalam kredit proses administrasi yaitu penilaian risiko kredit, pemberian kredit, piutang
pembiayaan, koleksi kredit, dan risiko kredit bantalan. Semua barang yang jelas terkait dengan aktivitas yang langsung berdampak pada likuiditas
perusahaan, Kegiatan administrasi kredit merupakan komponen utama pengelolaan kredit. Mian dan Smith, 1992 dalam Drevr dan Amstrong,
2005.
2.3.3. Hubungan Antara Pengelolaan Persediaan terhadap Likuiditas
Menurut Rustendi 2006 dalam penelitiannya menyatakan, pengadaan persediaan dalam perusahaan harus direncanakan dengan
perhitungan yang matang, karena jika kekurangan persediaan akan menghambat aktivitas, begitu pula sebaliknya jika persediaan terlalu besar
akan memperbanyak dana yang dikeluarkan yang semestinya dana tersebut