Perencanaan Keuangan jangka panjang maupun pendek

56 Dalam hal ini bisa disimpulkan dari pertanyaan butir 4.3.1 dan butir 4.3.2 bahwa keluarga pensiunan TNI AL sudah memahami manajemen keuangan rumah tangga. yang dapat diambil dari beberapa pernyataan tentang pengertian anggaran, para informan mengaku paham meskipun dengan artian yang sempit, sederhana dan dari sudut pandang mereka.

4.3.3. Perencanaan Keuangan jangka panjang maupun pendek

Dengan dana pensiun berkisar 1-2 juta rupiah perbulan, keluarga pensiunan menyatakan tidak mempunyai perencanaan keuangan dalam hal perencanaan jangka panjang maupun jangka pendek., mengingat dana pensiun yang diterima terbatas. Wawancara berikut terkait dengan pertanyaan apakah keluarga informan memiliki perencanaan jangka pendek dan jangka panjang. Hasil wawancara dengan informan kunci yaitu Bapak Tedjo“...sementara ini kebutuhan itu belum ada...”. Kemudian untuk lebih jelasnya peneliti mewawancarai istri beliau, berikut pemaparan dari Ibu Tedjo, “..ooo itu gak mas,..saya itu gak selalu begitu. Saya gak punya rencana yang muluk-muluk gitu mas,..saya hanya mengelola kebutuhan rumah tangga saja.. kita gak ngoyo mas, kan kita pensiunan..”. Berdasarkan wawancara diatas berarti dalam keluarga Bapak Tedjo tidak memiliki perencanaan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang, karena beliau merasa keberatan dengan hanya pemasukan dari uang pensiunan saja. Wawancara berikut pada informan lain yaitu Bapak Sukmin“...kepingin dari dulu onok...tapi karena merasa tidak mungkin..yo di empet.. putus tengah jalan..”. Bapak Sukmin sebenarnya mempunyai rencana keuangan namun dirasa 57 sangatlah tidak mungkin jika dengan hanya bergantun pada uang pensiunannya saja. Hal ini dibenarkan oleh Ibu Sukmin, berikut pernyataannya: “..kalo saya seh punya keinginan jangka panjang..tapi cuma keinginan aja..gak tercapai..karena pendapatannya cuma segitu aja..” Kemudian pernyataan dari Bapak Hadi masih dengan pertanyaan yang sama mengenai perencanaan keuangan jangka panjang atau jangka pendek Berikut pemaparannya:“..dalam hati itu ada..tapi karena penghasilannya itu pas-pasan bahkan kurang , jadi ya gak bisa..” Begitu juga pernyataan dari Ibu Hadi tentang hal ini“...saya kira ...kalo jangka panjang itu tidak mencukupi ..kepingin sih kepingin.., tapi tidak terjangkau..kecuali hutang di bank. Kalo jangka pendek kan ya..seperti biasa yang rutin .” Wawancara berikut dengan keluarga Bapak Rochani mengenai perencanaan keuangan dalam rumah tangganya.Berikut pemaparannya:“....ya apa adanya.. Ya per bulan itu aja sudah... apa adanya...” begitu juga disampaikan oleh ibu rochani “...namanya yo pingin..yo lihat keuangane sek.”. Berdasarkan paparan diatas, bahwa di dalam keluarga Bapak Rochani tidak memprioritaskan rencana keuangan jangka panjang atau pendek, keluarga tersebut hanya cukup melakukan rutinitas keuangan apa adanya. Sesuai dengan urusan dan bidangnya masing-masing. Sedangkan pengakuan Bapak Harjono, mengenai perencanaan keuangan dalam rumah tangganya beliau mengaku “...gak ada.. Berdasarkan hasil informasi dari kunci informan dan informan lainnya ditemukan bukti bahwa keluarga pensiunan tersebut tidak membuat perencanaan 58 keuangan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang mengingat sumber dana yang terbatas.

4.3.4. Pihak yang dilibatkan dalam perencanaan keuangan rumah tangga