2.2.4 Karangan Deskripsi
Kata Deskripsi berasal dari kata Latin describe yang berarti menulis atau tentang membeberkan sesuatu hal. Selanjunya, kata deskripsi dapat diterjemahkan menjadi pemerian,
yang berasal dari kata peri dan memerikan yang berati melukiskan sesuatu.
Karangan deskripsi adalah karangan yang bersifat melukiskan dan mengemukakan sifat, tingkah laku seseorang, suasana dan keadaan suatu tempat atau sesuatu yang lain
Widagdho, 1994:109.
Selanjutnya, karangan deskritif adalah melukiskan suatu keadaan dengan kalimat sehingga menimbulkan suatu kesan yang hidup Keraf, 1985:87.
Sedangkan pendapat lain mengatakan karangan deskripsi adalah usaha untuk menggambarkan atau memerikan suatu objek beserta rinciannya Akhadiah, 1991:131.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karangan deskripsi adalah karangan yang bersifat melukiskan atau menggambarkan suatu peristiwa, objek atau
keadaan sehingga pembaca seolah-olah terlibat didalamnya.
2.3 Landasan Teori
Penelitian ini, penulis menggunakan teori tatabahasa dengan pendekatan ejaan pinyin. Tatabahasa Mandarin adalah kaidah atau aturan-aturan penyusunan kata, gabungan kata, dan
kalimat Suprapto, 2003:3.
Universitas Sumatera Utara
Pendapat lain mengatakan tatabahasa Mandarin adalah suatu kaidah pembentukan kalimat dengan kata-kata yang ada Zhao Yong Xin dan Pauw Budianto, 2005:1.
Ejaan dalam bahasa Mandarin disebut juga pinyin. Pinyin dikembangkan sebagai bagian proyek pemerintah Cina pada tahun 1950 oleh seorang sentral Zhou Youguang, yang
sering disebut bapak Pinyin. Hanyu Pinyin didasarkan pada sistem yang sudah ada sebelumnya yaitu: Gwoyeu Romatzyh tahun 1928, Latinxua Sin Wenz dari 1931, dan tanda-
tanda diakritik dari Zhuyin. Pinyin diperkenalkan ke sekolah dasar sebagai cara untuk mengajarkan pengucapan Cina Standar, untuk mengajar pengucapan anak-anak dalam bahasa
Mandarin ketika mereka belajar kosa kata di sekolah dasar dan digunakan dalam pendidikan orang dewasa sehingga lebih mudah bagi orang yang sebelumnya buta huruf untuk
melanjutkan belajar-sendiri setelah beberapa pengajaran keaksaraan pinyin. Pinyin telah menjadi alat untuk banyak orang asing untuk belajar pengucapan bahasa
Mandarin dan digunakan untuk menjelaskan baik tatabahasa dan Mandarin lisan ditambah dengan hanzi.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
Bab tiga berisi tentang metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini. Metode penelitian berkaitan dengan teknik pengumpulan data, yang berupa
observasi dan pemberian angket kepada mahasiswa semester VI Program Studi Sastra Cina FIB USU yang berjumlah 28 mahasiswa. Bukan hanya teknik pengumpulan data, namun juga
berkaitan dengan teknik analisis data yang didapatkan dari hasil pengisian angket dan juga lokasi dan waktu penelitian, yaitu pada tanggal 26 Juni 2012, pukuk 09.30 WIB dan berlokasi
di Program Studi Sastra Cina, Fakultas Ilmu Budaya USU, Padang Bulan, Medan.
3.1 Metode Penelitian
Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud dalam ilmu pengetahuan, dsb; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan untuk mencapai tujuan yang ditentukan Djajasudarma, 2006:1.
Metode penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan secara bertahap di mulai dengan penemuan topik, pengumpulan data, dan menganalisis data, sehingga diperoleh
suatu pemahaman dan pengertian atas topik dan isu tertentu. Metode penelitian didefinisikan sebagai suatu kegiatan ilmiah yang terencana, terstruktur, sistematis dan memiliki tujuan
tertentu baik praktis maupun teoritis Semiawan, 2007:5.
Universitas Sumatera Utara