Analisis Peninjauan Kembali berkaitkan dengan Teori Analisis Peninjauan Kembali berkaitkan dengan Teori

97 arguman bahwa setiap hukum dalam suatu negara haruslah berasal dari suatu hukum dasar Grundnorm yaitu konstitusi. 53 Sehingga dalam suatu aturan dapat melahirkan yakni keadilan, finalitas, dan kepastian. Aspek keadilan menujuk pada “kesamaan hak didepan hukum”. Aspek finalitas, menujuk pada tujuan keadilan, yaitu memajukan kebaikan dalam hidup manusia. Apek ini menentukan isi hukum. Sedangkan kepastian menujuk pada jaminan bahwa hukum yang berisi keadilan dan norma-norma yang memajukan kebaikan, benar-benar berfungsi sebagai peraturan yang ditaati.

1. Analisis Peninjauan Kembali berkaitkan dengan Teori

Keadilan Bermartabat. Hukum yang dapat memberikan rasa adil yang bermartabat demi mencapai keadilan yang dapat memanusiakan manusia merupakan tujuan hukum. Dalam peninjauan kembali dalam Pasal 268 ayat 3 pembatasan terhadap upaya peninjauan kembali hanya bisa di lakukan satu kali sangat tidak relevan dengan tujuan hukum dalam teori keadilan bermartabat yang menggali hukum dari jiwa bangsa yaitu Pancasila demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pembatasan terhadap upaya peninjauan kembali yang menyinggung tetantang penundaan eksekusi, dan tidak ada kepastian hukum apabila melakukan peninjauan kembali lebih dari sekali, argument yang disebutkan dia atas merupakan alasan hukum yang 53 Ibid.,138 98 tidak mendasar dan tidak berpihak terhadap keadilan yaitu tujuan hukum. Hal ini berlandaskan bahwa keadilan pasti akan melahirkan kepastian hukum sedang kepastian hukum belum tentu dapat melahirkan keadilan, karena dalam proses pemeriksaan pidana yang harus di perhatikan adalah pembuktian materiilnya. Maka dari itu analisis terhadap pembatasan peninjauan kembali berkaitan dengan teori keadilan bermartabat yang berdasarkan tentang Volksgeist sangat mencederai hukum yang hidup dan menjadi jiwa bangsa untuk mendapatkan keadilan

2. Analisis Peninjauan Kembali berkaitkan dengan Teori

Hans Kelsen Grundnorm Sesuai dengan teori norma dasar Grundnorm, maka setiap hukum dalam suatu negara haruslah berasal dari suatu hukum dasar yaitu konstitusi. Karena untuk mengukur konsistensinya dengan hukum dasar. Selain itu teori ini di kenal dengan istilah teori piramida berbalik. Maka dari itu konstitusi merupakan norma yang berada di segitiga yang diatas. Berkaitan dengan fakta isu hukum Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 Tentang KUHAP Pasal 268 ayat 3 secara hirarki berada di bawah konstitusi yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Hal ini mendasari bahwa aturan hukum di bawah dari Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 tidak boleh bertentangan, baik itu UU, Perpu, dan peraturan lainya. Maka dari pengaturan dalam 99 pembatasan terhadap peninjaun kembali bertentangan dengan Ketentuan Pasal 28 A, Pasal 28 D ayat 1, Pasal 28I UUD 1945.

3. Analisis Peninjauan Kembali berkaitkan dengan

Dokumen yang terkait

Peninjauan Kembali Dalam Perkara Pidana (Perspektif Mahkamah Konstitusi, Mahkamah Agung dan Sistem Hukum Islam)

0 12 0

SKRIPSI PENGARUH PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 34/PUUXI/ 2013 TENTANG PENINJAUAN KEMBALI YANG DAPAT DILAKUKAN LEBIH DARI SATU KALI TERHADAP VONIS PIDANA MATI.

0 2 11

PENDAHULUAN PENGARUH PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 34/PUUXI/ 2013 TENTANG PENINJAUAN KEMBALI YANG DAPAT DILAKUKAN LEBIH DARI SATU KALI TERHADAP VONIS PIDANA MATI.

0 2 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Hukum Putusan Mahkamah Konstitusi No.34/PUU-XI/2013 tentang Peninjauan Kembali Lebih dari Satu Kali T1 312011018 BAB I

0 0 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Hukum Putusan Mahkamah Konstitusi No.34/PUU-XI/2013 tentang Peninjauan Kembali Lebih dari Satu Kali

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Inkonsistensi Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia: studi terhadap putusan-putusan Mahkamah Konstitusi T1 312012002 BAB I

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Inkonsistensi Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia: studi terhadap putusan-putusan Mahkamah Konstitusi T1 312012002 BAB II

0 6 34

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Inkonsistensi Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia: studi terhadap putusan-putusan Mahkamah Konstitusi T1 312012002 BAB IV

0 0 4

UPAYA HUKUM PENINJAUAN KEMBALI PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO. 34/PUU-XI/2013 DALAM RANGKA MEWUJUDKAN KEADILAN DAN KEPASTIAN HUKUM.

0 2 100

PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI (MK) NO, 34/PUU-XI/ 2013 TENTANG KEBOLEHAN PENINJAUAN KEMBALI (PK) PERSPEKTIF SIYASAH DUSTURIYAH - Raden Intan Repository

0 0 63