bidang pendidikan. Istilah asesmen ini muncul untuk mendeskripsikan cara mengumpulkan informasi untuk membuat tujuan pendidikan Cohen
Spenciner, dalam Pierangelo Giuliani, 2009. Kegiatan asesmen dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam
menentukan layanan pendidikan khusus yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Menurut McLoughlin 2003 dalam Haryanto 2012: 17 asesmen
dalam pendidikan anak berkebutuhan khusus atau pendidikan khusus merupakan suatu proses sistematik dengan menggunakan instrumen yang
relevan untuk mengetahui perilaku belajar anak dalam tujuan penempatan dan pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas apabila dikaitkan dengan kajian tentang autis dapat disimpulkan bahwa asesmen anak autis
merupakan suatu proses kegiatan menemukenali anak autis dengan cara mengumpulkan berbagai informasi yang akurat tentang kekuatan,
kesulitan serta kelemahan anak dalam bidang tertentu yang akan digunakan sebagai landasan dalam membuat penempatan dan penyusunan
program pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan atau layanan bantuan yang diperlukan oleh anak autis.
2. Tujuan Asesmen Anak Autis
Secara umum tujuan asesmen adalah untuk menghimpun informasi akurat dan lengkap terkait kondisi anak dalam rangka untuk menyusun
program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan khusus anak. Menurut National Information Center For Children and Youths with
Disabilities dalam Pierangelo Giuliani 2013: 6 asesmen memainkan peranan yang sangat penting dalam penentuan enam keputusan penting.
Enam keputusan penting tersebut adalah sebagai berikut. a Keputusan evaluasi: informasi yang dikumpulkan dalam proses
asesmen dapat memberikan informasi yang rinci mengenai kemajuan yang dimiliki siswa.
b Keputusan diagnosis: informasi yang dikumpulkan dalam proses asesmen dapat memberikan informasi rinci mengenai spesifikasi
hambatan atau kecacatan yang dimiliki siswa. c Keputusan kelayakan: informasi yang dikumpulkan dalam proses
asesmen dapat memberikan informasi rinci mengenai apakah anak memenuhi syarat untuk layanan pendidikan khusus.
d Keputusan pengembangan IEP: informasi yang dikumpulkan dalam proses asesmen dapat memberikan informasi rinci sehingga
program pembelajaran individu IEP dapat dikembangkan. e Keputusan penempatan pendidikan: informasi yang dikumpulkan
dalam proses asesmen dapat memberikan informasi rinci sehingga dapat membuat keputusan yang tepat akan penempatan pendidikan
anak. f Keputusan perencanaan instruksional: informasi yang dikumpulkan
dalam proses asesmen penting dalam perencanaan instruksional yang tepat untuk kebutuhan khusus anak akan kemampuan sosial,
akademik, fisik serta manajemen.
Kegiatan asesmen
dimaksudkan untuk
mengidentifikasi karakteristik anak, menentukan penempatan anak dalam suatu sistem
layanan bantuan, mengevaluasi kemajuan anak, dan memprediksi kebutuhan akademik dan non akademik anak Hoy Gregg, 1993 dalam
Yosfan Azwandi, 2005: 58. Adapun tujuan asesmen anak autis adalah untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan Yosfan Azwandi,
2005: 58: a penjelasan mengenai karakteristik anak autis;
b penempatan anak autis dalam satu program layanan bantuan; c mengevaluasi kemajuan anak yang sedang mengikuti satu
program layanan bantuan; dan d memprediksi kebutuhan khusus anak autis baik akademik
maupun non-akademik. Asesmen anak autis diperlukan untuk mengungkap gejala-gejala
berdasarkan karakteristik yang muncul sehingga diketahui kekuatan, kelemahan, kesulitan dan potensi yang dimiliki anak untuk diberikan
layanan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak. Asesmen juga menjadi acuan untuk melakukan evaluasi apakah program yang diberikan
dapat menunjukkan kemajuan yang berarti pada seorang anak. Maka proses asesmen ini tidak hanya terhenti pada pemberian program yang
sesuai untuk anak akan tetapi proses yang terus menerus untuk dapat membantu seorang anak berhasil mencapai tujuan pendidikan.
3. Tahapan dalam Pelaksanaan Asesmen Anak Autis