neurobiologis, yang mempengaruhi kemampuan otaknya untuk dapat menerima dan menafsirkan berbagai informasi. Gangguan tersebut
nampak pada beberapa hambatan, yakni hambatan dalam berinteraksi dengan orang lain, hambatan dalam berkomunikasi, serta mempunyai pola
perilaku yang repetitif dan stereotip.
2. Karakteristik Anak Autis
Apabila dilihat dari penampilan luar secara fisik, anak autis tidak jauh berbeda dengan anak-anak lain pada umumnya. Perbedaan anak autis
dengan anak pada umumnya dapat dilihat apabila mereka melakukan aktivitas bermain, berkomunikasi, dan sebagainya Yosfan Azwandi, 2005:
26. Anak autis mempunyai kelemahan dalam interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku yang kurang wajar perilaku yang berulang dan stereotip. Di
samping itu mereka juga mengalami kelemahan di bidang kognitif dan sebagian mempunyai persepsi sensorik yang tidak biasa Hallahan,
Kauffman, Pullen, 2009: 433. Hal serupa juga dikemukakan oleh American Psychiatric Association
APA, yang
menekankan tiga karakteristik utama pada anak autis yaitu kesulitan dalam interaksi sosial,
komunikasi dan perilaku yang disebut dengan ‘triad of impairment’ Wing Gould dalam Poon, 2009: 5. Tiga karakteristik utama tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut. a. Kesulitan dalam interaksi sosial
Banyak anak autis mengalami kesulitan menggunakan bahasa tubuh seperti kontak mata, ekspresi muka postur atau gestur tubuh
dalam berinteraksi dengan orang lain. Anak autis juga mengalami kesulitan untuk mengembangkan hubungan pertemanan. Sebagian
anak autis mungkin kurang tertarik dan menghindari teman sesamanya. Sedangkan sebagian yang lain memiliki ketertarikan
terhadap yang lain namun kurang inisiatif untuk mendekati mereka. b. Kesulitan dalam komunikasi timbal balik
Satu karakteritik umum anak autis adalah keterlambatan dalam perkembangan bahasa. Karakteristik umum lainnya adalah anak autis
memiliki masalah dalam memulai, mempertahankan, memperbaiki, danatau mengakhiri percakapan. Selain itu kemampuan bahasa yang
dimiliki anak autis nampak tidak wajar. c. Perilaku yang repetitif, aktivitas, dan ketertarikan.
Selain dari kesulitan dalam interaksi sosial dan komunikasi, anak autis juga dapat diketahui dari pola perilaku, aktivitas, dan
ketertarikan. Sebagian anak autis memiliki ketertarikan seperti ketertarikan pada mangkuk toilet atau tanggal kelahiran. Sedangkan
yang lainnya memiliki ketertarikan terhadap suatu hal yang tidak biasa. Gejala lain pada anak autis adalah terpaku pada rutinitas
keseharian, gerakan tubuh yang repetitif, seperti mengayun-ayunkan tubuh, hand-flapping, dan berputar-putar.
Selain tiga karakteristik utama sebagaimana yang telah dinyatakan di atas, Jamila Muhammad 2008: 105-108 menambahkan aspek
karakteristik yang dimiliki anak autis yaitu gangguan emosi, pola bermain, dan emosi. Ketiga karakteristik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Gangguan indera Anak autis juga memiliki masalah pada aspek gangguan indera,
seperti: 1 sensitif terhadap sentuhan; 2 tidak senang dipegang atau dipeluk; 3 sensitif terhadap bunyi keras; 4 senang mencium dan
menjilat mainan atau benda-benda lain; dan 5 kurang sensitif pada rasa sakit dan kurang memiliki rasa takut.
b. Pola bermain Anak autis memiliki karakteristik pola bermain yang berbeda
dibandingkan anak pada umumnya, seperti: 1 tidak senang bermain sebagaimana anak-anak seusianya; 2 tidak senang bermain dengan
rekan seusianya; 3 tidak bermain mengikuti pola biasa dan senang memutar-mutar atau melempar dan menangkap kembali mainan atau
apa saja yang dipegangnya; 4 menyukai objek yang berputar-putar seperti kipas angin, roda mobil mainan; dan 5 apabila anak autis
menyukai suatu benda, akan terus dipegangnya dan dibawa kemana saja.
d. Emosi Anak autis memiliki gangguan pada aspek emosi, seperti: 1
sering marah, tertawa, dan menangis tanpa sebab; 2 mengamuk tanpa terkontrol apabila tidak dipenuhi kemauan atau dilarang melakukan
sesuatu yang diinginkannya; 3 merusak apa saja yang ada
disekitarnya jika emosinya terganggu; 4 terkadang senang menyakiti diri sendiri; dan 5 tidak mempunyai rasa simpati serta tidak
memahami perasaan orang lain. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anak autis
mempunyai karakteristik yang dapat membedakan dengan anak pada umumnya. Karakteristik anak autis tersebut dapat digolongkan menjadi
enam aspek yaitu interaksi sosial, komunikasi, tingkah laku, gangguan indera, pola bermain, dan emosi. Masing-masing dari karakteristik tersebut
mempunyai gejalanya sendiri. Karakteristik anak autis tersebut perlu untuk diketahui dan dipahami agar mempermudah dalam pemberian pelayanan
yang sesuai dengan mereka.
B. Kajian tentang Layanan Pendidikan Anak Autis