Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki sifat ketergantungan antara satu dengan yang lainnya. Untuk dapat berinteraksi sosial dengan baik, diperlukan bahasa sebagai media komunikasinya. Melalui bahasa, seseorang dapat menyampaikan maksud atau kehendaknya, demikian sebaliknya. Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Sebagai lambang tentu ada yang dilambangkan. Maka, yang dilambangkan adalah suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide atau pikiran yang ingin disampaikan dalam wujud bunyi itu Chaer, 1995:3. Karena lambang-lambang itu mengacu pada suatu konsep, ide, atau pikiran, maka dikatakan bahwa bahasa itu mempunyai makna. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Menurut Widjono, sistem tersebut mencakup unsur-unsur berikut: 1. Sistem lambang tersebut bersifat konvensional yang ditentukan oleh masyarakat pemakainya berdasarkan sifat kesepakatan. 2. Lambang-lambang tersebut bersifat arbiter kesepakatan digunakan secara berulang dan tetap. 3. Sistem lambang tersebut bersifat terbatas, tetapi produktif artinya dengan sistem yang sederhana dan jumlah aturan yang terbatas dapat menghasilkan jumlah kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf dan wacana yang terbatas jumlahnya. 4. Sistem lambang bersifat unik, khas dan tidak sama dengan lambang bahasa lain. 5. Sistem lambang di bangun berdasarkan kaidah yang bersifat universal. Widjono, 2007:14. Komunikasi dengan menggunakan bahasa di bagi menjadi 2 bagian, yaitu; komunikasi dengan bahasa tulisan dan bahasa lisan. Bahasa tulisan ialah komunikasi yang dilakukan Universitas Sumatera Utara dengan alat tulis atau melalui sebuah tulisan. Jadi, berbahasa tulis adalah komunikasi yang dilakukan seseorang melalui bahasa tulis atau penyampaian informasi, ide, dan gagasan melalui tulisan. Karangan adalah salah satu komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan bahasa tulis. Di dalam menyusun sebuah karangan, seorang penulis hendaknya memahami hal-hal yang penting yang ada didalamnya, seperti penggunaan ejaan-ejaan, pemilihan kata, penggunaan kalimat-kalimat efektif, dan penggunaan tanda baca. Sehingga pengarang dapat menghasilkan karangan yang berkualitas dan bermutu serta isinya mudah dipahami oleh pembaca. Di dalam tulisan ini, penulis hanya memfokuskan karangan deskripsi. Karangan deskripsi adalah karangan yang berisikan tentang gambaran suatu benda, tempat, suasana atau keadaan secara mendetail dengan tujuan pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, dan merasakan langsung objek itu. Tanda baca adalah alat bantu berupa tanda-tanda baca yang digunakan untuk memperjelas maksud dan tujuan yang terkandung dalam bahasa itu sendiri. Tanpa adanya tanda baca, suatu bahasa akan sangat sulit menduduki dirinya sebagai sarana komunikasi yang paling efektif Nafiah, 1981:12. Penggunaan tanda baca dalam menyusun sebuah karangan dimaksudkan untuk membantu pengarang atau penulis dalam memperjelas dan mempertegas isi karangan yang disampaikan kepada pembaca. Bahasa mandarin memiliki 16 jenis tanda baca, yaitu; tanda baca titik 。 句号 jùhào [tçu xau] , tanda baca titik dua : 冒号 màohào [mauxau] , tanda baca seru ! 感叹号 g ǎntànhào [kantanxau] , tanda baca tanya ? 问号 wènhào [Wənxau] , tanda baca kurung (...), [...] 括号 kuòhào [k h uoxau] , tanda baca koma , 逗号 Universitas Sumatera Utara dòuhào [touxau] , tanda baca koma kanan atau pemerian 、 顿号 dùnhào [tyn xau] , tanda baca titik koma ; 分号 fēnhào [fənxau] , tanda baca pisah -- 破折号 pòzhéhào [P h otşγ xau] , tanda baca petik “...” , ‘...’ 引号 yǐnhào [jin xau] , tanda baca elipsis … 省略号 shěnglüèhào [şəŋlyεxau] , tanda baca hubung ── 连接号 liánji ēhào [liεntçiεxau] , tanda baca pemenggalan • 间隔号 jiàngéhào [tçiaŋkγxau] , tanda baca buku 《 》 书名号 shūmínghào [şumiŋxau] , tanda baca pementing . 着重 号 zhuózhònghào [ tşuotşoŋ xau ] , dan tanda baca nama khusus _ 专 名 号 Zhuānmínghào [tşuanmiŋxau] . Penelitian ini penulis hanya memfokuskan pada 10 tanda baca saja, karena di dalam menulis suatu karangan hanya 10 tanda baca saja yang lebih sering digunakan. Penelitian ini menggunakan teori tatabahasa dengan pendekatan ejaan. Ejaan adalah cara atau aturan menulis kata-kata dengan huruf menurut disiplin ilmu bahasa. Dalam teori ini mencakup pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan tanda baca. Dalam penelitian ini, penulis hanya fokus terhadap penggunaan tanda baca. Penelitian mengenai analisis kesalahan penggunaan tanda baca ini telah dilakukan oleh beberapa orang peneliti sebelumnya, baik di Indonesia maupun di Cina. Namun penelitian ini berbeda dengan penelitian yang ada sebelumnya. Penelitian “Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Karangan Deskripsi Bahasa Mandarin”, penulis melakukan penelitian pada mahasiswa semester VI Program Studi Sastra Cina FIB USU Medan. Penulis meneliti Semester VI, karena mereka sudah memasuki mata kuliah mengarang dan mereka telah sering disuruh mengarang. Kesalahan penggunaan Universitas Sumatera Utara tanda baca sering terjadi pada mereka. Baik secara penulisan maupun penggunaan tanda bacanya. Berdasarkan alasan di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang analisis kesalahan penggunaan tanda baca dalam karangan deskripsi bahasa Mandarin terhadap mahasiswa semester VI Program Studi Sastra Cina FIB USU Medan.

1. 2 Rumusan Masalah