Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pengetahuan tentang ilmu akuntansi, anggaran dan perbendaharaan saat ini sudah tidak lagi hanya menjadi kegiatan yang hanya dilakukan di perusahaan-perusahaan industri, perdagangan atau semacamnya, namun sudah menjadi keharusan bagi sebuah rumah tangga untuk dapat melakukanya, karena perlu disadari pula bahwa rumah tangga yang di dalamnya terdapat suami, istri, dan anak-anak merupakan unit perusahaan yang terkecil. Bagi seseorang yang telah menikah dan berkeluarga maka kebutuhannya terhadap uang akan semakin bertambah, karena semula uang yang dimilikinya hanya digunakan untuk kepentingan dirinya sendiri, dengan adanya keluarga maka ia juga harus menanggung kebutuhan- kebutuhan keluarganya, baik itu kebutuhan konsumsi rumah tangga, suamiistri atau kebutuhan anak bila keluarga tersebut telah mempunyai anak. Kebutuhan dalam keluarga tidak hanya berupa kebutuhan-kebutuhan jangka pendek yang bersifat mendesak atau pengeluaran rutin seperti belanja bulanan, dana sekolah anak-anak atau rekening telepon dan biaya- biaya rutin lainya. Melainkan bila ditinjau secara lebih jauh terdapat kebutuhan lain di dalam keluarga yang sering kurang dipikirkan, yaitu 2 kebutuhan jangka panjang yang harus dipenuhi dikemudian hari atau masa yang akan datang seperti dana pendidikan anak, dana pensiun, dll Pengelolaan keuangan yang tidak tepat dapat mengganggu kelangsungan dan stabilitas denyut jantung keuangan keluarga. Pada dasarnya mengelola keuangan rumah tangga sama seperti mengelola keuangan di perusahaan. Penghasilan besar pasangan suami istri bukanlah jaminan bahwa kondisi cash flow keuangan dapat terjaga Moeljadi, 2010. Perempuan berlatih mengendalikan berbagai hal keuangan, mereka sering juga disebut Menteri keuangan rumah tangga oleh para suaminya Iwao,1993 dalam Komori,1998. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa kaum istri lah yang biasanya bertugas mengatur lalu-lintas keuangan rumah tangga mereka sendiri, sementara suami telah melakukan tugas sebagai pencari penghasilan. Sebagai contoh, lebih dari 90 wanita jepang mengendalikan keuangan dalam rumah tangga Robins, 1983 dalam komori, 1998 . Banyak masalah perselisihan yang terjadi didalam keluarga bahkan berkembang sampai perceraian bahkan pembunuhan, yang salah satu sebabnya adalah karena tidak adanya perencanaan keuangan keluarga Yohnson, 2004. Fakta menyebutkan bahwa Pengadilan Agama Kota Bandung, sejak bulan Januari hingga Mei 2005, tercatat 14 kasus perceraian karena alasan ekonomi. Yang terbanyak alasan bercerai adalah karena suami tak bertanggung jawab, yaitu 480 kasus diantaranya 3 termasuk tak bertanggung jawab dalam masalah ekonomi atau materi. Pikiran Rakyat, Minggu 26 Juni 2005. Kenyataan diatas membuktikan bahwa tidak hanya perusahaan yang mutlak mengelola keuangan secara baik, keluargarumah tangga dan individu pun harus mahir menangani keuangannya agar pendapatan dan pengeluaran bisa diatur keseimbangannya. Merencanakan keuangan pribadi dan keluarga mutlak dilakukan agar perjalanan hidup selanjutnya lebih aman Sambel, Ichsan dan Lubis, 2003. Menurut Warren et, al, 2006:10, bahwa peranan akuntansi secara sederhana adalah menghasilkan informasi yang digunakan manajer untuk menjalankan operasi perusahaan. Akuntansi juga memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahui kinerja ekonomi dan kondisi perusahaan. Dalam penelitian kali ini, peneliti tertarik untuk menganalisa kondisi dan perilaku akuntansi dari rumah tangga para pensiunan TNI yang mana para pensiunan ini sudah tidak melakukan kegiatan usaha lain dalam arti tidak mendapatkan tambahan penghasilanpendapatan lain lagi selain uang pensiunnya pasif. Karena ini menjadi masalah besar jika penghasilan terbatas, dengan usia yang rata-rata kurang produktif lagi itu menyesuaikan arus kebutuhan dan tujuan hidup terus saja meningkat. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penelitian ini diberi judul “Implementasi Manajemen Keuangan Rumah Tangga 4 Keluarga Pensiunan TNI-AL di Komplek TNI-AL Tebel Gedangan Sidoarjo”

1.2. Fokus Penelitian