9 3.
Objek wisata Alternatif Objek wisata alternatif dibagi menjadi 2 jenis yaitu objek wisata di
perkotaan dan objek wisata alternatif di luar kota. Objek wisata alternatif di perkotaan dapat ditemui berbagai hiburan seperti misalnya wisata belanja
sehingga belanja menjadi alternative berwisata di perkotaan. Berbagai jenis pertunjukan seperti panggung dan teatre sehingga dapat menghibur
pengunjung. Di sisi lain jenis wisata alternative di perkotaan juga terdapat berbagai jenis kuliner,menyajikan berbagai jenis makanan local dan
mancanegara yang disiapkan oleh berbagai jenis café dan resto dalam kompleks mal, dengan letak berderet danmenarik. Bentuk-bentuk wisata
alternative di perkotaan menjamur dimana-mana bentuknya seperti mal, plaza,department store dan supermarket.
Disamping berwisata alternative di dalam kota, dilihat dari aspek lokasi terdapat pariwisata alternative di luar perkotaan. Jenis pariwisata ini jauh dari
kebisinngan dan hiruk pikuk kota, disini ada berbagai macam objek yang menawarkan
kesejukan, ketenangan,
keindahan, yang
akrab dengan
alamlingkungan. Bentuk wisata alternative luar perkotaan adalah ekowisata dan wisata agro.
2.1.3 Pemahaman Wisata Agro
Dalam pemahaman Wisata Agro akan dibahas terkait dengan pengertian wisata agro, syarat kesesuaian area wisata agro, pengembangan wisata agro, objek
wisata agro, pengelola wisata agro, dan model pengembangan wisata agro. Terdapat beberapa pengertian tentang Wisata Agro dari berbagai sumber dan para
ahli, antara lain : 1. Wisata
Agro merupakan
terjemahan dari
istilah Bahasa
Inggris, agrotourism. Agro berarti pertanian
dan tourism berarti pariwisatakepariwisataan. Wisata Agro adalah berwisata ke daerah pertanian.
Pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat, perkebunan, peternakan dan perikanan Sudiasa, 2005:11.
2. Wisata Agro adalah wisata pertanian dengan objek kunjungan daerah pertanian atau perkebunan yang sifatnya khas, yang telah dikembangkan
10 sedemikian rupa sehingga berbagai aspek yang terkait dengan jenis tumbuhan
yang dibudidayakan itu telah menimbulkan motivasi dan daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjunginya. Aspek-aspek itu antara lain jenis tanaman
yang khas, cara budidaya dan pengelolaan produknya, penggunaan teknik dan teknologi, aspek kesejarahannya, lingkungan alam dan juga sosial budaya
disekelilingnya R.S. Damardjati 1995:5. 3. Wisata Agro merupakan salah satu alternatif potensial untuk dikembangkan di
desa. Kemudian batasan mengenai Wisata Agro dinyatakan bahwa Wisata Agro adalah suatu jenis pariwisata yang khusus menjadikan hasil pertanian,
peternakan, perkebunan sebagai daya tarik bagi wisatawan Yoeti 2000:143. 4. Wisata Agro adalah sebuah sistem kegiatan yang terpadu dan terkoordinasi
untuk pengembangan pariwisata sekaligus pertanian, dalam kaitannya dengan pelestarian lingkungan, peningkatan kesejahteraan masyarakat petani
Sutjipta, 2001. Dari berbagai pengertian diatas dapat dkatakan Wisata Agro merupakan
sebuah bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro pertanian sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman,
rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian.
a. Syarat Kesesuaian Area Wisata Agro
Dalam membuat kawasan Wisata Agro secara konseptual harus terdapat beberapa syarat dan kesesuaian area wisata agro menurut Arifin dkk, 2009
terdapat beberapa syarat sebagai berikut : 1.
Memiliki lahan yang sesuai untuk pengembangan dan produksi komoditas pertanian tanaman, perkebunan,peternakan,perikanan.
2. Memiliki kesesuaian untuk wisata aksebilitas, infrastruktur, dan fasilitas
wisata. 3.
Memiliki potensi keindahan panorama lanskap penutupan lahan, topografi yang dinamis, lanskap pantai, pegunungan, perbukitan.
4. Memiliki potensi kenyamanan yaitu suhu dan kelembaban udara yang sesuai
bagi wisatawan nyaman dan segar
11 5.
Memiliki atraksi budaya dari masyarakat pertanian budaya bercocok-tanam, hingga penanganan pascapanen.
6. Memiliki masyarakat yang mampu menjual program dan atraksi yang sudah
membudaya secara turun-temurun di dalam masyarakat, agraris, termasuk kearifan-kearifan lokal.
7. Memiliki pemda yang bisa berperan untuk membimbing petani dalam
kesiapan diri untuk menjadi tuan rumah bagi para wisatawan, juga menginvestasi sarana-prasanara dan fasilitas umum sebagai kebutuhan dasar
dalam pengembangan wisata.
b. Prinsip Pengembangan Wisata Agro
Wisata Agro dapat dikelompokkan ke dalam ekowisata,yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan
untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai pendidikan deptan, 2005
Antara ekowisata dan wisata agro berpegang pada prinsip yang sama. Prinsip-prinsip tersebut, menurut Wood, 2000 dalam Pitana,2002 berikut :
1. Menekankan serendah-rendahnya dampak negatif terhadap alam dan
kebudayaan yang dapat merusak daerah tujuan wisata. 2.
Memberikan pembelajaran kepada wisatawan mengenai pentingnya suatu pelestarian.
3. Menekankan pentingnya bisnis yang bertanggung jawab dan bekerja sama
dengan unsur pemerintah dan masyarakat untuk memenuhi penduduk local dan memberikan manfaat bagi usaha pelestarian.
4. Mengarahkan keuntungan ekonomi secara langsung untuk tujuan pelestarian.
Manajemen sumber daya alam dan kawasan yang dilindungi. 5.
Memberikan penekanan pada kebutuhan zona pariwisata regional dan penataan serta pengelolaan tanam-tanaman untuk tujuan wisata di kawasan-
kawasan yang ditetapkan sebagai tujuan wisata tersebut. 6.
Mendorong usaha peningkatan manfaat ekonomi untuk Negara, pembisnis, masyarakat lokal, terutama penduduk yang tinggal si sekitar kawasan
tersebut.