-
Setelah semua data mengenai kebutuhan, kekuatan, kelemahan, serta kemampuan anak autis terkumpul. Maka langkah selanjutnya adalah
melakukan pengadminitrasian. Sebagaimana yang telah diungkapkan sebelumnya, pengadministrasian merupakan bagian dari tindak lanjut
dalam pelaksanaan asesmen untuk layanan pendidikan anak autis. Komponen yang termuat dalam pengadministrasian adalah profil anak
autis, rancangan program layanan pendidikan, serta Program Pembelajaran Individual. Hal tersebut diperlukan untuk memudahkan bagi guru yang
bersangkutan khususnya dalam pemberian program pembelajaran pada anak autis sesuai dengan kekuatan serta kemampuan anak autis yang telah
dipaparkan dalam pengadministrasian hasil asesmen.
7. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Pelaksanaan Asesmen
Data yang diperoleh melalui asesmen harus komprehensif dan akurat untuk menentukan kebutuhan anak yang sesuai. Oleh karena itu,
terdapat hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan asesmen sebagai berikut NJCLD dalam Mumpuniarti, 2014: 6.
a. Menggunakan pengukuran dengan versi terbaru untuk setiap asesmen yang terstandar.
b. Menggunakan berbagai pengukuran, termasuk asesmen terstandar dan non terstandar dari berbagi sumber data lain, antara lain:
1 sejarah kasus berdasarkan wawancara dengan orangtua, guru, anak jika diperlukan dan ahli lain yang terkait;
2 informasi dan evaluasi yang diberikan orangtua;
.
3 observasi langsung laporan anekdot atau data misal: rekaman frekuensi dalam berbagai setting lingkungan dan lebih dari satu
kejadian; 4 test terstandar yang valid dan reliabel secara budaya, bahasa,
perkembangan dan kesesuaian usia; 5 kurikulum berbasis asesmen, analisis pola kesalahan dalam
mengerjakan tugas, portofolio, pengajaran diagnostik dan berbagai pendekatan yang tidak terstandar; dan
6 monitoring kemajuan yang diulang selama pembelajaran c. Menguji
tingkatan kemampuan
motor, sensori,
kognisi, komunikasi, dan perilaku, hambatan persepsi, memori, atensi,
urutan, koordinasi
motorik dan
perencanaan motorik,
pengorganisasian ide serta pemberian alasan. d. Mengikuti
prosedur pengukuran
dan pengadministrasian,
penskoran serta pelaporan untuk pengukuran yang terstandar. e. Memadukan hasil dari pengukuran terstandar dengan pengumpulan
data secara informal. f.
Mendiskusikan informasi
yang sudah
terkumpul yang
mendeskripsikan kemampuan anak saat ini dalam hal akademik dan keterampilan fungsional serta menginformasikan keputusan
tentang identifikasi, layanan yang diperlukan serta rencana pembelajaran.
01
Beberapa poin penting yang telah dipaparkan di atas sebaiknya menjadi poin yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan asesmen untuk
layanan pendidikan anak autis. Hal tersebut diperlukan agar data yang dikumpulkan lebih akurat dan obyektif sesuai dengan keadaan anak autis.
Sehingga dapat menentukan program pendidikan yang sesuai dengan potensi yang dimiliki anak autis.
D. Kerangka Pikir
Seorang anak autis membutuhkan penanganan pelayanan
pendidikan yang tepat. Penanganan pendidikan yang tepat dapat diberikan kepada anak autis apabila sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang
dimilikinya. Kebutuhan dan potensi anak autis dapat diketahui melalui kegiatan asesmen.
Asesmen dalam pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus merupakan suatu
proses kegiatan mencari, mengumpulkan segala informasi yang berkaitan dengan anak autis baik terkait kemampuan,
kelebihan, maupun kelemahan. Hasil dari asesmen tersebut dijadikan sebagai landasan dalam membuat penempatan dan penyusunan program
pendidikan bagi anak autis. Pelaksanaan asesmen dimulai dari tahapan identifikasi awal
terhadap anak autis. Langkah selanjutnya adalah tahapan pengumpulan data mengenai segala kemampuan dan kebutuhan yang diperlukan oleh
anak autis. Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan metode sejarah kasus atau wawancara, observasi perilaku anak, rating scale, dan