11 5.
Memiliki atraksi budaya dari masyarakat pertanian budaya bercocok-tanam, hingga penanganan pascapanen.
6. Memiliki masyarakat yang mampu menjual program dan atraksi yang sudah
membudaya secara turun-temurun di dalam masyarakat, agraris, termasuk kearifan-kearifan lokal.
7. Memiliki pemda yang bisa berperan untuk membimbing petani dalam
kesiapan diri untuk menjadi tuan rumah bagi para wisatawan, juga menginvestasi sarana-prasanara dan fasilitas umum sebagai kebutuhan dasar
dalam pengembangan wisata.
b. Prinsip Pengembangan Wisata Agro
Wisata Agro dapat dikelompokkan ke dalam ekowisata,yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan
untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai pendidikan deptan, 2005
Antara ekowisata dan wisata agro berpegang pada prinsip yang sama. Prinsip-prinsip tersebut, menurut Wood, 2000 dalam Pitana,2002 berikut :
1. Menekankan serendah-rendahnya dampak negatif terhadap alam dan
kebudayaan yang dapat merusak daerah tujuan wisata. 2.
Memberikan pembelajaran kepada wisatawan mengenai pentingnya suatu pelestarian.
3. Menekankan pentingnya bisnis yang bertanggung jawab dan bekerja sama
dengan unsur pemerintah dan masyarakat untuk memenuhi penduduk local dan memberikan manfaat bagi usaha pelestarian.
4. Mengarahkan keuntungan ekonomi secara langsung untuk tujuan pelestarian.
Manajemen sumber daya alam dan kawasan yang dilindungi. 5.
Memberikan penekanan pada kebutuhan zona pariwisata regional dan penataan serta pengelolaan tanam-tanaman untuk tujuan wisata di kawasan-
kawasan yang ditetapkan sebagai tujuan wisata tersebut. 6.
Mendorong usaha peningkatan manfaat ekonomi untuk Negara, pembisnis, masyarakat lokal, terutama penduduk yang tinggal si sekitar kawasan
tersebut.
12 7.
Mempercayakan pemanfaatan sumber energi melindungi tumbuh-tumbuhan dan binatang liar dan menyesuaikan dengan lingkungan alam dan budaya.
Di beberapa Negara, wisata agro bertumbuh sangat pesat dan menjadi alternatif terbaik bagi wisatawan, hal ini disebabkan wisata agro akan membawa
seseorang mendapatkan pengalaman yang benar-benar berbeda dari rutinitas kesehariannya. Orang tua bahkan anak-anak dapat
mengetahui dari mana sebenarnya makanan atau minuman yang biasa mereka konsumsi berasal
darimana. Pada era ini,manusia di bumi hidupnya dipenuhi oleh rutinitas,kejenuhan
dan segudang kesibukan. Untuk kedepan prospek pengembangan wisata agro diperkirakan sangat cerah. Pengembangan wisata agro dapat diarahkan dalam
bentuk ruangan tertutup seperti museum ruangan terbuka seperti taman dan lansekap., atau kombinasi antara keduanya. Tampilan wisata agro ruangan
tertutup dapat berupa koleksi alat-alat pertanian yang khas dan bernilai sejarah atau naskah dan visualisasi sejarah penggunaan lahan maupun proses pengolahan
hasil pertanian. Wisata agro ruangan terbuka dapat berupa penataan lahan yang khas dan sesuai dengan kapabilitas dan tipologi lahan untuk mendukung suatu
sistem usaha tani yang efektif dan berkelanjutan. Komponen utama pengembangan wisata agro ruangan terbuka dapat
berupa flora dan fauna yang dibudidayakan maupun liar, teknologi budidaya dan pascapanen komoditas pertanian yang khas bernilai sejarah, atraksi budaya
pertanian setempat dan pemandangan alam yang berlatar belakang pertanian dengan kenyamanan yang dapat dirasakan. Wisata Agro ruang terbuka dapat
dilakukan dalam dua versipola , yaitu alami dan buatan. Berikut adalah rincian Wisata Agro ruang terbuka menurut versipolanya :
1. Wisata Agro ruang terbuka alami Objek wisata agro ruangan terbuka alami ini berada pada areal di mana
kegiatan tersebut dilakukan langsung oleh masyarakat petani setempat sesuai dengan kehidupan keseharian mereka. Masyarakat melakukan kegiatannya sesuai
dengan apa yang biasa mereka lakukan tanpa ada pengaturan dari pihak lain. Untuk memberikan tambahan kenikmatan kepada wisatawan, atraksi-atraksi
spesifik yang dilakukan oleh masyarakat dapat lebih ditonjolkan, namun tetap