Akuntansi Penerapan Manajemen Keuangan rumah tangga

69 sama halnya dengan Ibu Hadi yang menjawab”mami...haha mamii”. Dan kemudian pertanyaan tersebut sudah mendapatkan jawaban kesimpulan dengan ditambahnya pernyataan dari Ibu Rochani,”.sing ngatur yo ibu..dari bapak , terus dikekno ibu..”.Namun berbeda dengan informasi dari pernyataan Bapak Harjono” Yaa.. bukan Cuma saya.. tapi ibu..juga anak..jadi biar Terbuka... semuanya”. Berarti di keluarga Bapak Harjono lah dari informan kunci di atas yang melakukan demokrasi dalam pengelolaan keuangan didalam rumah tangganya. Berdasarkan hasil wawancara tersebut jelas terbukti bahwa pengelola keuangan rumah tangga keluarga pensuin TNI AL lebih dominan dipegang oleh kaum ibu. Hal ini mendukung penelitian Komori 1998 dan Robins, 1983 dalam Komori, 1998.

4.4.3. Akuntansi

Akuntansi dalam pengertian sederhana adalah setiap kegiatan catat- mencatat semua transaksi penerimaan, pengeluaran,dan pencatatan sisa uang dalam periode tertentu, misal: harian, bulanan, ataupun tahunan. Dengan pencatatan yang rutin setiap terjadi transaksi penerimaan, pengeluaran dan sisa uang dalam rumah tangga keluarga, maka dapat mengetahui dengan cepat dan akurat tentang lalu-lintas keuangan rumah tangga tersebut. Moeljadi, 2010 Secara sederhana menurut Warren, et, al 2006:10, bahwa akuntansi menghasilkan informasi yang digunakan manajer untuk menjalankan operasi perusahaan. Akuntansi juga memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahui kinerja ekonomi dan kondisi perusahaan. 70 Namun dalam penelitian kali ini, peneliti ingin mencari makna akuntansi dari ruang lingkup rumah tangga, pada khususnya rumah tangga pensiunan TNI-AL yang notabene para keluarga tersebut dituntut untuk dapat menjalankan roda keuangannya dengan pendapatan terbatas. Dalam hal ini akuntansi yang diharapkan dan terjadi bukanlah sebuah akuntansi perusahaan yang bertujuan profit oriented, namun sangatlah penting bagi peneliti mengetahui cara perilaku dan praktek akuntansi keluarga tersebut. Pencatatan keluar masuk keuangan rumah tangga Dalam hal pencatatan, semua informan menyatakan melakukannya. Meskipun sebatas pencatatn yang sederhana atas pembelanjaan dananya pada periode berjalan saja. Untuk bukti, peneliti mendapatkan bukti pencatatan pembelanjaan setiap rumah tangga keluarga pensiunan, namun sebaliknya berbeda dengan keluarga dari Bapak Rochani yang memang tidak pernah mencatat semua pengeluaran dan pemasukan keuangan rumah tangganya, pertanyaan tersebut di jawab oleh ibu Rochani ”gak pernah nyatet aku...terus terang ae gak pernah nyatet ..”. Sedangakan informan lain mengaku telah melakukan pencatatan, baik pembelanjaan rutin maupun yang insidentil. Seperti yang dipaparkan oleh Bapak Harjono,”..Kalo pencatatan ?..pencatatan itu dilakukan.. contohnya begini, sekarang penghasilan saya sekian, saya kasihkan ibu.. ibu juga begitu menerima dari hasil saya ..ya kemudian buat keperluan, ya di catat.. ” kemudian juga beliau menjawab pertanyaan sehubungan dengan parnyataan sebelumnya yaitu siapa yang biasa mencatat, beliau menjawab: ”Dicatat sendiri sendiri, pribadi 71 pribadi.., trus saya juga begitu, bu saya menyisihkan uang ini untuk keperluan ini.. sehingga transparan, dan duit ketlisut ato ilang..jadi tahu semua larinya...” ibu juga begitu..,,”. Memang dari segi pengamatan peneliti dan dari segi bukti yang di dapat oleh peneliti , keluarga Bapak Harjono berkesan sangat ”sistematis dan demokratis” dalam pengelolaan keuangan keluarganya. Sementara keluarga yang lain mencatat pembelanjaan hanya dalam konteks seperlunya dan untuk mencari tahu pengeluaran selama ini jika dirasa pada bulan atau periode tersebut terdapat kejanggalan dan lain-lain. Dari uraian pemaparan dan pernyataan di atas menunjukkan bahwa para pensiunan ini sebenarnya telah melakukan manajemen keuangan rumah tangga sebaik-baiknya, baik dalam pembuatan anggaran, perbendaharaan maupun akuntansinya sesuai dengan kemampuan mereka serta apa adanya meskipun pemahaman tentang manajemen keuangan rumah tangga menurutnya sangat sederhana. Dan mengingat hanya dengan pendapatan yang berasal dari satu pos saja yaitu dana pensiunnya, mereka berusaha mengelola keuangan mereka seefektif mungkin. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Widyasari 2009 dengan mengambil topik Pengelolaan dan Perencanaan Keuangan Keluarga pada Ibu Rumah Tangga di Kawasan Siwalankerto Surabaya. Hasilnya menyatakan bahwa penerapan pencatatan keuangan yang sistematis dan lengkap, dapat membantu bahkan memberikan informasi yang signifikan tentang harta kekayaan maupun informasi lainnya yang berhubungan dengan keuangan keluarga sehingga dapat 72 lebih mengerti oleh anggota keluarga lainnya. Agar dapat lebih baik lagi dalam mengambil keputusan yang penting dalam keuangan keluarga. Demikian juga seperti dikutip dari Moris 1990 dalam Walker dan Llewellyn 2000 menyatakan bahwa Rumah tangga telah menjadi “ledakan” aktifitas riset di dalam ilmu-ilmu sosial selama 25 tahun. Pengenalan arti rumah untuk pemahaman lebih besar dan struktur ekonomi sosial mempunyai hubungan terhadap sebagaian besar masyarakat sarana akuntansi. Hal ini mengejutkan, dimana akuntansi mempunyai peran yang sangat besar terhadap pencatatan keuangan keluarga atau rumah tangga, selain itu akuntansi juga telah lama menentukan corak dari praktek akuntansi dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan paparan tersebut diatas terbukti bahwa hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya bahwa dalam rumah tangga keluarga pensiunan tersebut telah memahami dan menerapkan manajemen keuangan rumah tangga, baik dalam pembuatan anggaran, perbendaharaan dan akuntansi dengan konsep sederhana, hal ini bertujuan untuk menjaga agar cash flow keuangan rumah tangga tetap terjaga. Hasil penelitian ini juga menemukan bukti bahwa peran ibu rumah tangga lebih dominan khususnya pada pengelola keuangan, baik berperan sebagai bendahara keuangan keluarga maupun sebagai akuntingnya sedangkan peran suami sebagai penyedia dana. Hal ini sesuai dengan yang dikutip dari hasil penelitian Komori 1998 yang menyatakan bahwa perempuan berlatih mengendalikan berbagai hal keuangan, dan mereka sering juga disebut sebagai menteri keuangan rumah tangga oleh para suaminya. Iwao,1993 dalam 73 Komori,1998. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa kaum istri lah yang biasanya bertugas mengatur lalu-lintas keuangan rumah tangga mereka sendiri, sementara suami telah melakukan tugas sebagai pencari penghasilan. Sebagai contoh, lebih dari 90 wanita jepang mengendalikan keuangan dalam rumah tangga Robins, 1983 dalam komori, 1998.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dengan berakhirnya penelitian ini, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan dan gambaran yang jelas mengenai seberapa jauh pemahaman manajemen keuangan rumah tangga dan anggaran serta cara yang di gunakan para pensiunan dalam mengelola keuangan, khususnya pensiunan TNI–AL dalam upaya perbaikan dan kewajaran sebuah perjalanan keuangannya untuk dapat seefektif dan seefisien mungkin secara berkesinambungan, antara lain 1. Pemahaman setiap rumah tangga keluarga pensiunan terhadap pengertian sebuah manajemen keuangan rumah tangga cukup sederhana, dan sempit namun sudah mencerminkan bahwa sudah ada pengetahuan dan penerapannya, meskipun dalam cara-cara yang mereka pahami sendiri-sendiri. 2. Perencanaan keuangan dalam kaitannya dengan perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang tidak tampak pada dan rata-rata tidak memilikinya. Ini dikarenakan mengingat sebuah pemasukan hanya dari gaji pensiun yang tidak terlalu banyak dan berkesan pas-pasan. Sehingga pergerakan lalu lintas pengeluaran dan pembiayaan diusahakan harus seketat mungkin. 74