Syarat Kesesuaian Area Wisata Agro

13 menjaga nilai estetika alaminya. Sementara fasilitas pendukung untuk kenyamanan wisatawan tetap disediakan sejauh tidak bertentangan dengan kultur dan estetika asli yang ada, seperti sarana transportasi, tempat berteduh, sanitasi, dan keamanan dari binatang buas. Contoh wisata agro terbuka alami adalah kawasan Suku Baduy di Pandeglang dan Suku Naga di Tasikmalaya, Jawa Barat; Suku Tengger di Jawa Timur; Bali dengan teknologi subaknya; dan Papua dengan berbagai pola atraksi pengelolaan lahan untuk budi daya umbi-umbian. 2. Wisata Agro ruang terbuka buatan Kawasan wisata agro ruang terbuka buatan ini dapat didesain pada kawasan– kawasan yang spesifik, namun belum dikuasai atau disentuh oleh masyarakat adat. Tata ruang peruntukan lahan diatur sesuai dengan daya dukungnya dan komoditas pertanian yang dikembangkan memiliki nilai jual untuk wisatawan. Demikian pula teknologi yang diterapkan diambil dari budaya masyarakat lokal yang ada, diramu sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan produk atraksi wisata agro yang menarik. Fasilitas pendukung untuk akomodasi wisatawan dapat disediakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern, namun tidak mengganggu keseimbangan ekosistem yang ada. Kegiatan wisata ini dapat dikelola oleh suatu badan usaha, sedang pelaksana atraksi parsialnya tetap dilakukan oleh petani lokal yang memiliki teknologi yang diterapkan.

c. Jenis Klasifikasi Wisata Agro

Wisata Agro merupakan sebuah bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro agrobisnis sebagai objek wisata dengan tujuan memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi, hubungan usaha bidang pertanian dapat dibagi menjadi 6 jenis Institut Pertanian Bogor,2013 yaitu : 1. Wisata Agro Perkebunan Kegiatan wisata dalam kelompok ini dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan pra produksi pembibitan, pemeliharaan dan pasca produksi pengelolaan dan pemasaran. Beberapa daya tarik perkebunan sebagai objek wisata adalah sebagai berikut, daya tarik historis bagi wisata alam, pemandangan alam yang indah dan sejuk, cara tradisional dalam penanaman, pemeliharaan dan pengelolaan dan jenis tanaman yang tidak dimiliki oleh negara asal wisatawan. Potensi perkebunan yang 14 ada merupakan modal dasar yang semuanya dapat dikemas untuk disajikan menjadi atraksi wisata agro yang menarik. 2. Wisata Agro Hortikultura Kegiatan wisata ini adalah suatu kegiatan wisata di daerah pertanian tanaman hortikultura dan tanaman hias yang dapat juga berupa paket kunjungan ke kebun buah-buahan dan kebun bunga. Kegiatan yang dapat dinikmati oleh wisatawa seperti kegiatan pemeliharaan sayur, pemetikan, teknik pengelolaan. Para wisata dapat menikmati buah-buahan dengan cara memetik sendiri, dan juga dapat melihat secara langsung berbagai teknologi pengelolaan yang ada. 3. Wisata Agro Tanaman Pangan Wisata Agro tanaman pangan terdiri dari pertanian pangan di lahan basah dan lahan kering. Komoditas yang dihasilkan pada lahan basah berupa padi sedangkan di lahan kering dataran rendah berupa jagung, kedelai dan kacang tanah, serta di dataran tinggi komoditas yang dihasilkan berupa wortel, kol, lobak dan sebagainya. Berbagai hal tersebut menjadi daya tarik wisata yang dapat dikembangkan sebagai wisata agro dalam lingkup wisata tanaman pangan dan dapat dikombinasikan dengan berbagai kegiatan yang mampu menarik wisatawan. 4. Wisata Agro Perikanan Wisata agro perikanan merujuk pada penyediaan sarana wisata dan rekreasi bagi wisatawandalam bidang perikanan, mulai dari penangkapan, memancing dan mengolah hingga siap untuk disantap. Para wisatawan dapat menyaksikan budidaya ikan hingga pascapanen. 5. Wisata Agro Peternakan Wisata jenis ini merupakan kegiatan usaha yang bertujuan untuk mempelajari cara-cara beternak tradidional maupun secara modern. Usaha peternakan yang dilakukan dapat berupa ternak besar seperti sapi potong dan perah, kerbau dan kuda serta ternak kecil seperti, kambing, domba, babi, ayam, dan itik. Wisata Agro jenis ini lebih banyak tercakup dalam fam tourism yang antara lain meliputi aktivitas berbau binatang, berkuda, dan suguhan pemandangan kehidupan liar alami oredegbe dan Fadeyibi, 2009.